Berdasarkan survei terbaru nan dilakukan oleh Kementerian Kesehatan Indonesia, tercatat peningkatan signifikan dalam jumlah orang Indonesia nan memilih berobat di luar negeri selama dua tahun terakhir. Menurut info survei nan dilakukan pada tahun 2024, terdapat peningkatan nyaris dua kali lipat dalam jumlah pasien nan melakukan perjalanan ke luar negeri untuk mencari perawatan medis dibandingkan dengan info pada tahun 2022.

 

Fenomena ini tentunya menjadi perhatian serius dalam bumi Kesehatan dan menimbulkan pertanyaan tentang argumen di kembali keputusan masyarakat lebih memilih berobat ke luar negeri dibanding di dalam negeri. Beberapa argumen utama di kembali tren ini adalah akses terhadap teknologi medis dan skill ahli nan mungkin belum tersedia secara luas di Indonesia, dan kurangnya kepercayaan terhadap kualitas pelayanan kesehatan di dalam negeri.

 

Meskipun Indonesia mempunyai banyak akomodasi kesehatan nan berkualitas, namun pada kenyataannya tetap banyak masyarakat nan merasa lebih percaya dengan standar perawatan medis di luar negeri. Bagaimana mengatasinya?

 

Penyebab Meningkatnya Orang Indonesia Berobat ke Luar Negeri

Seiring meningkatnya usia angan hidup, maka penyakit kronis pun tidak dapat dihindari. Sebagai negara berkembang dengan masyarakat lebih dari 270 juta, Indonesia mempunyai beban pelayanan kesehatan nan sangat tinggi.

 

Seiring dengan beragam tantangan baru dalam kesehatan global, semakin banyak ditemukan penyakit-penyakit kronis seperti diabetes, penyakit jantung, hipertensi, kandas ginjal, kanker, dan penyakit kronis alias tidak menular lainnya.  Setelah era pandemi, penyakit-penyakit diatas semakin marak bermunculan di tengah masyarakat. Meskipun bukan tergolong penyakit baru, tapi dengan berjalannya waktu, penyakit-penyakit tersebut berkembang menjadi beragam jenis dengan tambahan gejala/ keluhan bagi penderitanya.

 

Fenomena ini semakin meningkatkan kebutuhan masyarakat bakal akomodasi kesehatan komplit dengan tenaga medis handal, nan dapat memenuhi seluruh kebutuhan dalam perihal tatalaksana penyakit nan diderita, sehingga meningkatkan nomor dan angan bakal kesembuhan. Padahal, tidak semua rumah sakit di Indonesia menyediakan akomodasi pelayanan kesehatan nan canggih dan lengkap, apalagi tenaga master juga tetap sangat kurang, terutama master spesialis. 

 

Menurut info terbaru dari Badan Pusat Statistik (BPS), nomor kesakitan di Indonesia mencapai 15,38% pada tahun 2019. Meskipun terjadi penurunan menjadi 13,04% pada 2021, nomor tersebut tetap signifikan dan pada kenyataannya pelayanan kesehatan nan merata dan berbobot tetap belum sepenuhnya tercapai di seluruh negeri.

 

Apa akibatnya? Banyak pasien nan kemudian berobat ke luar negeri. Beberapa contoh penyakit kronis nan kemudian membawa pasien terbang ke luar negeri untuk beribat antara lain penyumbatan pembuluh darah jantung lantaran adanya plak nan cukup keras sehingga memerlukan teknologi alias perangkat medis khusus. Kemudian penyakit autoimun nan disebabkan oleh beberapa faktor, nan salah satunya lantaran style hidup nan tidak sehat, serta beberapa penyakit lainnya seperti kanker, penyakit tulang dan sendi, penyakit saraf seperti stroke pada usia muda, nyeri tulang belakang, kelumpuhan mendadak, saraf terjepit,  hingga jangkitan gigi dan mulut!

 

Memperbaiki Fasilitas dan Pelayanan Kesehatan dalam negeri

Hal ini menunjukan perlunya upaya untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan di Indonesia, serta meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap sistem kesehatan lokal.

 

Menurut dr. Pitono Yap, selaku Direktur Bethsaida Hospital, “Alasan masyarakat lebih memilih untuk berobat keluar negeri tentunya beragam. Bisa jadi lantaran mempunyai pengalaman nan jelek saat menjalani pengobatan di dalam negeri, sehingga kehilangan kepercayaan. Atau lantaran nilai nan terlalu tinggi, tapi tidak dirasakan adanya perubahan kearah nan lebih baik. Dan bisa juga lantaran ada kebutuhan unik pada teknologi alias skill medis tertentu nan susah dijangkau di Indonesia. Oleh karena itu, peningkatan kualitas pelayanan dari beragam aspek seperti kenyamanan, teknologi dan skill tenaga medis di akomodasi kesehatan menjadi sangat penting.”

 

Dengan adanya kejadian ini, fasilitas-fasilitas Kesehatan di Indonesia semakin dituntut untuk mempunyai perangkat medis nan canggih, dengan fitur-fitur nan dapat mendiagnosa penyakit dengan lebih tepat dan akurat, sehingga dapat memudahkan penanganan tenaga medis dalam memberikan tahapan pengobatan kepada penderita, dan dapat membikin perawatan nan dilakukan lebih efisien dan efektif. Selain perangkat medis nan lengkap, akomodasi kesehatan juga sudah semestinya mempunyai sarana dan prasarana nan bersih, nyaman dan aman, mengingat perihal itu juga dapat mempercepat proses kesembuhan dan pengobatan.