5 Kesalahan Orang Tua Yang Menyebabkan Tantrum Anak Bertambah Buruk, Hindari Bun!

Sedang Trending 1 minggu yang lalu

Jakarta -

Respons orang tua menjadi perihal krusial diperhatikan lantaran turut menentukan seberapa lama anak tantrum. Nah, apa saja kesalahan orang tua nan menyebabkan tantrum anak tambah jelek dan perlu dihindari?

Pada dasarnya dalam upaya menghentikan kemarahan Si Kecil, banyak orang tua menggunakan strategi disiplin nan keliru. Dampaknya ini justru membikin anak semakin marah, apalagi di lain waktu sifat tantrumnya mungkin menjadi lebih agresif.

Misalnya 'mendisiplinkan' dengan menerapkan strategi hukuman. Padahal ini tidak mengajarkan anak gimana langkah mengendalikan emosi dirinya sendiri ketika marah.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Kesalahan orang tua nan menyebabkan tantrum anak tambah buruk

Lalu apa saja kesalahan orang tua nan lama-kelamaan bisa menyebabkan tantrum anak jadi semakin buruk? Dikutip dari Very Well Family, berikut ulasannya untuk Bunda:

1. Terlalu memperhatikan kemarahan anak

Perhatian memperkuat perilaku, meskipun itu adalah perhatian negatif. Misalnya dengan mengatakan hal-hal seperti, 'berhentilah menangis' alias 'jangan menangis lagi, seperti bayi saja', ini hanya bakal membikin anak semakin mengamuk.

Demikian pula ketika orang tua mencoba berkompromi dengan anak nan sedang tantrum, ini juga bakal membikin situasinya semakin buruk.

Mengabaikan adalah strategi terbaik untuk menghentikan tantrum. Alihkan pandangan, berpura-puralah tidak mendengar teriakan tersebut, dan menjauhlah jika perlu. Pastikan Bunda tidak memberikan perhatian berlebihan saat Si Kecil tantrum. 

2. Menghibur berlebihan

Jika anak menangis lantaran dia betul-betul sedang sedih dalam situasi nan tepat, tenangkan mereka. Namun, jika anak tantrum dan mengamuk lantaran tidak mau tidur, menghibur mereka hanya bakal memperkuat perilaku marah tersebut.

Bunda dan Ayah dapa mengajari anak langkah nan sehat untuk mengatasi emosi nan tidak nyaman.

3. Menyerah pada permintaan anak

Kadang-kadang orang tua menyerah saat anak tantrum lantaran sudah capek dan mau menghentikan teriakannya. Namun, setiap kali ini terjadi dalam upaya menenangkan anak, berfaedah Bunda sedang mengajarkan mereka bahwa kemarahan adalah langkah terbaik untuk mendapatkan apa pun nan diinginkan.

Bukan tidak mungkin berikutnya anak bakal belajar membikin ulah nan lebih besar di kemudian hari. 

4. Memberi peringatan tanpa bukti

Membuat ancaman nan tidak Bunda rencanakan untuk ditindaklanjuti juga termasuk kesalahan orang tua nan menyebabkan tantrum anak tambah buruk. Sebagai contoh, Bunda mengulangi peringatan terus-menerus tanpa tindakan. 

'Berhentilah berteriak alias Anda kudu duduk di dalam mobil' berulang kali, tanpa betul-betul memasukkan anak ke dalam mobil, menunjukkan kepada mereka bahwa Bunda tidak bersungguh-sungguh dengan apa nan dikatakan.

Jika Bunda sedang berada dalam situasi di mana mengabaikan bukanlah tindakan terbaik, misalnya saat sedang makan berbareng family di restoran, berikan akibat pada anak.

Tempatkan anak di ruangan terpisah untuk tenang sejenak jika perlu. Cabut kewenangan spesial mereka jika kelakuan buruknya sampai mengganggu orang lain.

Anggaplah tantrum sebagai langkah anak mengomunikasikan kebutuhannya nan belum terpenuhi. Daripada menganggap tantrum sebagai perilaku nan tidak diinginkan, gunakanlah ini sebagai corak komunikasi. 

5. 'Menyuap' anak dengan mainan

Saat tantrum anak sudah makin tidak terkendali, tak sedikit juga orang tua nan tergoda untuk menyuap anak dengan janji manis. Misalnya, 'Bunda bakal membelikanmu mainan jika Anda mau berakhir menangis'. 

Maka dari itu, menyuap pun menjadi salah satu kesalahan orang tua nan menyebabkan tantrum anak tambah jelek juga. Kesimpulannya, modifikasi perilaku adalah langkah nan efektif untuk mencegah anak marah secara berlebihan ketika mereka tidak mendapatkan apa nan diinginkan.

Selain itu, ajari anak cara-cara nan sesuai secara sosial untuk mengekspresikan kemarahan dan bantu mereka memperoleh kekuatan mental untuk menghadapi perasaannya sendiri dengan langkah nan sehat.

Meskipun tantrum tidak menyenangkan bagi orang tua, percayalah bahwa perihal ini sebenarnya juga tidak menyenangkan bagi anak. Saat ini terjadi, mereka merasa seperti kehilangan kendali secara bentuk dan emosional.

Tantrum sebenarnya termasuk perilaku nan umum terjadi sesuai dengan perkembangan anak, terutama di usia batita. Ada kesempatan tantrum akan berkurang jika orang tua merespons dengan langkah nan efektif.

Bagi Bunda nan mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join organisasi HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(fir/fir)

Selengkapnya
Sumber HaiBunda
HaiBunda