Ini Alasan Lagu Patah Hati Taylor Swift Bikin Banyak Orang Menangis

Sedang Trending 1 minggu yang lalu

Jakarta -

Taylor Swift kembali melahirkan karya terbarunya lewat album nan berjudul The Tortured Poets Departement. Lagu-lagu terbarunya ini sukses menduduki puncak tangga lagu Inggris dengan penjualan minggu pertama terbesar dalam tujuh tahun.

Bukan hanya itu saja, banyak orang mengaku menangis setelah mendengarkan lagu baru wanita 34 tahun ini. Album terbaru Taylor ini merupakan rilisan pertama sejak kandasnya hubungan dia dengan mantan kekasihnya enam tahun lalu.

Pada album tersebut, Taylor menghadirkan lagu-lagu perpisahan dengan ramuan kemarahan, kesedihan, kerinduan, dan kebingungan nan sesuai dengan selera penggemarnya. Akibatnya, tak sedikit fans nan ikut menangis saat menikmati lagi-lagu ini.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Tidak ada nan salah dengan menangis saat mendengarkan lagu-lagu tertentu. Bahkan, para mahir beranggapan bahwa musik nan mengharukan bisa membantu seseorang mengatasi emosi negatif dan merasakan kedamaian bagi dirinya, Bunda.

Psikolog Arianna Galligher mengatakan katarsis dan pengesahan adalah dua perihal nan membikin menangis saat mendengarkan lagu patah hati seperti nan dibuat oleh Taylor.

“Mengapa rasanya lezat sekali? Katarsis dan validasi,”  ujar Galligher, dikutip dari laman CNN Indonesia, Sabtu (27/4/2024).

Katarsis sendiri merupakan pelepasan emosi alias keluh kesah nan tersimpan di dalam batin. Galligher menjelaskan bahwa pendengar butuh memvalidasi perasaannya melalui sebuah lagu.

“Ada manfaatnya jika kita punya kesempatan untuk mengeksplorasi emosi nan lebih menyakitkan dan merasa tidak apa-apa lantaran orang lain juga mengalaminya,” ujarnya.

Ia juga menilai, kesuksesan Taylor dalam menulis lagu-lagu perpisahan berasal dari nuansa nan dihadirkan. “Meski ada kesedihan dan kehilangan, tapi ada juga tema pemberdayaan,” ungkap Galligher.

Hal nan sama juga disampaikan oleh psikolog lainnya Jaryd Hiser. Ia mengatakan musik menjadi kunci nan membawa orang-orang untuk berani kembali mengunjungi emosi menyakitkan.

“Saya menganggapnya sebagai langkah mudah menuju kesadaran. Jika kita bisa selalu sadar, itu bagus. Tapi, kebanyakan dari kita tidak bisa sadar,” ujar Hiser.

TERUSKAN MEMBACA KLIK DI SINI.

Bagi Bunda nan mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join organisasi HaiBunda Squad. Daftar dan klik di SINI. Gratis!

(asa/fir)

Selengkapnya
Sumber HaiBunda
HaiBunda