7 Ciri-ciri Bayi Terkena Dbd Dan Cara Mengatasinya, Bunda Perlu Tahu

Sedang Trending 1 minggu yang lalu

Salah satu ancaman serius nan kudu diwaspadai adalah Demam Berdarah Dengue (DBD). DBD tidak hanya menakut-nakuti kesehatan bayi, tetapi juga dapat menyebabkan kematian.

DBD merupakan jangkitan virus nan menyebar dari nyamuk ke manusia, biasanya lebih sering terjadi di wilayah beriklim tropis dan subtropis. Gejala DBD dapat bervariasi, tetapi indikasi umumnya meliputi demam tinggi, nyeri otot dan sendi, sakit kepala nan parah, mual, muntah, ruam kulit, dan nyeri perut.

Beberapa kasus DBD dapat berkembang menjadi corak nan lebih parah, penyakit ini ditandai dengan penurunan trombosit dan peningkatan akibat perdarahan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Bayi dan anak-anak menjadi golongan nan rentan terhadap akibat jelek penyakit ini, sehingga pencegahan dan penanganan nan tepat sangatlah penting. Nyamuk Aedes aegypti bertindak sebagai vektor virus dengue paling aktif, terutama di siang hari. Gigitan dari nyamuk ini menimbulkan indikasi DBD, sehingga Bunda perlu menjaga Si Kecil ketika dia tidur di siang hari.

Sebagian besar kasus bakal membaik dalam waktu 1-2 minggu, tetapi beberapa orang dapat mengalami demam berdarah parah nan memerlukan perawatan di rumah sakit. Dalam kasus nan parah, DBD dapat menimbulkan kematian.

Penularan DBD pada bayi

Mengutip WHO, penyakit DBD dapat terjadi lantaran penularan dari 4 jenis nan berbeda. Simak selengkapnya, Bunda.

1. Melalui gigitan nyamuk

Penyakit DBD menyebar ke manusia melalui gigitan nyamuk betina nan terinfeksi, terutama nyamuk Aedes aegypti. Meski jenis lain dalam genus Aedes juga dapat berkedudukan sebagai vektor, kontribusi utama dalam penyebaran virus ini biasanya datang dari Aedes aegypti.

Setelah nyamuk mengambil darah dari perseorangan nan terinfeksi virus dengue (DENV), virus tersebut bereplikasi di dalam usus tengah nyamuk sebelum menyebar ke jaringan sekunder, termasuk kelenjar ludah. Proses ini menyantap waktu, periode mulai dari tertelannya virus oleh nyamuk hingga penularan sebenarnya ke inang baru disebut masa inkubasi ekstrinsik (EIP).

Pada suhu lingkungan sekitar antara 25–28°C, EIP biasanya menyantap waktu sekitar 8–12 hari. Namun, ragam dalam masa inkubasi ekstrinsik dipengaruhi oleh beragam faktor, termasuk perubahan suhu harian, genotipe virus, dan konsentrasi awal virus dalam nyamuk. Setelah terinfeksi, nyamuk dapat menularkan virus tersebut sepanjang hidupnya. 

2. Penularan dari manusia ke nyamuk

Nyamuk dapat tertular virus dengue (DENV) dari seseorang nan mempunyai tingkat viremia DENV. Hal ini dapat terjadi pada perseorangan nan sedang mengalami jangkitan demam berdarah dengan indikasi nan jelas, perseorangan nan belum menunjukkan indikasi demam berdarah (pra-gejala), apalagi perseorangan nan tidak menunjukkan indikasi sama sekali.

Penularan virus dari manusia ke nyamuk dapat terjadi dalam rentang waktu hingga dua hari sebelum seseorang menunjukkan indikasi penyakitnya dan juga hingga dua hari setelah demam mereda. Risiko jangkitan nyamuk berkaitan dengan tingkat viremia nan tinggi dan demam nan parah pada pasien.

Sebaliknya, tingkat antibodi spesifik DENV nan tinggi pada seseorang dapat berasosiasi dengan penurunan akibat jangkitan nyamuk.

Umumnya, perseorangan mengalami viremia selama 4-5 hari setelah infeksi, tetapi ada kemungkinan viremia dapat memperkuat hingga 12 hari. Periode ini menjadi krusial dalam penularan virus dari manusia ke nyamuk, nan memperkuat pentingnya tindakan pencegahan dan kontrol penyebaran DENV pada perseorangan nan terinfeksi.

3. Penularan dari Ibu

Penularan virus dengue (DENV) melibatkan vektor nyamuk sebagai perantara. Namun, ada bukti nan menunjukkan kemungkinan penularan DENV dari Ibu mengandung ke bayinya, meski tingkat penularan vertikal tampaknya rendah. Risiko penularan vertikal ini mengenai dengan waktu terjadinya jangkitan demam berdarah selama kehamilan.

Jika seorang Ibu terinfeksi DENV selama kehamilan, bayinya mungkin menghadapi akibat komplikasi serius. Beberapa akibat tersebut termasuk kelahiran prematur, berat badan lahir rendah, dan apalagi darurat janin. Walaupun penularan vertikal DENV tidak umum, namun konsekuensinya sangat serius bagi kesehatan bayi nan baru lahir.

Hal ini menekankan pentingnya pengawasan dan perlindungan kesehatan bagi Ibu mengandung terutama di wilayah dengan akibat tinggi penularan DENV. Langkah-langkah pencegahan seperti pengendalian populasi nyamuk, pemakaian busana nan menutupi tubuh, dan penggunaan obat anti-nyamuk nan kondusif selama kehamilan dapat membantu mengurangi akibat penularan vertikal dan melindungi kesehatan bayi nan belum lahir.

4. Mode transmisi lainnya

Selain tertular lewat makhluk hidup, beberapa kasus tercatat bahwa penularan virus dengue (DENV) melalui produk darah, bantuan organ, dan transfusi. Meski penularan ini relatif jarang, namun dapat terjadi jika donor darah alias donor organ terinfeksi virus DENV.

Di sisi lain, penularan virus secara transovarial pada nyamuk juga telah dicatat. Hal ini merujuk pada penularan virus dari induk nyamuk betina nan terinfeksi ke telur nyamuk nan dihasilkannya. Dalam kasus ini, telur nyamuk nan terinfeksi dapat menularkan virus kepada keturunannya, kemudian dapat berkedudukan sebagai vektor untuk menularkan virus kepada manusia saat menggigit. 

Gejala DBD pada bayi

Gejala demam berdarah pada bayi mungkin susah dikenali dan sering kali mirip dengan jangkitan umum lainnya pada anak-anak. Mengutip Centers for Disease Control and Prevention, gejala DBD pada bayi dapat dilihat dari ciri-ciri berikut ini.

  1. Demam alias suhu tubuh rendah (kurang dari 36°C alias 96,8°F)
  2. Kantuk nan berlebihan
  3. Kurang daya dan mudah kelelahan
  4. Munculnya ruam pada kulit
  5. Terjadinya pendarahan nan tidak biasa, seperti dari gusi, hidung
  6. Munculnya memar pada kulit tanpa karena nan jelas
  7. Muntah secara berulang, minimal terjadi 3 kali dalam 24 jam

Gejala demam berdarah dapat berkembang dengan sigap dan menjadi parah sehingga memerlukan perhatian medis segera alias apalagi rawat inap. Segera hubungi master alias bawa bayi ke akomodasi medis terdekat jika Bunda mencurigai adanya indikasi demam berdarah pada bayi. Tindakan sigap dapat membantu mencegah komplikasi serius dan memastikan penanganan nan tepat untuk kesehatan bayi.

Cara mengatasi DBD

Melansir laman official Kemenkes, DBD dapat diatasi dengan mengusir dan memutus rantai kehidupan nyamuk aedes aegypti melalui langkah berikut ini. Simak selengkapnya, Bunda.

  1. Memasang kelambu di bilik tidur dan kasa pada setiap lubang ventilasi dan jendela agar ketika Si Kecil tidur tidak digigit nyamuk aedes aegypti.
  2. Menggunakan repellent alias obat oles anti nyamuk untuk mengusir nyamuk aedes kala beraktivitas dan tidur.
  3. Memakai baju lengan panjang dan celana panjang untuk menghindari gigitan nyamuk selama di luar rumah.
  4. Menerapkan 3M dengan menguras bak mandi, menutup tempat penampungan air dan mendaur ulang sampah nan dapat didaur ulang

Demikian ulasan tentang ciri-ciri bayi nan terkena DBD. Semoga berfaedah untuk antisipasi kesehatan Si Kecil ya, Bunda.

Bagi Bunda nan mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join organisasi HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis! 

(rap/rap)

Selengkapnya
Sumber HaiBunda
HaiBunda