Kaki Gatal-gatal Saat Hamil, Kenali Penyebab Dan Pengobatan Yang Aman Untuk Janin

Sedang Trending 1 minggu yang lalu

Jakarta -

Ketika hamil, tubuh Bunda mengalami sejumlah perubahan hormonal nan signifikan sehingga dapat memengaruhi beragam bagian tubuh termasuk kulit. Salah satu keluhan umum nan sering muncul selama kehamilan adalah rasa gatal pada kaki.

Fenomena ini bisa menjadi menjengkelkan dan mengganggu kenyamanan sehari-hari, membikin ibu mengandung mencari penjelasan dan solusi untuk mengatasi masalah ini.

Salah satu penyebab utama di kembali gatal-gatal pada kaki selama kehamilan adalah peningkatan aliran darah ke seluruh tubuh. Akibatnya, pembengkakan pada kaki dan perubahan sensitivitas kulit.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Kaki gatal-gatal saat hamil

Selain itu, perubahan hormonal juga dapat menyebabkan kulit menjadi lebih kering daripada biasanya, meningkatkan akibat iritasi dan rasa gatal. Terkadang, kehadiran ruam alias kondisi kulit tertentu seperti dermatitis kehamilan juga bisa menjadi penyebab gatal pada kaki.

Selama kehamilan, perubahan style hidup juga bisa memengaruhi kesehatan kulit, termasuk kaki. Misalnya, peningkatan berat badan dapat meningkatkan tekanan pada kaki, menyebabkan pembengkakan dan meningkatkan akibat rasa gatal.

Kurangnya asupan cairan nan cukup juga bisa membikin kulit menjadi kering dan rentan terhadap iritasi, hasilnya berakibat jelek dalam masalah gatal-gatal pada kaki.

Penggunaan detergen nan kuat alias bahan kimia nan mengiritasi kulit serta gesekan nan berlebihan dari busana juga pemicu dari masalah tersebut. Meski gatal-gatal pada kaki selama kehamilan umumnya tidak rawan dan dapat diatasi dengan tindakan sederhana, tetapi gatal-gatal pastinya sangat mengganggu aktivitas sehari-hari.

Penyebab kaki gatal saat hamil

Mengutip Healthline, penyebab kaki gatal saat mengandung dipicu oleh perubahan hormon selama kehamilan nan bisa membikin kulit menjadi lebih sensitif dan rentan terhadap iritasi. Hormon seperti estrogen dan progesteron mengalami lonjakan produksi, lampau mengubah tekstur dan kelembapan kulit serta mempengaruhi respons tubuh terhadap alergen dan iritan tertentu, Bunda

Ketika sistem kekebalan tubuh juga bergeser untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan bayi, reaksi tubuh terhadap lingkungan eksternal juga bisa berubah. Hasil dari perubahan hormon dan sistem kekebalan tubuh, beberapa kondisi kulit unik kehamilan bisa muncul, termasuk menyebabkan kaki gatal.

Salah satu contohnya adalah dermatitis kehamilan, perihal ini sering kali disebabkan oleh reaksi alergi terhadap bahan-bahan tertentu. Selain itu, kondisi nan dikenal sebagai PUPPP (Pruritic Urticarial Papules and Plaques of Pregnancy) juga bisa menyebabkan rasa gatal nan hebat, terutama di wilayah perut, paha, dan kaki.

Gejala gatal-gatal pada kaki saat hamil

Menilik Healthline gatal-gatal pada kaki saat mengandung ditandai dengan indikasi berikut. Simak selengkapnya, Bunda.

1. Sensitivitas saraf

Perubahan hormonal ketika mengandung membikin saraf menjadi lebih sensitif. Oleh karena itu, hal-hal nan tampaknya 'normal' sehari-hari seperti berkeringat, merasa hangat, memakai busana ketat, lecet, memakai sepatu nan salah alias hanya berebahan di tempat tidur menyebabkan kaki terasa gatal.

Walaupun terdengar remeh, sensasi ini bisa sangat mengganggu dan membikin Bunda merasa tidak nyaman sepanjang hari.

Sensitivitas saraf nan meningkat selama kehamilan dapat membikin kulit menjadi lebih rentan terhadap iritasi dan reaksi nan tidak biasa. Bahkan gesekan ringan dari busana alias dasar kaki nan tidak cocok dapat merangsang saraf-saraf ini dan menyebabkan rasa gatal nan tidak menyenangkan.

2. Peregangan

Tubuh mengalami sejumlah perubahan luar biasa selama kehamilan sebagai respons terhadap pertumbuhan bayi nan pesat di dalam rahim. Salah satu perubahan nan paling umum adalah peregangan kulit di area-area seperti perut, paha, pinggul dan payudara.

Peregangan ini disebut juga stretch mark alias striae gravidarum, perihal ini menjadi sumber rasa gatal nan tidak menyenangkan. 

Meski stretch mark umumnya terjadi di area-area tertentu seperti perut, paha dan payudara, tetapi juga berakibat di area kulit kaki. Hal ini lantaran kaki juga menanggung beban tambahan selama kehamilan dan ligamen di kaki mengalami peregangan nan menyebabkan iritasi dan sensasi gatal.

Faktor-faktor genetik, hormonal dan tingkat kenaikan berat badan juga dapat mempengaruhi rentan tubuh terhadap stretch mark dan sensasi gatal nan terkait. Walaupun tidak semua Ibu mengandung bakal mengalami stretch mark, banyak nan bakal mengalami perubahan pada kulit mereka selama kehamilan.

3. Psoriasis

Psoriasis adalah kondisi kulit kronis nan ditandai dengan munculnya plak merah dan bersisik, sehingga terasa gatal dan menyebabkan ketidaknyamanan.

Walaupun psoriasis tidak ada hubungannya dengan kehamilan itu sendiri, beberapa perubahan hormonal nan terjadi selama kehamilan dapat mempengaruhi indikasi psoriasis.

Sebagian besar perempuan mengalami perbaikan indikasi psoriasis selama kehamilan, beberapa juga melaporkan peningkatan gejala, termasuk sensasi gatal nan intens. Jika Bunda mengalami perihal tersebut, krusial untuk segera berkonsultasi dengan master dan pertimbangan lebih lanjut.

Selain perawatan medis, krusial juga untuk menjaga kebersihan dan kelembaban kulit selama kehamilan. Menggunakan pelembap alias krim nan direkomendasikan master dapat membantu menjaga kulit tetap sehat dan mengurangi ketidaknyamanan nan Bunda alami. 

4. Kolestasis

Kolestasis intrahepatik pada kehamilan adalah kondisi nan jarang nan terjadi ketika hati tidak dapat berfaedah sebagaimana mestinya, sehingga menyebabkan penumpukan empedu di tubuh. Hal ini menyebabkan sensasi gatal nan parah, terutama pada tangan dan kaki, nan sering kali memburuk pada malam hari dan dapat mengganggu tidur.

Kolestasis intrahepatik pada kehamilan biasanya muncul pada trimester ketiga kehamilan, meskipun beberapa perempuan dapat mengalami indikasi sebelumnya. Perubahan hormonal dan pencernaan selama kehamilan serta kemungkinan aspek genetik. Faktor-faktor tersebut dapat memainkan peran dalam perkembangan kondisi ini.

Penting untuk memperhatikan indikasi kolestasis intrahepatik pada kehamilan dan berkonsultasi dengan master jika Bunda mengalami sensasi gatal nan hebat, terutama pada tangan dan kaki. Dokter mungkin bakal melakukan tes darah untuk memeriksa kegunaan hati dan mendiagnosis kondisi tersebut.

Kolestasis intrahepatik pada kehamilan bisa rawan bagi bayi. Penumpukan empedu dalam tubuh dapat meningkatkan akibat komplikasi kehamilan seperti kelahiran prematur, darurat janin dan keguguran. Oleh karena itu, krusial untuk mengelola kondisi ini dengan serius dan mengikuti pengarahan master untuk perawatan nan tepat. 

Perawatan gatal-gatal pada kaki saat kehamilan

Melansir Very Well Family perawatan gatal-gatal pada kaki saat kehamilan dengan beberapa langkah sederhana nan dapat Bunda coba di rumah untuk meredakannya. Dokter bisa merekomendasikan pengobatan rumahan seperti berendam dengan air hangat alias dingin, menggunakan kompres dingin dan mengganti kaus kaki secara teratur.

Pastikan juga untuk menjaga kaki tetap lembap dengan menggunakan pelembap, lantaran kaki nan kering dapat memperparah rasa gatal. Bunda bisa memilih pelembap nan mengandung bahan antigatal seperti losion kalamin alias diphenhydramine.

Jika Bunda didiagnosis menderita kolestasis, perbaikan masalah nan mendasarinya bakal membantu mengurangi rasa gatal. Biasanya, master bakal meresepkan obat seperti masam ursodeoxycholic untuk mengobati kondisi tersebut.

Sambil menunggu pengaruh obatnya, Bunda juga dapat mengatasi rasa gatal dengan mandi air hangat, menggunakan pelembap, dan mengonsumsi antihistamin. Namun, krusial untuk selalu berkonsultasi dengan master sebelum menggunakan obat-obatan, termasuk obat bebas selama kehamilan.

Demikian ulasan tentang kaki gatal-gatal saat hamil. Semoga berfaedah ya, Bunda.

Bagi Bunda nan mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join organisasi HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(pri/pri)

Selengkapnya
Sumber HaiBunda
HaiBunda