5 Cara Menghilangkan Trauma Usai Perceraian, Saatnya Fokus Pada Diri Sendiri

Sedang Trending 1 minggu yang lalu

Jakarta -

Kehidupan pasca-perceraian mungkin sangat menyulitkan bagi yang mengalaminya. Ini sangat mungkin menimbulkan Post-Divorce Trauma atau trauma usai perceraian, Bunda.

Menurut Social Readjustment Rating Scale (SRRS), nan mengukur hubungan antara peristiwa kehidupan, stres, dan kerentanan terhadap penyakit, perceraian dianggap sebagai salah satu penyebab stres hidup nan paling parah.

Trauma ini mungkin bisa berkembang menjadi Post-Traumatic Stres Disorder (PTSD). Ini adalah gangguan kesehatan mental nan terjadi setelah mengalami situasi alias peristiwa traumatis. Gejala PTSD dapat memengaruhi orang-orang dari segala usia, secara signifikan memengaruhi kehidupan, hubungan, pekerjaan, dan kesehatan mereka.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Banner 7 Kesalahan Orang Tua

5 Cara menghilangkan trauma usai perceraian

Meski susah untuk melanjutkan hidup dengan laman nan baru, Bunda tetap mempunyai banyak angan untuk kembali bahagia. Berikut adalah beberapa langkah nan bisa dilakukan untuk menghilangkan trauma usai perceraian.

1. Prioritaskan perawatan diri

Cara nan satu ini sangat krusial untuk Bunda menjaga diri sendiri melalui masa tersebut. Perawatan diri datang dalam beragam bentuk, namun intinya adalah menghargai kebutuhan bentuk dan emosional.

Bunda dapat melakukan olahraga secara teratur, makan makanan nan komplit dan bergizi, pastikan mendapatkan tidur nan cukup, hingga terlibat dalam kegemaran dan aktivitas nan menyenangkan.

2. Fokus pada rasa syukur

Melansir dari laman choosing therapy, krusial untuk mengingat semua berkah nan dimiliki dalam hidup. Penelitian menunjukkan bahwa mengidentifikasi rasa syukur dapat sangat memengaruhi kebahagiaan, nilai diri, dan kasih sayang terhadap orang lain secara keseluruhan.

Pikirkan tentang gimana Bunda bisa menerapkan lebih banyak rasa syukur dalam kehidupan sehari-sehari. Mungkin bisa dimulai dengan menuliskan tiga perihal terbaik nan terjadi pada setiap hari.

3. Menemukan kembali sesuatu nan bisa membikin bahagia

Apa nan membikin Bunda merasa bahagia? Apa nan membikin Bunda merasa paling hidup? Apa hal-hal nan disukai sebelum menikah? Apa ada kegemaran alias minat nan ditinggalkan lantaran pasangan sebelumnya melarang untuk melakukannya?

Sekarang adalah waktu untuk menghargai semua kebahagiaan alias kemauan itu. Jika belum begitu tahu apa itu, inilah saatnya memanfaatkan lebih banyak rasa mau tahu ke dalam bumi jiwa Bunda.

4. Hati-hati terhadap perilaku negatif

Banyak orang mengobati stres mereka sendiri dengan minum minuman keras, menggunakan obat-obatan, makan berlebihan, alias shopping secara kompulsif.

Meskipun kebiasaan ini mungkin tidak mengindikasikan masalah nan serius, Bunda perlu menghindari menjadikan kebiasaan tersebut sebagai satu-satunya langkah untuk kembali senang alias menyembuhkan luka mendalam.

Mematikan emosi bisa sukses untuk sementara, namun perihal ini tidak menghilangkan rasa sakitnya, malah memperpanjangnya.

5. Menetapkan batas komunikasi dengan mantan

Perceraian memang bisa membikin emosi menjadi kacau, dan komunikasi terus-menerus dengan mantan pasangan bisa memperburuk stres. Itulah kenapa krusial untuk memikirkan bagaimana, kapan, dan apa nan dipilih untuk berkomunikasi.

Tidak ada jawaban nan betul alias salah. Jika mempunyai anak dari pernikahan tersebut, Bunda perlu menentukan parameter pengasuhan berbareng dan mungkin bisa dibantu juga dengan mahir profesionalnya.

Menjaga hubungan persahabatan dengan mantan pasangan jarang sekali membantu, setidaknya segera setelahnya. Bunda perlu waktu terlebih dulu untuk memproses emosi sepenuhnya agar bisa pulih.

Nah, itulah beberapa langkah menghilangkan trauma usai perceraian nan bisa Bunda lakukan. Semoga bermanfaat, ya, Bunda.

Bagi Bunda nan mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join organisasi HaiBunda Squad. Daftar dan klik di SINI. Gratis!

(asa/fia)

Selengkapnya
Sumber HaiBunda
HaiBunda