Efek Samping Kafein Dalam Asi, Bisa Bikin Bayi Gelisah Usai Disusui

Sedang Trending 1 minggu yang lalu

Jakarta -

Menyertakan minuman berkafein di pagi dan sore hari memang kerap jadi kebiasaan banyak orang. Tetapi, apakah ini kondusif dilakukan saat menyusui ya, Bunda? Adakah pengaruh samping kafein dalam ASI nan bisa bikin bayi resah usai disusui?

Bagi pecinta kafein, rasanya susah untuk menghilangkan total keberadaan kafein setiap harinya ya, Bunda. Tetapi, mengonsumsi kafein juga kerap mendatangkan kegalauan tersendiri bagi ibu menyusui. Apalagi, katanya mengonsumsi kafein bisa sebabkan bayi resah usai disusui.

Bolehkah ibu menyusui minum minuman berkafein?

Dalam jumlah sedang, umumnya ibu menyusui kondusif untuk minum minuman berkafein lainnya saat menyusui. Secangkir kopi di pagi hari mungkin membantu seseorang mengatasi kurang tidur. Namun, banyak nan cemas mengenai pengaruh kafein pada bayi mereka. Tetapi, jika dikonsumsi dalam jumlah sedang, umumnya kafein kondusif bagi orang nan sedang menyusui, seperti dikutip dari laman Medical News Today.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Pada umumnya, mengonsumsi kafein sebelum menyusui kemungkinan besar tidak menimbulkan pengaruh jelek apa pun. Banyak orang diminta untuk membatasi alias apalagi menghilangkan kafein selama kehamilan lantaran akibat kafein melewati plasenta dan memengaruhi perkembangan janin. Namun, mini kemungkinan kafein memengaruhi bayi nan menyusu.

Risiko konsumsi kafein saat menyusui

Tubuh pada dasarnya memetabolisme sebagian besar kafein dalam kopi sebelum mencapai ASI alias sempat memengaruhi bayi. Menurut Dr. Thomas Hale dalam Medications and Mothers Milk, kafein adalah obat berisiko rendah dalam jumlah sedang. Hanya sekitar 1 persen kafein nan dikonsumsi seorang wanita masuk ke dalam ASI-nya, dan jumlah nan sangat mini ini tidak cukup untuk membahayakan sebagian besar bayi.

Orang tua menyusui nan mau mengambil pendekatan teraman kudu mempertimbangkan untuk membatasi asupan kafein hingga sekitar 300 miligram (mg) sehari, menurut the Centers for Disease Control and Prevention (CDC). Jumlah kafein ini setara dengan 2–3 cangkir kopi.

Bahkan konsumsi kafein lebih dari 300 mg kemungkinan besar tidak bakal membahayakan bayi. Namun, CDC mencatat bahwa konsumsi kafein berlebihan lebih dari 10 cangkir sehari dapat menimbulkan indikasi pada bayi, seperti rewel dan gelisah.

Kadar kafein dalam ASI mencapai puncaknya 1–2 jam setelah minum kopi. Seseorang nan baru saja menyusui mungkin memilih untuk mengawasi bayinya selama waktu ini untuk memandang apakah mereka merasakan pengaruh apa pun dari kafein.

Meskipun potensi akibat minum kopi selama kehamilan terdengar menakutkan, akibat kafein pada bayi nan menyusui tergolong ringan. Beberapa mahir mengungkapkan kekhawatiran bahwa kafein dapat memengaruhi tidur bayi, namun penelitian tahun 2012 nan dilakukan terhadap 885 bayi di Brasil tidak sependapat dengan perihal tersebut.

Studi tersebut tidak menemukan akibat nan signifikan secara statistik terhadap kualitas tidur bayi usia 3 bulan jika disusui oleh seseorang nan mengonsumsi kafein.

Sebuah penelitian di Korea juga tidak menemukan akibat serius dari minum kopi berkafein saat menyusui, terutama dengan konsumsi moderat beberapa cangkir sehari.

Beberapa orang percaya bahwa masam dalam kopi dapat menurunkan kandungan unsur besi dalam ASI, meski belum ada bukti ilmiah terbaru nan mengonfirmasi perihal ini. ASI secara alami rendah unsur besi, namun bayi memerlukan unsur besi untuk berkembang secara normal, jadi orang nan minum kopi sebaiknya mendiskusikan suplemen unsur besi dengan dokter.

Kafein dan dan dan kandungan ASI

Kafein memang masuk ke dalam ASI, namun bayi hanya mendapat sekitar 1,5 persen dari jumlah kafein nan Bunda minum. Kafein memerlukan waktu lebih lama untuk keluar dari tubuh bayi jika bayi Bunda lahir prematur alias kurang dari enam bulan, alias mempunyai masalah kesehatan lainnya.

Kadar puncak kafein dalam ASI terjadi 60 hingga 120 menit (1 hingga 2 jam) setelah dikonsumsi. Jika Bunda mempunyai asupan kafein nan tinggi bisa membikin bayi Bunda mudah tersinggung, rewel, alias terjaga. Ini lantaran kafein merangsang sistem saraf pusat dan membantu kita tetap terjaga.

Rewel, gelisah, dan gangguan tidur banyak ditemukan pada bayi nan ibunya mengonsumsi kafein dalam jumlah tinggi, lebih dari 5 cangkir kopi setiap hari. Tidak ada pemisah kondusif kafein nan disepakati lantaran toleransi setiap bayi berbeda-beda. Namun, Ahli Diet Kanada merekomendasikan pemisah 300 mg kafein (2 hingga 3 cangkir kopi) setiap hari untuk ibu mengandung dan menyusui seperti dikutip dari laman La Leche League Canada.

Alasan lain untuk membatasi asupan kafein adalah potensi efeknya pada kadar unsur besi. Mengonsumsi lebih dari 450 mg kafein dalam satu hari (4 alias 5 cangkir) telah dikaitkan dengan rendahnya kadar unsur besi dalam ASI. Karena bayi nan menyusui mendapatkan unsur besi nan dibutuhkannya dari ASI selama 6 bulan pertama, perihal ini dapat memengaruhi jumlah unsur besi dalam tubuh bayi.

Asupan kafein tentunya perlu dipertimbangkan untuk disesuaikan jika bayi Bunda tampak sangat rewel dan susah tenang, meskipun Bunda minum kurang dari lima cangkir minuman berkafein sehari. Bunda mungkin mau mempertimbangkan untuk mengonsumsi sebagian besar kafein di pagi hari.

Atau Bunda dapat mencoba mengganti pilihan minuman tanpa kafein alias bebas kafein dengan satu, dua, alias semua minuman berkafein selama satu alias dua minggu untuk memandang apakah ada bedanya. Jika kafein memengaruhi bayi, Bunda bakal memandang perbedaannya dalam 3 hingga 7 hari. Setelah itu, Bunda pun dapat mengambil keputusan apakah membatasi asupan kafein alias apalagi menghilangkannya sama sekali dalam keseharian.

Semoga informasinya membantu ya, Bunda.

Bagi Bunda nan mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join organisasi HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(pri/pri)

Selengkapnya
Sumber HaiBunda
HaiBunda