Hukum Salat Tarawih Tanpa Witir, Bolehkah Menurut Ajaran Islam?

Sedang Trending 4 minggu yang lalu

Jakarta -

Salat tarawih dan witir merupakan salat sunah malam nan dianjurkan untuk dikerjakan seluruh kaum Muslim selama bulan Ramadhan. Akan tetapi, gimana norma salat tarawih tanpa witir? Bolehkah menurut aliran Islam?

Mengutip dari kitab TUNTUNAN SHALAT SUNNAH TARAWIH karya Shabri Shaleh Anwar, salat witir adalah salat nan dikerjakan secara ganjil sebagai penutup salat malam. Ini dikerjakan menurut keahlian masing-masing, boleh dengan satu rakaat, tiga rakaat, lima rakaat, tujuh rakaat, sembilan rakaat, alias sebelas rakaat, untuk meraih cinta Allah SWI.

Dari Abu Ayub Al Anshari, Rasulullah SAW bersabda, “Salat witir itu hak, barangsiapa nan mau melakukannya, maka salat witirlah lima rakaat; dan barangsiapa nan ingin, maka salat witirlah tiga rakaat; dan peralatan siapa nan mau melaksanakannya, maka salat witirlah satu rakaat.” (Shahih Abu Daud)

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Banner Resep Ibu Sisca

Keutamaan salat tarawih dan witir

Dari Jabir RA, dia berkata, “Rasulullah SAW bersabda, ‘Barangsiapa cemas tidak bisa bangun di akhir malam, maka hendaknya melakukan salat witir di awal malam (sesudah salat Isya), dan barangsiapa percaya bakal bangun di akhir malam, maka hendaknya melakukan salat witir di akhir malam lantaran salat witir di akhir malam itu mendapat penyaksian dan lebih utama.” (Muslim 2/174).

Melansir dari laman detikcom, sebaiknya mengikuti tata langkah salat tarawih sesuai dengan nan dilakukan oleh imam. Jika pemimpin bangkit untuk salat witir dalam salat tarawih, makmum pun hendaknya mengikuti.

Hal tersebut dikarenakan jika makmum beralih dan tidak menjalankan salat witir berbareng imam, tidak mendapat keutamaan, sesuai sabda Rasulullah SAW, “Barangsiapa berdiri berbareng pemimpin hingga pemimpin selesai, maka dituliskan baginya salat semalam penuh.”

Hadis tentang salat tarawih dan witir

Salat witir bukan merupakan salat penutup sebagaimana nan dipahami sebagian orang. Hal ini berasas pada sabda Rasulullah SAW, dari Kharijah bin Hudzafah Al ‘Adawi, dia berkata, “Nabi SAW bersabda, ‘Sesungguhnya Allah memerintahkan kalian untuk salat, salat tersebut lebih baik bagi kalian daripada unta merah; (yaitu) salat witir. Allah telah memberikannya kepada kalian antara salat Isya’ sampai terbit fajar.”

Sementara itu, dari Ali bin Abi Thalib, dia berkata, “Sesungguhnya witir bukanlah salat penutup, dan tidak seperti salat wajib kalian, tetapi Rasulullah melalukan witir, kemudian beliau bersabda, ‘Wahai mahir Al-Qur’an, lakukanlah salat witir, sesungguhnya Allah itu witir dan mencintai orang nan melaksanakan salat witir.”

Bolehkah salat tarawih tanpa salat witir?

Mengacu pada beberapa sabda di atas, jika salat witir dilakukan di bulan Ramadan, hukumnya adalah sunnah muakkad. Bahkan, diriwayatkan juga dari asy-Sya’bi, dia berkata, “Salat witir adalah sunah, dan dia termasuk sunnah nan paling mulia.”

Akan tetapi, jika melaksanakan salat tarawih tidak diikuti dengan salat witir, salat tarawihnya tetap dihitung sah meskipun tidak mendapatkan pahala dari salat witir.

Hukumnya menjadi mubah alias boleh, ya, Bunda. Hal ini sesuai juga dengan catatan dapat saling bertentangan, tergantung pada pandangan setiap mazhab.

Apakah salat tahajud kudu ditutup dengan salat witir?

Salat tahajud dua rakaat merupakan  amalan sunah nan senantiasa dikerjakan Rasulullah SAW. Beliau juga melaksanakan salat witir pada akhir malam.

كَانَ النَّبِيُّ ﷺ يُصَلِّي مِنَ اللَّيْلِ مَثْنَى مَثْنَى وَيُوَتِرُ بِرَكْعَةِ مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ

Artinya:

“Biasanya Nabi SAW salat pada waktu malam dua rakaat-dua rakaat, dan witir satu rakaat.” (Muttafaq ‘alaih)

Salat tahajud dua rakaat, ditutup dengan satu rakaat witir adalah nan paling utama. Sebab, perihal itu merupakan perkara nan dilakukan oleh Rasulullah SAW.

Bolehkah salat tarawih tanpa Isya?

Salat tarawih merupakan salah satu ibadah nan dianjurkan dilaksanakan seluruh umat Muslim selama bulan Ramadhan. Akan tetapi, bolehkah salat tarawih tanpa salat Isya terlebih dahulu?

Jawabannya adalah tidak diperkenankan. Hal ini sejalan dengan apa nan disampaikan dalam laman resmi Nahdlatul Ulama (NU), berasas pendapat nan kuat ajaran Syafi’i dapat diketahui bahwa salat tarawih serupa dengan salat witir.

Kedua salat tersebut dapat ditunaikan oleh setiap Muslim di antara waktu salat Isya hingga terbitnya fajar. Selain itu, ditegaskan pula bahwa salat tarawih kudu dilaksanakan setelah salat Isya.

Jika mengabaikan ketentuan tersebut, salat tarawih nan telah dilakukan tetap dianggap tidak sah. Jadi, dapat dipahami bahwa salat tarawih tanpa Isya hukumnya tidak sah.

Nah, itulah beberapa perihal nan perlu Bunda ketahui mengenai norma salat tarawih tanpa witir dan norma salat malam lainnya. Semoga bermanfaat, ya, Bunda.

Bagi Bunda nan mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join organisasi HaiBunda Squad. Daftar dan klik di SINI. Gratis!

(asa)

Selengkapnya
Sumber HaiBunda
HaiBunda