Negara-negara Ini Liburkan Sekolah Gara-gara Cuaca Panas Ekstrem, Bagaimana Di Indonesia?

Sedang Trending 2 minggu yang lalu

Jakarta -

Dunia tengah menghadapi krisis suasana nan serius. Sejumlah negara mengalami cuaca panas ekstrem hingga sekolah terpaksa diliburkan.

Di Bangladesh, sekitar 33 juta anak terpaksa berakhir sekolah lantaran suhu di beberapa bagian negara tersebut melonjak hingga melampaui 42 derajat Celcius.

Melansir dari BBC, sekolah dan perguruan tinggi di Banglades ditutup hingga 27 April 2024. Ini bukan pertama kalinya negara tersebut mengeluarkan kebijakan libur sekolah lantaran cuaca panas.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Pada tahun sebelumnya, pemerintah Bangladesh telah melakukan tindakan serupa lantaran cuaca ekstrem di negara tersebut.

"Anak-anak di Bangladesh termasuk nan termiskin di dunia, dan penutupan sekolah akibat cuaca panas semestinya menjadi peringatan bagi kita semua," ucap Direktur Save the Children's Bangladesh, Shumon Sengupta.

Belum lama ini, ribuan umat Islam di Bangladesh berkumpul di masjid dan lapangan pedesaan untuk melakukan angan berbareng agar diturunkan hujan.

"Kehidupan menjadi tak tertahankan lantaran kurangnya hujan... Masyarakat miskin sangat menderita," tutur ustadz Muhammad Abu Yusuf kepada instansi buletin AFP.

Di kesempatan itu, Abu Yusuf memimpin salat subuh nan diikuti oleh 1.000 jamaah di bagian pusat ibu kota Dhaka pada Rabu (24/4/2024) pekan lalu.

Penderitaan masyarakat Bangladesh tetap belum usai. Otoritas cuaca Bangladesh memperkirakan panas ekstrem bakal terus bersambung setidaknya selama seminggu ke depan, Bunda.

Kementerian Kesehatan Bangladesh telah meminta rumah sakit dan klinik untuk bersiap menghadapi peningkatan jumlah pasien akibat penyakit nan berasosiasi dengan cuaca panas, seperti demam dan sakit kepala. Pasien nan terkena akibat cuaca panas bakal dirawat di bangsal nan dilengkapi pendingin udara.

"Para pemimpin perlu bertindak sekarang untuk segera mengurangi suhu nan memanas, serta mempertimbangkan anak-anak, terutama mereka nan terkena akibat kemiskinan, kesenjangan dan diskriminasi dalam pengambilan keputusan dan pendanaan iklim," ujar Sengupta.

UNICEF telah memperingatkan bahwa lebih dari 243 juta anak di Asia Timur dan Pasifik berisiko terkena penyakit akibat panas dan kematian.

Suhu tinggi juga dapat menimbulkan ancaman bagi bayi, terutama para newborn alias bayi baru lahir. Pasalnya, tubuh bayi belum mempunyai keahlian untuk mengatur suhu badan dibandingkan orang dewasa.

Selain Bangladesh, krisis suasana juga dialami oleh negara lain. Dalam rentang waktu Januari-April 2024, sudah ada 30 orang nan meninggal bumi akibat cuaca panas di Thailand. Sementara itu pada tahun sebelumnya, ditemukan 37 kasus kematian serupa, menurut laporan Kementerian Kesehatan Thailand.

Di seberang perbatasan Myanmar, suhu diketahui sudah melampaui nomor 45 derajat Celcius sejak pekan lalu.

Filipina liburkan sekolah lantaran cuaca panas

Seperti Bangladesh, Filipina juga melakukan penutupan sekolah ketika gelombang panas terus melanda Asia, Bunda. Di awal April 2024, sekitar 47.000 sekolah di Filipina meniadakan kelas tatap muka lantaran suhu nan sangat panas.

Penangguhan kelas tatap muka di Filipina terjadi setelah Manila mengalami suhu tertinggi nan pernah tercatat. Indeks panas nan mencapai 45 derajat Celcius membikin situasi ini tidak kondusif bagi para siswa.

Pasalnya, banyak sekolah di Filipina tak mempunyai pendingin udara namalain AC. Para siswa kudu berpanas-panasan di ruang kelas nan padat dan berventilasi buruk.

Insiden kebakaran turut terjadi di Filipina dari Januari hingga Maret 2024. Kasusnya meningkat sebesar 24 persen dibandingkan dengan periode nan sama pada tahun lalu.

Otoritas pemadam kebakaran mengatakan, api dipicu oleh gangguan arus listrik dari kipas angin nan terlalu panas lantaran digunakan secara terus-menerus.

Dari beragam kasus nan ditemukan, negara-negara di Asia tengah menanggung beban terberat akibat cuaca ekstrem dalam beberapa tahun terakhir.

"Banyak negara di area ini mengalami rekor tahun terpanas pada tahun 2023, berbarengan dengan serangkaian kondisi ekstrem, mulai dari kekeringan dan gelombang panas hingga banjir dan badai," bunyi laporan resmi dari Organisasi Meteorologi Dunia.

Melansir dari Channel News Asia, banyak orang di Filipina nan beramai-ramai masuk ke pusat perbelanjaan ber-AC dan pergi ke kolam renang demi mendinginkan diri.

"Ini adalah suhu terpanas nan pernah saya alami di sini. Banyak tamu (di penginapan) adalah kawan dan keluarga. Mereka berenang di kolam untuk melawan panas," ujar seorang masyarakat berjulukan Nancy Bautista.

Lantas, gimana dengan situasi di Indonesia? Baca di laman berikutnya, Bunda.

Bagi Bunda nan mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join organisasi HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

Selengkapnya
Sumber HaiBunda
HaiBunda