6 Kedudukan Anak Dalam Islam Yang Disebutkan Dalam Al-quran

Sedang Trending 1 minggu yang lalu

Dalam pandangan Islam, anak dianggap sebagai hidayah Allah SWT nan kudu dijaga dengan penuh kasih sayang dan tanggung jawab. Pentingnya merawat, mendidik dan memperlakukan anak dengan penuh kasih sayang serta keadilan ditekankan dalam ayat-ayat Al-Quran dan hadis.

Mereka dipandang sebagai amanah Allah nan berbobot bagi masa depan umat manusia. Hal ini juga merupakan tanggung jawab besar orang tua dalam membimbing anak-anak. Mereka diperintahkan untuk memberikan pendidikan agama, moral, dan adab nan baik serta menjaga kesejahteraan dan keamanannya.

Dalam aliran Islam sangat juga menekankan perlunya melindungi anak-anak dari segala corak penindasan, kekerasan, dan eksploitasi. Anak-anak mempunyai kewenangan atas perlindungan, keadilan, dan kebebasan dari segala corak penindasan alias diskriminasi. 

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Di sisi lain, pendidikan nan tinggi untuk anak-anak juga termasuk salah satu prioritas utama dalam aliran Islam. Hal ini masuk dalam tanggungjawab orang tua dan masyarakat untuk memberikan pendidikan nan holistik serta mencakup aspek agama, moral, intelektual, sosial dan emosional.

Prinsip ini menjadi landasan nan kokoh gimana sebuah pendidikan pada pandangan Islam untuk memberikan bekal dalam pembentukan karakter dan watak anak. Alhasil, pendekatan nan digunakan dalam pendidikan anak adalah pendekatan nan berkarakter menyeluruh terhadap semua potensi nan dimiliki anak melalui pendidikan kepercayaan Islam. 

Kedudukan anak dalam Islam

Menyadari pentingnya kedudukan anak dalam Islam merupakan langkah awal nan sangat krusial bagi setiap orang tua. Dalam kitab Pendidikan Anak dalam Dimensi Islam karya Azhari, konsep ini disampaikan dengan jelas dan tegas.

Dalam Islam, anak dianggap sebagai hidayah dan amanah dari Allah SWT nan kudu dijaga, dilindungi dan dibimbing dengan penuh kasih sayang serta tanggung jawab. Pada kitab nan sama, terdapat 6 kedudukan anak dalam Islam. Berikut deretannya:

1. Amanah dari Allah

Pemahaman tentang anak sebagai amanah dari Allah, merupakan fondasi krusial dalam memahami kedudukan anak dalam Islam. Amanah ini mengingatkan orang tua bahwa anak-anak mereka adalah hidayah nan kudu dijaga, dipelihara, dan dibimbing dengan penuh tanggung jawab.

Tugas ini tidak hanya berangkaian dengan kebutuhan bentuk dan materi anak, tetapi juga dengan perkembangan spiritual dan moral mereka. Anak kudu diberikan lingkungan nan aman, penuh kasih sayang, dan penuh perhatian agar mereka dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. Pendidikan jasmani, rohani, dan intelektual kudu diberikan seimbang, sesuai dengan prinsip-prinsip Islam nan mengedepankan pembentukan karakter nan kuat dan adab nan mulia.

Hal ini juga dituangkan dalam Q.S. al-Dzaariyat ayat 56 nan menjelaskan bahwa perintah Allah untuk para orang tua kudu menjaga anak agar tumbuh dan hidup sesuai dengan tujuan pembuatan manusia sebagai berikut.

وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْاِنْسَ اِلَّا لِيَعْبُدُوْنِ - ٥٦

Artinya: Aku tidak menciptakan hantu dan manusia melainkan agar mereka beragama kepada-Ku. (QS. Az-Zariyat: 56)

Ibnu Qayyim al-Jauziyyah juga menggarisbawahi pentingnya kesadaran orang tua bakal tanggung jawab mereka terhadap amanah nan diberikan oleh Allah SWT berupa anak-anak. Allah SWT bakal meminta pertanggungjawaban atas gimana orang tua menunaikan amanah tersebut, apakah dengan baik alias tidak.

Pendidikan nan dilakukan orangtua terhadap anaknya memang krusial dan krusial dalam Islam. Allah berfirman dalam QS. Al-Tahrim ayat 6 sebagai berikut.

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ قُوٓا۟ أَنفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا ٱلنَّاسُ وَٱلْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلَٰٓئِكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَّا يَعْصُونَ ٱللَّهَ مَآ أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ

Yā ayyuhallażīna āmanụ qū anfusakum wa ahlīkum nāraw wa qụduhan-nāsu wal-ḥijāratu 'alaihā malā`ikatun gilāẓun syidādul lā ya'ṣụnallāha mā amarahum wa yaf'alụna mā yu`marụn

Artinya: Hai orang-orang nan beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka nan bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat nan kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa nan diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa nan diperintahkan.

2. Anugerah dan nikmat dari Allah

Kehadiran anak membawa kebahagiaan dan memberikan makna nan mendalam dalam kehidupan orang tua. Anak-anak merupakan sumber kebahagiaan nan tak ternilai bagi keluarga, memberikan kehidupan nan penuh warna dan berbobot bagi orang tua.

Dengan memahami bahwa anak-anak adalah hidayah dan nikmat dari Allah SWT, orang tua diharapkan bakal menghargai, menyayangi, dan merawat mereka dengan penuh kasih sayang dan kepedulian.

Allah berfirman dalam QS. Al Syuura ayat 49-50 sebagai berikut.

لِلّٰهِ مُلْكُ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِۗ يَخْلُقُ مَا يَشَاۤءُ ۗيَهَبُ لِمَنْ يَّشَاۤءُ اِنَاثًا وَّيَهَبُ لِمَنْ يَّشَاۤءُ الذُّكُوْرَ ۙ - ٤٩ اَوْ يُزَوِّجُهُمْ ذُكْرَانًا وَّاِنَاثًا ۚوَيَجْعَلُ مَنْ يَّشَاۤءُ عَقِيْمًا ۗاِنَّهٗ عَلِيْمٌ قَدِيْرٌ - ٥٠

Artinya: Milik Allah-lah kerajaan langit dan bumi; Dia menciptakan apa nan Dia kehendaki, memberikan anak wanita kepada siapa nan Dia kehendaki dan memberikan anak laki-laki kepada siapa nan Dia kehendaki, alias Dia menganugerahkan jenis laki-laki dan perempuan, dan menjadikan mandul siapa nan Dia kehendaki. Dia Maha Mengetahui, Mahakuasa (QS. asy-Syura: 49-50).

Apalagi jika anak tersebut adalah anak nan saleh. Mereka adalah kekayaan nan tak ternilai harganya bagi orang tua di bumi dan alambaka kelak.

3. Ujian dan cobaan

Terkadang adanya anak-anak membawa tanggung jawab besar bagi orang tua, nan kudu dijalani dengan penuh kesabaran, kebijaksanaan dan keteguhan hati. Anak-anak membawa tantangan dan ujian bagi orang tua dalam beragam aspek kehidupan, termasuk dalam perihal pendidikan, pengasuhan, dan pembinaan karakter.

Orang tua kudu menghadapi beragam perubahan dan tantangan nan muncul seiring dengan tumbuh kembang anak-anak mereka.

Allah berfirman dalam QS. QS. At-Taghabun ayat 15 sebagai berikut.

اِنَّمَآ اَمْوَالُكُمْ وَاَوْلَادُكُمْ فِتْنَةٌ ۗوَاللّٰهُ عِنْدَهٗٓ اَجْرٌ عَظِيْمٌ - ١٥

Artinya: Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu hanyalah ujian (bagimu), dan di sisi Allah pahala nan besar (QS. At-Taghabun: 15).

Kehadiran anak bisa menjadi ujian bagi orang tua untuk tetap merendahkan diri dan berterima kasih atas nikmat Allah SWT. Sebaliknya, terkadang orang tua dapat terjebak dalam emosi arogan dan kesombongan lantaran mempunyai anak, sehingga mereka merasa lebih baik alias lebih unggul dari orang lain.

4. Penerus garis keturunan

Kedudukan anak sebagai penerus cita-cita hidup dan kelestarian garis keturunan dari orang tua. Dalam aliran Islam, pendidikan anak dianggap sebagai salah satu tanggungjawab nan sangat krusial bagi orang tua.

Pendidikan nan diberikan kepada anak tidak hanya seputar pengetahuan pengetahuan, tetapi juga mencakup aspek moral, spiritual, dan akhlak. Dengan memberikan pendidikan nan baik, orang tua berambisi anak-anak mereka dapat tumbuh menjadi generasi nan cerdas, beragama dan berfaedah bagi agama, bangsa, dan negara.

Oleh karena itu, krusial bagi orang tua untuk selalu berupaya keras dalam mendidik anak-anak mereka, lantaran pendidikan nan baik bakal membawa akibat positif bagi masa depan anak-anak dan juga umat Islam secara keseluruhan.

Allah SWT berfirman dalam QS. Al Baqarah ayat 133:

اَمْ كُنْتُمْ شُهَدَاۤءَ اِذْ حَضَرَ يَعْقُوْبَ الْمَوْتُۙ اِذْ قَالَ لِبَنِيْهِ مَا تَعْبُدُوْنَ مِنْۢ بَعْدِيْۗ قَالُوْا نَعْبُدُ اِلٰهَكَ وَاِلٰهَ اٰبَاۤىِٕكَ اِبْرٰهٖمَ وَاِسْمٰعِيْلَ وَاِسْحٰقَ اِلٰهًا وَّاحِدًاۚ وَنَحْنُ لَهٗ مُسْلِمُوْنَ - ١٣٣

Artinya: Apakah Anda menjadi saksi saat maut bakal menjemput Yakub, ketika dia berbicara kepada anak-anaknya, "Apa nan Anda sembah sepeninggalku?" Mereka menjawab, "Kami bakal menyembah Tuhanmu dan Tuhan nenek moyangmu ialah Ibrahim, Ismail dan Ishak, (yaitu) Tuhan nan Maha Esa dan kami (hanya) bertawakal diri kepada-Nya (QS. Al Baqarah: 133).

5. Pelestari pahala orang tua

Anak saleh memang menjadi angan setiap orang tua nan beriman. Mereka adalah hidayah nan diberikan Allah SWT kepada orang tua sebagai ujian dan amanah nan kudu dijaga dan dipelihara dengan baik. Anak saleh bukan hanya sekadar menunjukkan ketaatan dalam ibadah, tetapi juga dalam sikap dan perilaku sehari-hari.

Karakteristik seorang anak saleh tidak hanya tercermin dalam kepatuhannya terhadap patokan agama, tetapi juga dalam sikapnya terhadap sesama. Mereka merupakan perseorangan nan senantiasa berupaya memberikan faedah bagi orang lain, baik itu dalam corak support materi, nasihat alias doa. Anak saleh senantiasa mengutamakan kebaikan dan kemanfaatan berbareng dalam segala perihal nan dilakukan.

Disebutkan dalam sebuah sabda riwayat Muslim nan berasal dari Abu Hurairah ra.

عن أبي هريرة رضي الله عنه: أن النبي صلى الله عليه وسلم قال: إذَا مَاتَ الإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَمَلُهُ إلاَّ مِنْ ثَلاَثَةِ: إِلاَّ مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ، أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ، أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ

Artinya: Dari Abu Hurairah ra. berkata: Rasulullah bersabda: "Apabila manusia itu meninggal bumi maka terputuslah segala amalnya selain tiga: ialah infak jariyah, pengetahuan nan berfaedah alias anak saleh nan mendoakan kepadanya (HR. Muslim).

6. Makhluk independen

Setiap anak memang mempunyai takdirnya sendiri nan telah ditentukan oleh Allah SWT. Mereka adalah perseorangan nan mempunyai kewenangan dan kemerdekaan dalam menjalani kehidupan mereka sendiri, terlepas dari pengaruh alias paksaan dari perseorangan lain, termasuk orang tua mereka.

Sebagai buatan Allah SWT, setiap anak dianugerahi keunikan, potensi dan tujuan hidup nan berbeda-beda. Kehadiran mereka di bumi ini merupakan bagian dari rahasia dan kebijaksanaan-Nya nan tidak selalu dapat dipahami oleh manusia.

Oleh karena itu, sebagai orang tua, tugas utama adalah mendukung anak-anak dalam menemukan dan mengembangkan jalan hidup mereka sendiri sesuai dengan takdir nan telah Allah tetapkan.

Allah SWT berfirman dalam QS. an-Najm ayat 39-41 sebagai berikut:

وَاَنْ لَّيْسَ لِلْاِنْسَانِ اِلَّا مَا سَعٰىۙ - ٣٩ وَاَنَّ سَعْيَهٗ سَوْفَ يُرٰىۖ - ٤٠ ثُمَّ يُجْزٰىهُ الْجَزَاۤءَ الْاَوْفٰىۙ - ٤١

Artinya: Dan bahwa manusia hanya memperoleh apa nan telah diusahakannya, dan sesungguhnya usahanya itu kelak bakal diperlihatkan (kepadanya), kemudian bakal diberi jawaban kepadanya dengan jawaban nan paling sempurna (QS. an-Najm: 39-41).

Doa memohon anak saleh dalam Al-Qur'an

Menilik buku Dahsyatnya Doa Para Nabi oleh Syamsuddin Noor, berikut doa-doa anak saleh dalam Al-Qur'an nan pernah dipanjatkan para nabi dan rasul serta orang-orang bertakwa pilihan Allah SWT. Simak selengkapnya, Bunda untuk mendoakan Si Kecil.

1. Surat Al-Furqan Ayat 74

رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ اَزْوَاجِنَا وَذُرِّيّٰتِنَا قُرَّةَ اَعْيُنٍ وَّاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِيْنَ اِمَامًا

Rabbanaa hab lanaa min azwaajinaa wa dzurriyyaatinaa qurrata a'yuniw waj'alnaa lil-muttaqiina imaamaa(n)

Artinya: Wahai Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami penyejuk mata dari pasangan dan keturunan kami serta jadikanlah kami sebagai pemimpin bagi orang-orang nan bertakwa.

2. Surat Ali Imran Ayat 35

رَبِّ اِنِّيْ نَذَرْتُ لَكَ مَا فِيْ بَطْنِيْ مُحَرَّرًا فَتَقَبَّلْ مِنِّيْ اِنَّكَ اَنْتَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ

Rabbi innii nadzartu laka maa fii bathnii muharraran fataqabbal minnii, innaka antas-samii'ul 'aliim(u)

Artinya: Wahai Tuhanku, sesungguhnya saya menazarkan kepada-Mu apa nan ada di dalam kandunganku murni untuk-Mu (berkhidmat di Baitul Maqdis). Maka, terimalah (nazar itu) dariku. Sesungguhnya Engkaulah nan Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. [Doa Istri Imran alias Ibunda dari Siti Maryam]

3. Surat Ali Imran Ayat 36

وَاِنِّيْٓ اُعِيْذُهَا بِكَ وَذُرِّيَّتَهَا مِنَ الشَّيْطٰنِ الرَّجِيْمِ

Wa innii u'iidzuhaa bika wa dzurriyyatahaa minasy-syaithaanir-rajiim(i)

Artinya: (Aku) memohon perlindungan-Mu untuknya dan anak cucunya dari setan nan terkutuk [Doa Istri Imran alias Ibunda dari Siti Maryam]

4. Surat Ali Imran Ayat 38

رَبِّ هَبْ لِيْ مِنْ لَّدُنْكَ ذُرِّيَّةً طَيِّبَةً اِنَّكَ سَمِيْعُ الدُّعَاۤءِ

Rabbi hab lii mil ladunka dzurriyyatan thayyiba(tan) innaka samii'ud-du'aa-(i)

Artinya: "Wahai Tuhanku, karuniakanlah kepadaku keturunan nan baik dari sisi-Mu. Sesungguhnya Engkau Maha Mendengar doa." [Doa Nabi Zakaria AS]


5. Surat Ash-Shaffat Ayat 100

رَبِّ هَبْ لِيْ مِنَ الصّٰلِحِيْنَ

Rabbi hab lii minash-shaalihiin(a)

Artinya: Ya Tuhanku, anugerahkanlah kepadaku (keturunan) nan termasuk orang-orang saleh. [Doa Nabi Ibrahim AS]


6. Surat Al-Anbiya Ayat 89

رَبِّ لَا تَذَرْنِيْ فَرْدًا وَّاَنْتَ خَيْرُ الْوٰرِثِيْنَ

Rabbi laa tadzarnii fardaw wa anta khairul-waaritsiin(a)

Artinya: Ya Tuhanku, janganlah Engkau biarkan saya hidup seorang diri (tanpa keturunan), sedang Engkau adalah sebaik-baik waris [Doa Nabi Zakaria AS]

7. Surat Ibrahim Ayat 35

رَبِّ اجْعَلْ هٰذَا الْبَلَدَ اٰمِنًا وَّاجْنُبْنِيْ وَبَنِيَّ اَنْ نَّعْبُدَ الْاَصْنَامَ

Rabbij'al haadzal-balada aaminaw wajnubnii wa baniyya an na'budal-ashnaam(a)

Artinya: Ya Tuhanku, jadikanlah negeri ini (Makkah) negeri nan kondusif dan jauhkanlah saya beserta anak cucuku dari penyembahan terhadap berhala-berhala [Doa Nabi Ibrahim AS]

Demikian ulasan tentang kedudukan anak dalam Islam. Semoga Si Kecil dapat menjadi anak nan sholeh dan membanggakan kedua orang tuanya di bumi dan alambaka kelak ya, Bunda!

Bagi Bunda nan mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join organisasi HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(rap/rap)

Selengkapnya
Sumber HaiBunda
HaiBunda