Kenali Ciri-ciri Kejang Pada Bayi 0-6 Bulan Dan Cara Mengatasinya

Sedang Trending 1 minggu yang lalu

Kejang pada bayi saat merupakan momen nan menakutkan bagi para orang tua. Meski jarang terjadi, tegang pada bayi bisa menjadi tanda indikasi kondisi medis serius alias hanya respons tubuh terhadap rangsangan nan tidak biasa. Bunda perlu mengetahui penyebab, gejala, serta langkah-langkah nan kudu diambil jika bayi mengalami kejang.

Salah satu penyebab umum tegang pada bayi adalah demam tinggi, nan dapat memicu tegang demam. Walaupun tegang demam biasanya tidak membahayakan dan jarang menyebabkan komplikasi, tetapi bisa menjadi momen nan mengkhawatirkan bagi orang tua.

Selain itu, kondisi medis seperti epilepsi, infeksi, trauma kepala, dan ketidakseimbangan elektrolit juga dapat menyebabkan tegang pada bayi. Bunda perlu memahami ciri-ciri dan tindakan nan tepat saat bayi mengalami tegang untuk mengurangi kekhawatiran dan memberikan support nan diperlukan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Penyebab tegang pada bayi

Kejang pada bayi disebabkan oleh beberapa hal. Berikut penjelasannya, Bunda.

1. Infeksi kuman dan virus

Ketika terkena jangkitan kuman terutama kuman streptokokus Grup B, bayi bakal mengalami kondisi serius seperti meningitis, perihal ini dapat memicu terjadinya kejang. Ensefalitis virus juga dapat mengakibatkan peradangan pada otak bayi dan sering kali menjadi pemicu terjadinya kejang.

Virus umum seperti flu dapat meningkatkan suhu tubuh bayi sehingga meningkatkan akibat tegang demam. 

2. Kejang demam

Kejang demam merupakan kondisi nan sering terjadi pada bayi, terutama pada usia enam bulan ketika sistem kekebalan tubuh tetap berkembang. Hal ini biasanya terjadi ketika suhu tubuh meningkat secara sigap selama jangkitan virus alias bakteri, sehingga menyebabkan bayi mengalami kejang.

Meski tegang demam biasanya berjalan hanya beberapa menit, perihal ini dapat mengejutkan dan menakutkan bagi orang tua. Bunda perlu mengetahui langkah merespons dengan betul saat bayi mengalami tegang demam, termasuk memberikan perawatan pertolongan pertama dan menghubungi ahli medis jika diperlukan.

Ciri-ciri tegang pada bayi

Ciri-ciri tegang lembut ditandai dengan indikasi nan dialami bayi sebagai berikut:

  1. Bayi bakal memutar mata, berkedip, dan menatap
  2. Pergerakan mata nan tidak terkontrol
  3. Lidah terlihat menonjol
  4. Bayi mulai melakukan pergerakan seperti bersepeda kaki
  5. Bayi merasakan jarak panjang di antara napas

Sedangkan tegang tonik ditandai dengan indikasi nan dialami pada bayi sebagai berikut.

  1. Tubuh menjadi kaku sepenuhnya
  2. Lengan dan kaki mereka dalam posisi nan canggung kemudian mulai menekuk
  3. Posisi kepala terjaga di satu sisi saja
  4. Mengalihkan pandangan ke satu sisi 

Apakah tegang pada bayi berbahaya?

Kejang pada bayi merupakan kondisi nan perlu mendapatkan perhatian medis segera. Walaupun tegang pada bayi cukup jarang terjadi, setiap kejadian tegang kudu dianggap sebagai keadaan darurat neurologis. Sekitar 1-5 bayi dari setiap 1.000 bayi mengalami tegang dalam empat minggu pertama kehidupannya.

Meski beberapa tegang hanya terjadi sekali dan berjalan hanya beberapa menit tanpa menyebabkan kerusakan permanen, tegang nan sering alias berkepanjangan dapat menyebabkan akibat kerusakan otak. Hal ini disebabkan oleh gangguan sirkulasi oksigen ke otak dan aktivitas sel otak nan berlebihan selama kejang.

Oleh karena itu, Bunda perlu memberikan pengobatan nan tepat kepada bayi nan sering mengalami tegang untuk mencegah terjadinya kerusakan otak nan lebih serius. 

Beda tegang biasa dan tegang demam pada bayi

Kejang biasa pada bayi disebabkan cedera kepala. Cedera kepala pada bayi bisa terjadi lantaran jatuh, terbentur, alias trauma saat kelahiran. Kejang biasa merupakan respons otak terhadap kerusakan alias gangguan nan terjadi pada tubuh, termasuk dalam kasus cedera kepala.

Sedangkan tegang demam merupakan tegang nan disebabkan oleh demam pada saat Si Kecil sakit. Biasanya terjadi pada bayi usia enam bulan sampai lima tahun.

Cara mengatasi tegang pada bayi

Pengobatan tegang pada bayi sering kali disesuaikan dengan penyebabnya dan mencakup penggunaan obat antikonvulsan seperti fenobarbital, fenitoin, alias zonisamida. Jika tegang disebabkan oleh kekurangan oksigen, master mungkin bakal menggunakan pengobatan hipotermia untuk mendinginkan otak dan tubuh bayi sebagai upaya pencegahan kerusakan otak. Prosedur ini biasanya dilakukan pada bayi nan mengalami kesulitan bernapas saat lahir.

Jika tegang nan berulang, beberapa bayi memerlukan pengobatan jangka panjang untuk mencegah tegang kambuh. Sebelum meresepkan rencana pengobatan nan tepat, master bakal mencari tahu penyebab pasti dari tegang tersebut.

Pengobatan bakal disesuaikan pada kondisi spesifik bayi, seperti epilepsi alias penyakit lainnya seperti meningitis. Dengan pemeriksaan nan jeli dan pengobatan nan tepat, diharapkan bayi dapat mendapatkan perawatan nan efektif untuk mengelola tegang dan mencegah komplikasi lebih lanjut.

Komplikasi dari tegang demam pada anak

Kejang demam biasanya terjadi pada anak nan mempunyai demam tinggi dan condong terjadi pada usia 6 bulan hingga 5 tahun. Risiko setelah tegang demam pada anak dengan epilepsi tidak begitu parah dibandingkan anak lainnya nan belum pernah mengalami tegang demam.

Namun, jika tegang demam terjadi berulang kali alias terjadi dengan riwayat epilepsi. Bunda perlu melakukan pemeriksaan lebih lanjut oleh master untuk mengevaluasi akibat epilepsi. Bunda perlu memahami kondisi tersebut dan berkonsultasi dengan master untuk mendapatkan info dan saran nan tepat.

Demikian ulasan tentang ciri-ciri tegang pada bayi. Semoga berfaedah untuk antisipasi kesehatan Si Kecil ya, Bunda.

Bagi Bunda nan mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join organisasi HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(rap/rap)

Selengkapnya
Sumber HaiBunda
HaiBunda