Kemenkes Ungkap Perbedaan Gejala Bdb Bagi Alumni Covid-19 , Bunda Perlu Tahu

Sedang Trending 1 minggu yang lalu

Jakarta -

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) telah melaporkan adanya kenaikan kasus DBD di Indonesia pada minggu-17 tahun 2024, Bunda. Tak tanggung-tanggung, jumlah kasusnya apalagi meningkat tiga kali lipat dibandingkan dengan periode nan sama di tahun lalu.

Hal ini lantas memicu banyak kekhawatiran. Apalagi, Kemenkes juga menyebut bahwa ada sedikit perbedaan indikasi demam berdarah dengue (DBD) pada seseorang nan pernah menderita COVID-19.

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2PM) Kemenkes Imran Pambudi menuturkan perihal tersebut dipengaruhi oleh reaksi imunologi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


"Memang ada beberapa laporan nan menunjukkan ada perubahan indikasi DBD setelah pandemi COVID-19. Hal ini memang mengenai perubahan reaksi imunologi nan terjadi pada tubuh seseorang nan pernah terinfeksi COVID-19," katanya.

Lebih lanjut, Imran menuturkan indikasi klasik DBD seperti bintik merah dan epistaksis usai digigit nyamuk aedes aegypti tidak selalu muncul usai pandemi COVID-19. Umumnya, gejalan tersebut muncul pada hari ketiga dan berjalan selama dua hingga tiga hari berikutnya.

Imran menambahkan, indikasi baru DBD lainnya nan dapat muncul ialah demam nan tidak kunjung reda. Biasanya, kondisi tersebut 'hanya' terjadi dalam waktu empat sampai 10 hari setelah digigit nyamuk.

Ia menuturkan proses penemuan DBD di Indonesia pada saat ini sudah lebih maju. Salah satu perangkat nan digunakan adalah rapid antigen (NS1).

"Sehingga kita tidak menunggu gejala-gejala klasik itu muncul nan kadang malah membikin keterlambatan penanganan. Bila ada demam tinggi disertai nyeri-nyeri badan agar segera memeriksakan diri ke akomodasi kesehatan untuk dicek menggunakan NS1," tandasnya.

Berdasarkan info terakhir kasus DBD sudah menyentuh nomor 88.593 kasus pada tahun ini, Bunda. Sedangkan pada tahun lampau kasus DBD berada di nomor 28.579. Angka kematian total hingga saat ini mencapai 621 jiwa, meningkat cukup jauh dibandingkan tahun 2023 dengan 209 kasus dalam periode nan sama.

TERUSKAN MEMBACA KLIK DI SINI. 

Bagi Bunda nan mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join organisasi HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis! 

(AFN/fia)

Selengkapnya
Sumber HaiBunda
HaiBunda