Waspada Penularan Flu Singapura Pada Anak, Kini Tembus 5 Ribu Kasus Di Indonesia

Sedang Trending 1 bulan yang lalu

Jakarta -

Flu singapura menjadi masalah kesehatan nan cukup menyita perhatian, Bunda. Bahkan, kasus nan juga dikenal sebagai Hand, Foot, and Mouth Disease (HFMD) ini mengalami peningkatan secara signifikan di Tanah Air.

Berdasarkan laporan info Kementerian Kesehatan RI pada minggu ke-11 di 2024, tercatat ada lebih dari 5 ribu pasien nan terinfeksi flu singapura. Dari total tersebut, tercatat sebanyak 738 kasus di antaranya terjadi di provinsi Banten.

"Januari sampai Maret 2024 ini juga laporan dari Dinas Kesehatan. Banten dan baru-baru ini juga ada buletin kita peroleh bahwa ada 14 kasus suspek seluruh flu singapura di Depok dan 10 orang di antaranya dirawat di satu rumah sakit," kata master ahli paru sekaligus Ketua Satgas COVID PB IDI & Anggota Bidang Kajian Penanggulangan Penyakit Menular PB IDI, Prof Dr dr Erlina Burhan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Kemudian, Erlina menjelaskan pada dasarnya penyakit ini dapat menyerang anak-anak maupun dewasa. Namun kasus nan paling sering dilaporkan terjadi pada anak-anak.

Adapun flu Singapura ini umumnya disebabkan oleh strain coxsackievirus dan nan paling sering adalah jenis A16. "Ada juga kasus-kasus nan disebabkan oleh Enterovirus 71 alias EV-A71, tapi ini sangat jarang ditemukan. Jadi umumnya adalah coxsackievirus A16," tuturnya.

Sebagaimana diketahui, istilah flu Singapura adalah julukan awam untuk HFMD. Penyakit ini tidak mengenai virus influenza, selain itu HFMD juga disebabkan oleh coxsackievirus.

Penularan flu singapura pada anak

Erlina mengatakan terdapat sejumlah aspek akibat nan menjadi langkah penularan coxsackievirus alias virus penyebab flu singapura ini. Pertama, ialah aspek akibat usia. Kebanyakan kasus nan terjadi pada anak-anak kerap kali menjadi sumber penularan virus.

"Anak-anak adalah sebagai sumber penularan virus, lantaran memang anak-anak ini banyak nan terserang dan perlu juga kita ketahui bahwa semakin kurang baik kondisi sosial ekonominya pada anak dan balita tersebut, maka kemungkinan untuk terinfeksi bakal lebih cepat," tuturnya.

"Bagi anak-anak nan terinfeksi tetapi tidak mengeluarkan indikasi alias tidak ada indikasi artinya tidak ada lenting tidak ada nyeri tenggorok, tidak ada pilek, ini bakal virusnya dikeluarkan melalui feses," tuturnya lagi.

Lebih lanjut, dia juga menjelaskan virus dapat ditemukan di feses dan dapat memperkuat beberapa minggu, Bunda. Menurutnya, perihal ini tentu berkedudukan sebagai sumber penularan virus.

TERUSKAN MEMBACA KLIK DI SINI. 

Bagi Bunda nan mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join organisasi HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis! 

(AFN)

Selengkapnya
Sumber HaiBunda
HaiBunda