Dbd Semakin Meningkat Di Indonesia, Simak 3 Pencegahannya Menurut Dokter

Sedang Trending 1 minggu yang lalu

Demam Berdarah Dengue (DBD) tetap banyak menyerang beberapa wilayah di Indonesia hingga April ini. Seiring dengan kasus DBD yang meningkat, juga menyumbang nomor kematian nan tinggi beberapa waktu terakhir.

Pada umumnya, penyakit DBD biasa lenyap dan timbul setiap tiga tahun sekali. Namun, lantaran penyakit ini sangat berangkaian dengan perubahan cuaca, sekarang kasus DBD kembali marak di Indonesia dalam jangka waktu nan lebih sigap sebagai akibat dari cuaca saat nan sering tidak menentu.

DBD bisa menyerang segala usia, mulai anak usia 6 tahun, hingga orang dewasa berumur 45 tahun, seseorang bisa terkena penyakit DBD, Bunda. Tak hanya itu, tidak menutup kemungkinan bahwa seseorang nan pernah terkena DBD sebelumnya dapat terkena lagi ke depannya. 

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Penyakit nan diakibatkan gigitan nyamuk Aedes Aegypti ini tak boleh dianggap remeh. Bila tidak berhati-hati, penyakit DBD ini dapat membikin kondisi pasien semakin buruk. Bahkan, dapat berujung kematian jika tidak segera ditangani. 

Meskipun tenaga medis sudah melakukan beragam upaya untuk memberantas penyakit tersebut, diperlukan juga kesadaran diri masyarakat bakal ancaman dari penyakit nan datang dari nyamuk Aedes Aegypti ini. 

Menurut dr. Ngabila Salama, MKM, Kepala Seksi Pelayanan Medik dan Keperawatan di RSUD Tamansari Jakarta, perihal terpenting bagi masyarakat untuk melawan DBD adalah melakukan tindakan preventif. 

Lantas, apa saja tindakan preventif nan dapat dilakukan oleh masyarakat agar tak terkena DBD? Berikut adalah rinciannya. 

Cara mencegah penyakit Demam Berdarah Dengue

Simak ulasannya berikut ini:

1. Lakukan Gerakan 3M

Bunda, salah satu upaya pencegahan penyakit DBD nan umum direkomendasikan oleh para tenaga medis adalah melakukan aktivitas 3M, ialah menguras, menutup, dan mendaur ulang. 

Agar terhindar dari DBD, masyarakat sebaiknya lebih giat dalam menguras tempat nan menampung air, contohnya ialah bak mandi dan toren. Sebab, terdapat kemungkinan jentik nyamuk tumbuh di dalam air tersebut jika dibiarkan. 

Tidak hanya itu, Bunda juga perlu ingat untuk selalu menutup tempat penampungan air tersebut, ya. Hal ini dilakukan agar nyamuk tidak berkembangbiak di dalam air.

Perlu Bunda ketahui bahwa krusial bagi kita untuk juga melakukan daur ulang barang-barang nan berpotensi untuk menimbulkan nyamuk, seperti botol plastik ataupun ban bekas. 

Meskipun aktivitas 3M ini sudah lama disosialisasikan oleh tenaga kesehatan, rupanya sekarang perlu tindakan preventif lainnya nan juga kudu dilakukan oleh masyarakat. 

Apa saja langkah-langkah tersebut? Ketahui jawabannya pada laman berikutnya ya, Bunda. 

Bagi Bunda nan mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join organisasi HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

Selengkapnya
Sumber HaiBunda
HaiBunda