3 Kesalahan Orang Tua Dalam Mendidik Yang Membuat Anak Jadi Agresif Dan Nakal Menurut Pakar

Sedang Trending 1 minggu yang lalu

Jakarta -

Anak tidak dilahirkan dengan keahlian sosial, sehingga orang tua berkedudukan sebagai pemasok utama dalam pembentukan karakter dan pendidikan bermasyarakat di lingkungan sekitar. Namun, beberapa didikan dari kedua orang tua pastinya kesalahan nan membikin Si Kecil menjadi garang dan nakal.

Kesalahan orang tua dalam mendidik bisa mempunyai akibat nan signifikan pada perkembangan anak. Salah satu kesalahan umum nan sering dilakukan orang tua adalah tidak konsisten dalam memberikan batas dan konsekuensi.

Tak jarang perilaku ini dapat membingungkan anak tentang apa nan diperbolehkan dan apa nan tidak, sehingga tujuan untuk mendisiplinkan anak berakibat jelek terhadap karakternya. Seorang praktisi perawat psikiatri nan berspesialisasi dalam konseling family dan orang tua, Linda Pearson menjelaskan konsistensi dalam menerapkan kedisiplinan untuk anak sangat penting.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


"Kunci untuk menjadikan disiplin efektif adalah konsistensi dan tindak lanjut dengan akibat nan sesuai dengan usia jika mereka melanggar aturan. Taktik disiplin nan telah terbukti ini adalah tentang menjadi bos nan baik," ujar Linda nan berbasis di Denver, Amerika Serikat seperti dikutip dari Parents, beberapa waktu lalu.

Di sisi lain, model perilaku nan tidak sesuai dari orang tua juga bisa mempengaruhi perilaku anak. Si Kecil condong meniru perilaku nan mereka lihat di lingkungan sekitarnya, termasuk orang tua. Ketika orang tua menunjukkan perilaku garang alias kurangnya kontrol emosi, anak dapat meniru perilaku tersebut dan mengalami kesulitan dalam mengatur emosi.

Memberikan keteladanan nan baik, komunikasi nan terbuka, serta batas dan akibat nan konsisten, orang tua membantu mendorong perkembangan Si Kecil nan sehat secara emosional dan perilaku nan positif.

Dalam menjaga keamanan dan kesejahteraan anak, sangat krusial bagi orang tua untuk menghindari kesalahan-kesalahan dan mengangkat pendekatan nan positif dan terarah dalam mendidik anak.

Kesalahan orang tua dalam mendidik nan membikin anak menjadi garang dan nakal

Menilik dari laman Fatherly terdapat tiga kesalahan orang tua dalam mendidik nan membikin anak menjadi garang dan bandel menurut pakar:

1. Terlalu tergesa-gesa saat anak agresif

Pertikaian dengan kerabat sering kali menjadi momen tegang di dalam keluarga. Perasaan tidak setara alias dirugikan dapat menyulut kemarahan pada anak-anak, hingga berujung pada kekerasan fisik.

Reaksi sigap dari orang tua, sering kali dalam corak balasan alias konsekuensi, tampak sebagai solusi instan untuk mengembalikan ketertiban. Namun, perihal ini hanya menekan gejolak dan tidak mengatasi akar masalahnya.

Seorang psikolog klinis, Anjaili Ferguson, Ph.D., mengatakan hubungan seperti ini pada akhirnya bakal membebani hubungan orang tua dan anak seiring berjalannya waktu. Penting untuk diperhatikan jika anak berperilaku garang biasanya untuk mendapatkan perhatian nan mereka inginkan.

"Semakin seorang anak merasa tidak didengar, tidak terlihat, alias tidak terhubung, semakin besar kemungkinan mereka menggunakan perilaku nan lebih besar seperti agresi untuk mendapatkan hubungan nan mereka inginkan," ujar Ferguson seperti dikutip dari Fatherly.

Menghadapi situasi seperti ini, Bunda perlu memahami bahwa penegakan patokan nan tegas saja tidak bakal mengubah perilaku anak secara mendalam. Tindakan seperti memberikan balasan bakal mendapatkan hasil sementara, tetapi tidak bakal memberikan pemahaman kepada anak tentang kesalahan mereka alias langkah nan lebih baik untuk menyelesaikan konflik.

Sebagai gantinya, Bunda bisa memanfaatkan momen ini sebagai kesempatan untuk mengajarkan anak-anak tentang keahlian komunikasi nan sehat dan menyelesaikan bentrok dengan damai. Bunda juga dapat meminta anak-anak untuk duduk berbareng dan berbincang secara terbuka tentang emosi mereka tanpa takut dihakimi alias disalahkan.

2. Memberikan balasan nan terlalu keras

Taktik disiplin nan otoriter dan menggunakan bahasa kasar sering kali dipilih oleh beberapa orang tua dalam upaya untuk mengendalikan perilaku anak sesuai kemauan mereka. Namun, penelitian menunjukkan bahwa pendekatan ini tidak efektif dalam jangka panjang dan meningkatkan tingkat agresi pada anak.

Studi penelitian menemukan bahwa tindakan keras dari orang tua condong meningkatkan perilaku bandel dan garang pada anak. Hal ini menciptakan spiral negatif di mana semakin keras orang tua bertindak, semakin bertambah pula tingkat agresi anak.

Dalam jangka panjang, strategi disiplin nan keras tidak hanya merugikan anak secara emosional, tetapi juga merusak hubungan orang tua dengan Si Kecil. Anak nan tumbuh dalam lingkungan di mana kekerasan bentuk alias bahasa kasar dianggap sebagai langkah nan dapat diterima untuk mengubah perilaku condong mengalami kesulitan dalam membangun hubungan nan sehat dan saling menghormati dengan orang lain di kemudian hari.

"Jika seorang pengasuh konsisten, baik hati, dan penuh hormat dalam pendekatan disiplinnya, perihal ini bakal memberi anak kesempatan untuk belajar lebih baik dari masa-masa sulit, dengan mengetahui bahwa orang tuanya adalah orang nan selalu mendukung mereka melalui emosi nan menantang ini,” tutur Ferguson.

Melalui penerapan tersebut, Bunda dan Ayah dapat menciptakan hubungan baik dengan anak.

3. Mengabaikan peran impulsif

Ilustrasi Ciri Anak ADHDIlustrasi/Foto: iStock

Kondisi ADHD sering dikaitkan dengan indikasi kegelisahan dan hiperaktif. Namun, Bunda disarankan untuk tidak mengabaikan hubungannya dengan masalah pengendalian impuls ketika membahas perilaku garang pada anak.

Bagi anak-anak nan menderita ADHD alias mempunyai masalah dalam mengendalikan impuls condong melampaui batas fisik, terutama jika mereka mengalami kesulitan dalam mengatur diri mereka sendiri mengenai penggunaan kekerasan.

Menurut Ferguson, jika orang tua memandang perilaku garang nan mengenai dengan masalah pengendalian impuls sebagai masalah perilaku semata, perihal ini dapat mengakibatkan respon nan kurang efektif terhadap koreksi alias disiplin. Biasanya, perilaku garang nan disebabkan oleh masalah pengendalian impuls condong berkarakter reaktif.

Misalnya saat anak merespons secara kasar setelah terlibat dalam bentrok di sekolah alias merespons secara berlebihan dalam situasi bentrok dengan saudara. Dalam menangani kasus seperti ini, langkah pertama adalah mengatasi masalah pengendalian impuls itu sendiri.

Memberikan support dan strategi nan tepat, Si Kecil dapat belajar untuk mengelola impuls mereka sehingga mempunyai kesempatan untuk mempertimbangkan tanggapan nan lebih tepat dalam situasi nan menantang. Hal ini melibatkan pendekatan nan lebih holistik dalam mendukung perkembangan anak dan melibatkan intervensi klinis guna support pendidikan dan pembinaan keahlian sosial, Bunda.

Cara mendidik anak baik tanpa menghukum

Mengutip dari laman CNBC Make It, menjaga batas tanpa menghukum melibatkan komunikasi terbuka dan jujur dengan anak kemudian membantu mereka memahami kenapa perilaku mereka tidak dapat diterima. Namun, Bunda dan Ayah juga perlu memilih kata-kata dengan hati-hati dan menggunakan pendekatan nan penuh empati dalam berkomunikasi.

Sebagai contoh, ketika Si Kecil meninggalkan tumpukan mainan nan acak-acakan di lantai ruang tamu setelah diberi izin untuk bermain dengannya, Bunda dapat memilih pendekatan nan mendukung pembelajaran anak. Bunda bisa menjelaskan pada anak bahwa ketika mereka menggunakan mainan, mereka juga bertanggung jawab untuk membersihkannya setelah selesai. Melalui langkah ini, Si Kecil dapat memahami akibat dari tindakan mereka tanpa merasa dihukum.

Di sisi lain, orang tua dapat menggunakan momen tersebut sebagai kesempatan untuk melibatkan anak dalam proses pemecahan masalah. Bunda dapat bertanya kepada anak gimana mereka bisa membersihkan mainan mereka dengan langkah nan efektif dan menyenangkan.

Hal tersebut tak hanya membantu anak merasa lebih terlibat dalam proses, tetapi juga memperkuat keahlian pemecahan masalah dan tanggung jawab mereka.

Melalui pendekatan nan positif dan berorientasi pada pembelajaran, Bunda dapat menjaga batas tanpa menghukum anak-anak mereka. Metode ini memungkinkan anak untuk belajar dari kesalahan mereka tanpa merasa ditindas, sehingga menciptakan lingkungan nan lebih selaras dan mendukung untuk pertumbuhan serta perkembangan mereka.

Demikian ulasan tentang kesalahan orang tua dalam mendidik nan membikin anak menjadi garang dan nakal. Semoga berfaedah dan Si Kecil menjadi anak nan membanggakan bagi kedua orang tuanya ya, Bunda.

Bagi Bunda nan mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join organisasi HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(fir/fir)

Selengkapnya
Sumber HaiBunda
HaiBunda