Menyakitkan! Suami Sering Nonton Video Tak Senonoh Saat Aku Hamil Anak Kedua

Sedang Trending 2 minggu yang lalu

Jakarta -

#HaiBunda saya berumur nyaris 35 tahun dan memutuskan nggak pakai perangkat kontrasepsi. Aku nggak pernah membayangkan rupanya kehamilan datang saat anak pertama usia 2 tahun, nan terbilang hiperaktif.

Awal tahu hamil, saya senang banget meskipun banyak bisikan tetangga nan mencemooh. Usia kehamilan saya sekarang memasuki trimester 2. Semua melangkah baik-baik saja seperti pikiranku, hingga suatu malam ku dapatkan kebenaran menyakitkan.

Di handphone milikku, terlihat banyak history di salah satu situs video. Ponsel saya memang terhubung dengan email suamiku. Hatiku remuk rasanya saat memandang penelusuran video-video tak senonoh, nan 'terparkir' rapi di setiap tanggal.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Aku jadi bertanya-tanya, apakah saya istri nan kurang bisa memenuhi gairah suami? Sejak kapan, apakah dari awal pernikahan alias sejak saya hamil? Ribuan pertanyaan terlintas di pikiranku, hingga tanpa terasa sudah awal hari nyaris terbit fajar.

Jam rehat sampai terlewat lantaran saya menangis sepanjang malam. Sejak saat itu, saya jadi over thinking. Tak sedetik pun saya lepas dari pikiran negatif ke suami. Apalagi akhir-akhir ini, saya lihat berseliweran cerita sedih di media sosial.

Cerita keterpurukan para bumil nan suaminya selingkuh. Makin hari, saya semakin diselimuti rasa khawatir. Selalu penasaran dengan isi handphone suami, tapi saya nggak punya keberanian untuk mengungkapnya.

Padahal sebelumnya, saya nggak pernah seperti ini. Hampir tiap malam, saya nggak bisa tidur lantaran memikirkan kemungkinan terburuk nan terjadi dan apa solusinya. Semakin berpikir keras, hatiku semakin sakit.

Aku pun merasa, kenapa penampilan dan sikap suami berubah. Dia biasanya cuek, sekarang berubah drastis jadi peduli penampilan, shopping banyak baju, sepatu, parfum, dan skincare. Astaghfirullah! Aku sedih memandang semua perubahan suami.

Sampai saat ini, saya tetap belum bisa berpikir jernih. Seluruh pikiranku hanya tertuju pada perihal buruk. Sampai-sampai, saya lupa nan namanya kehamilan bahagia. Aku berharap, semoga masalah ini nggak berkepanjangan dan segera selesai.

-Bunda D, Blitar-

Mau berbagi cerita juga, Bun? Yuk cerita ke Bubun, kirimkan lewat email [email protected]. Cerita terbaik bakal mendapat bingkisan menarik dari HaiBunda.

(muf/muf)

Selengkapnya
Sumber HaiBunda
HaiBunda