Normalkah Setelah Pasang Kb Iud Keluar Darah Terus-menerus?

Sedang Trending 1 minggu yang lalu

Jakarta -

Pemasangan perangkat kontrasepsi IUD dapat menimbulkan pengaruh samping seperti pendarahan menstruasi nan tidak teratur. Ini dapat terjadi dalam beberapa bulan pertama. Namun, normalkah jika setelah pemasangan KB IUD itu keluar darah terus-menerus?

Alat kontrasepsi dalam rahim (IUD) ini dimasukkan melalui memek ke dalam rahim. Ada dua jenis IUD ialah tembaga dan pelepas hormon. IUD nan mensekresi hormon melepaskan hormon progestin sintetis, sedangkan pilihan tembaga mencegah sperma membuahi sel telur.

IUD tembaga dapat membikin pendarahan menjadi lebih berat dan menyakitkan. Sedangkan IUD pelepas hormon dapat membikin pendarahan lebih ringan dan terkadang menekan ovulasi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Keluar darah setelah pasang KB IUD

Dilansir laman Medical News Today, Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) sebenarnya sudah menyetujui IUD sebagai perangkat kontrasepsi nan aman, namun beberapa orang mungkin mengalami pengaruh samping nan mengganggu. 

Valinda Nwadike, Dokter Spesialis Kebidanan dan Ginekologi, mengatakan bahwa sebelum memasang IUD, master kudu memastikan bahwa perseorangan tersebut mengetahui potensi pengaruh samping dan risiko, termasuk pengaruh samping nan diketahui dari merek tertentu.

Berikut beberapa pengaruh samping IUD nan umum meliputi:

  1. Pendarahan tidak teratur selama beberapa bulan.
  2. Periode nan lebih ringan alias lebih pendek alias tidak ada periode sama sekali.
  3. Gejala sindrom pramenstruasi (PMS), nan meliputi sakit kepala, mual, nyeri payudara, dan noda kulit.

Sedangkan, pengaruh samping IUD nan jarang terjadi meliputi:

  1. Ekspulsi, ialah keluarnya perangkat dari rahim secara tidak sengaja. Jika IUD terlepas dari tempatnya, master kudu memasangnya kembali.
  2. Perforasi rahim, ialah IUD menusuk tembok rahim. Hal ini dapat menyebabkan pendarahan dahsyat dan mengakibatkan infeksi.
  3. Penyakit radang panggul (PID), nan mungkin terjadi jika prosedur pemasangan IUD memasukkan kuman ke dalam rahim.

Pendarahan setelah pasang IUD

Semua IUD hormonal dan nonhormonal berasosiasi dengan menstruasi tidak teratur dan bercak di antara periode menstruasi dalam 3-6 bulan pertama setelah pemasangan.

Bahkan sejumlah pengguna IUD hormonal mungkin mengalami pendarahan lebih banyak nan lama kelamaan bakal berkurang. Sementara pengguna IUD nonhormonal mungkin mengalami peningkatan aliran menstruasi dalam jangka panjang.

IUD tembaga sering menyebabkan pendarahan hebat. Hal ini juga dapat menyebabkan peningkatan kram dan sakit punggung selama periode bulanan pada beberapa orang. Efek samping ini bukanlah perihal nan asing alias perlu dikhawatirkan.

Dokter Spesialis Kebidanan dan Ginekolog Dr. Alyssa Dweck mengatakan bahwa berasas pengalamannya, nyeri pasca pemasangan IUD biasanya berjalan sekitar satu hari. Jika Bunda merasakan sakit parah alias pendarahan dahsyat (atau keduanya), hubungi dokter.

Dan Bunda juga kudu menghubungi master jika mengalami nyeri dan/atau demam nan semakin parah dalam beberapa hari setelah pemasangan. Meski jarang, perihal ini bisa mengindikasikan adanya peradangan pada rahim nan memerlukan perhatian dokter

“Pendarahan nan berbau busuk kudu diperiksa, lantaran itu bisa jadi semacam infeksi,” kata Dweck dilansir dari Business Insider. 

Pendarahan nan sangat banyak, nan bisa merendam alias membasahi satu alias dua pembalut setiap jam juga dianggap terlalu banyak dan kudu diperiksa.

Kabar baiknya menurut American College of Gynecologists and Obstetricians, komplikasi pemasangan IUD jarang terjadi. Namun jika cemas dengan indikasi pasca pemasangan, tidak ada salahnya menghubungi master untuk meminta bantuan.

Dalam sebuah studi tahun 2018, para peneliti mencatat bahwa pendarahan dahsyat dalam tahun pertama setelah implantasi merupakan penyebab utama penghentian penggunaan perangkat tersebut. Peneliti juga menemukan bahwa pendarahan menstruasi nan banyak sebelum pemasangan IUD membikin seseorang berisiko lebih tinggi berakhir dalam waktu satu tahun.

Menstruasi nan berat, juga disebut menorrhagia, mungkin disebabkan oleh perihal lain. Jika pendarahan dahsyat terjadi segera setelah pemasangan IUD, tanyakan kepada master tentang kemungkinan komplikasi, terutama jika komplikasinya terbuat dari tembaga.

Menorrhagia adalah pengaruh samping IUD nonhormonal nan terkenal. Mengobati pendarahan mungkin memerlukan pelepasan perangkat dari rahim dan memilih metode kontrasepsi lain.

Jika tidak diobati, pendarahan berlebihan dapat menyebabkan komplikasi seperti anemia defisiensi besi. Dengan kondisi ini, darah kesulitan membawa oksigen ke beragam jaringan di tubuh.

Bagaimana jika pendarahan berjalan terus menerus, normalkah? Sebenarnya pemasangan IUD dapat menyebabkan terjadinya pendarahan di luar haid. Tapi, jika itu terjadi terus menerus dalam jangka waktu nan lama sebaiknya Bunda memeriksakan diri ke master kandungan. Dokter nantinya bakal melakukan pemeriksan secara lengkap, misalnya saja pemeriksaan USG.

Apabila Bunda mempunyai IUD tembaga dan mengalami pendarahan dahsyat lebih dari beberapa bulan setelah pemasangan, Bunda mungkin perlu berkonsultasi dengan master apalagi jika itu mengganggu aktivitas sehari-hari alias membikin Bunda khawatir.

Bagi Bunda nan mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join organisasi HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(pri/pri)

Selengkapnya
Sumber HaiBunda
HaiBunda