Mengenal Art Therapy Untuk Meningkatkan Kesehatan Mental

Sedang Trending 4 minggu yang lalu

Jakarta -

Mempertimbangkan kesenian dapat membantu meningkatkan kesehatan mental. Dalam perihal ini, art therapy dipercaya berfaedah untuk penyakit mental, termasuk depresi, kecemasan, hingga gangguan makan.

Sama seperti lukisan, foto, alias musik nan bisa mengatakan sesuatu tanpa kudu dijelaskan. Terapi ini mendorong orang dengan kondisi mental untuk mengekspresikan dirinya masing-masing.

Tidak kudu berprofesi alias mempunyai darah sebagai seniman untuk menerapkan teknik kesehatan mental ini. Sebab, terapi ini menggunakan kekuatan seni dan langkah komunikasi nan berbeda untuk membikin orang terbuka dan terlibat dalam terapi mereka dengan langkah baru, nan meningkatkan segala jenis penyembuhan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Banner Resep Ibu Sisca

Apa itu art therapy?

Melansir dari laman psychology.org, art therapy adalah perangkat nan digunakan terapis untuk membantu pasien menafsirkan, mengekspresikan, dan menyelesaikan emosi dan pikiran mereka.

Dalam perihal ini, pasien bekerja sama dengan terapis untuk mengeksplorasi emosinya, memahami bentrok alias emosi nan menyebabkan mereka tertekan, dan menggunakan seni untuk membantu mereka menemukan solusi atas masalah tersebut.

Usut punya usut, rupanya terapi ini sudah ada sejak 1940-an dan baru dikenal masyarakat luas pada 1970-an, Bunda. Seperti terapi tari alias musik, terapi ini memanfaatkan produktivitas seseorang.

Kondisi seseorang nan memerlukan art therapy

Art therapy telah dipercaya bisa mengobati beragam gangguan mental dan tekanan psikologis. Dalam banyak kasus, ini mungkin digunakan berbarengan dengan teknik psikoterapi lain seperti terapi golongan alias cognitive-behavioral therapy (CBT).

Adapun beberapa kondisi seseorang nan mungkin memerlukan terapi ini:

  • Masalah mengenai penuaan
  • Kecemasan
  • Mengidap kanker
  • Depresi
  • Gangguan makan
  • Sulit mengendalikan emosi
  • Memiliki masalah family alias hubungan
  • Kondisi medis
  • Gejala psikologis nan berasosiasi dengan masalah medis lainnya
  • Post-traumatic stress disorder (PTSD)
  • Masalah psikososial
  • Gangguan penyalahgunaan narkoba

Manfaat art therapy

Menurut sebuah studi tahun 2016 nan diterbitkan dalam Journal of American Art Therapy Association, aktivitas imajinatif nan dilakukan kurang dari satu jam dapat mengurangi stres dan berakibat positif pada kesehatan mental, terlepas dari pengalaman alias talenta seni nan dimiliki.

Seorang terapis ini dapat menggunakan beragam metode seni, termasuk menggambar, melukis, dan kolase dengan pasien mulai dari anak mini hingga orang dewasa nan lebih tua.

Pasien nan pernah mengalami trauma emosional, kekerasan fisik, kekerasan dalam rumah tangga, kecemasan, depresi, dan masalah psikologis lainnya dapat memperoleh faedah dari mengekspresikan diri mereka secara kreatif.

Melansir dari laman verywell mind, beberapa situasi di mana terapi ini dapat digunakan, di antaranya:

  • Orang dewasa mengalami stres berat
  • Anak-anak mengalami masalah perilaku alias sosial di sekolah alias rumah
  • Anak-anak alias orang dewasa nan pernah mengalami peristiwa traumatis
  • Anak-anak dengan ketidakmampuan belajar
  • Individu nan hidup dengan cedera otak
  • Orang nan mengalami masalah kesehatan mental

Hal nan perlu dipahami tentang art therapy

Jika menyadari diri sendiri alias orang terdekat tengah mempertimbangkan art therapy, ada beberapa perihal nan perlu dipahami terlebih dahulu. Berikut di antaranya:

1. Tidak kudu artistik

Orang nan mau menjalani terapi ini tidak perlu mempunyai keahlian artistik alias talenta unik untuk berperan-serta dalam terapi ini, dan orang-orang dari segala usia termasuk anak-anak, remaja, dan orang dewasa dapat memperoleh faedah art therapy.

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa kehadiran seni dapat berkedudukan dalam meningkatkan kesehatan mental.

2. Berbeda dengan kelas seni

Kelas seni lebih berfokus pada pengajaran teknik alias menciptakan hasil karya tertentu, namun art therapy lebih pada membiarkan pasien konsentrasi pada pengalaman jiwa mereka.

Dalam menciptakan seni, seseorang bisa memusatkan perhatian pada persepsi, imajinasi, dan perasaannya sendiri. Oleh lantaran itu, pasien didorong untuk menciptakan karya seni nan lebih mengekspresikan bumi batinnya daripada membikin sesuatu nan merupakan ekspresi bumi luar.

3. Bukan untuk semua orang

Perlu diketahui juga bahwa art therapy bukan untuk semua orang. Meskipun produktivitas alias keahlian artistik tingkat tinggi tidak diperlukan agar terapi ini berhasil, banyak orang dewasa nan percaya bahwa mereka tidak imajinatif alias artistik mungkin menolak alias skeptis terhadap proses tersebut.

Selain itu, terapi ini belum terbukti efektif untuk semua jenis kondisi kesehatan mental, Bunda. Misalnya saja, salah satu meta-analisis menemukan bahwa art therapy tidak efektif dalam mengurangi indikasi skizofrenia positif alias negatif.

Nah, itulah beberapa perihal nan bisa Bunda kenali terkait art therapy. Semoga bermanfaat, ya, Bunda.

Bagi Bunda nan mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join organisasi HaiBunda Squad. Daftar dan klik di SINI. Gratis! 

(asa)

Selengkapnya
Sumber HaiBunda
HaiBunda