Ibu Hamil Sering Alami Kram Perut Bawah, Kenali Penyebab Dan Cara Mencegahnya

Sedang Trending 4 minggu yang lalu

Jakarta -

Kram adalah kondisi nan kerap dialami wanita saat haid. Keluhan nan sering terjadi di perut bawah ini juga sering dialami Bunda nan sedang hamil.

Kram perut bawah umumnya terjadi di awal kehamilan. Tetapi, tak menutup kemungkinan keluhan ini dialami di trimester kedua alias akhir kehamilan.

Menurut American Pregnancy Association (APA), kram saat mengandung biasanya terjadi ketika rahim membesar sehingga menyebabkan ligamen dan otot nan menopangnya meregang. Kram mungkin lebih terasa saat Bunda bersin, batuk, alias mengubah posisi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


"Selama trimester pertama, kram sering kali disebabkan oleh perubahan normal nan terjadi selama perkembangan bayi. Kram secara umum dapat digambarkan sebagai sensasi perut seperti ditarik pada salah satu sisi alias kedua sisi perut," tulis APA dalam laman resminya.

Meski kram bukan indikasi untuk mendeteksi kehamilan, keluhan ini sering kali menyertai banyak kehamilan. Dalam kebanyakan kasus, kram merupakan bagian normal dari kehamilan. Namun, ada beberapa kasus ketika kram perlu mendapatkan perhatian medis.

Penyebab kram perut bawah

Bunda mengandung nan mengalami kram perut bawah umumnya merasakan nyeri nan tajam dan menusuk. Kram saat mengandung biasanya mirip dengan kram menstruasi.

Ada beberapa penyebab kram perut bawah selama hamil. Berikut 5 penyebabnya:

1. Pertumbuhan rahim

Rahim bakal tumbuh sigap di dua trimester pertama kehamilan. Rahim bakal kudu meregang untuk bisa menampung bayi nan sedang tumbuh.

Pertumbuhan rahim ini umumnya bakal meninggalkan sensasi seperti tarikan di dalam perut alias kram. Selain kram, banyak ibu mengandung melaporkan sakit di perut bagian bawah dan area kandung kemih.

"Saat bayi bertambah besar pada trimester kedua dan ketiga, ibu mengandung mungkin merasakan lebih banyak rasa sakit di perut bagian bawah dan wilayah kandung kemih. Ibu mengandung mungkin merasakan kulitnya meregang dan tekanan lantaran beban tambahan," ujar Dokter ahli Obstetri dan Ginekologi, Valinda Riggins Nwadike, MD, MPH, dilansir Healthline.

2. Implantasi

Kram perut bawah di awal kehamilan bisa disebabkan oleh proses implantasi. Untuk bisa hamil, sel telur nan telah dibuahi kudu menempel pada lapisan rahim. Setelah sel telur berada di tuba falopi dan menjadi embrio, proses implantasi di rahim bakal dimulai. Saat inilah, kram implantasi bisa dialami Bunda di awal kehamilan.

Menurut Dokter ahli Obstetri dan Ginekologi, Dr. Sabiha Anjum, tidak semua ibu mengandung mengalami kram implantasi. Hanya 30 persen wanita mengalami kondisi ini di awal kehamilannya.

"Jika kram terjadi sekitar 7 hingga 12 hari setelah ovulasi, maka ada kemungkinan implantasi telah terjadi terutama jika disertai nyeri," kata Anjum, dikutip dari Parenting Firstcry.

Saat kram terjadi, perut bagian bawah bisa terasa sakit. Rasa sakit ini juga dapat terjadi di wilayah sekitar perut hingga punggung bawah. Kram ini diasumsikan bakal lenyap setelah dua hingga tiga hari.

3. Nyeri ligamen bundar

Nyeri ligamen bundar (round ligament pain) adalah salah satu karakter mengandung nan umum dialami para Bunda. Meski dikatakan normal, karakter mengandung ini dapat menimbulkan ketidaknyamanan lantaran munculnya rasa kram di perut bawah dan area pinggul.

Ligamen bundar adalah otot nan menopang rahim, dan ketika meregang, Bunda mungkin merasakan nyeri nan tajam dan menusuk, alias nyeri tumpul di perut bagian bawah. Kram lantaran nyeri ligeman bundar umumnya terjadi selama trimester kedua.

Kram ini juga relatif ringan dan berkarakter sementara. Bunda tidak perlu mengkhawatirkannya selama tidak mengganggu aktivitas dan menyebabkan nyeri nan hebat.

"Nyeri ligamen bundar biasanya berkarakter sementara alias intermiten. Hal ini biasanya dialami dengan munculnya kram nan tiba-tiba di wilayah perut alias pinggul, dengan nyeri paling sering terjadi di sisi kanan. Beberapa ibu melaporkan kram dirasakan di kedua sisi perut," ujar Nwadike.

4. Dehidrasi dan kekurangan elektrolit

Kurang cairan hingga menyebabkan dehidrasi juga dapat menyebabkan kram perut bawah, Bunda. Kram nan dirasakan dapat terjadi berbarengan dengan kontraksi tiruan alias Braxton Hicks.

Saat Bunda mengalami dehidrasi, aliran darah ke rahim bakal berkurang sehingga menyebabkan kram alias kontraksi rahim. Kondisi ini umumnya juga dialami wanita nan mengalami dehidrasi saat menstruasi.

"Respons rahim terhadap kekurangan volume darah dan cairan adalah munculnya kram, nan terasa seperti kram alias kontraksi saat menstruasi," ungkap guru besar kedokteran ibu-janin di University of Texas Medical Branch, M. Clark, M.D., melansir dari laman Self Magazine.

Selama hamil, Bunda setidaknya perlu mengonsumsi 8 sampai 10 gelas air per hari. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa dehidrasi nan ekstrem berpotensi meningkatkan akibat persalinan prematur.

5. Infeksi Saluran Kemih (ISK)

Kram perut bawah bisa menjadi tanda adanya masalah kesehatan, seperti Infeksi Saluran Kemih (ISK). Menurut APA, ISK adalah peradangan kuman di saluran kemih. Ibu mengandung berisiko lebih tinggi terkena ISK mulai minggu ke-6 hingga minggu ke-24 kehamilan lantaran perubahan nan terjadi saluran kemih.

Kram perut bawah nan dirasakan lantaran ISK, berbeda dengan kram seperti haid. Selain mengalami nyeri di perut bagian bawah, Bunda bakal merasakan nyeri tekan di area tersebut.

Selain kram dan nyeri, indikasi lain ISK adalah munculnya sensasi terbakar saat buang air mini dan urine tampak keruh, gelap, berdarah alias berbau tak sedap. Pada beberapa orang, ISK juga dapat ditandai dengan demam ringan.

Perut Bagian Bawah Sakit saat Hamil Trimester 3, Kenali Penyebab dan Cara MengatasinyaIlustrasi Kram Perut Bawah saat Hamil/ Foto: Getty Images/Nastasic

Tanda ancaman kram perut bawah

Kram perut bawah saat mengandung juga perlu diwaspadai ya, Bunda. Ada beberapa tanda ancaman kram perut bawah nan perlu mendapatkan penanganan medis, seperti:

  • Keluarnya darah dari vagina
  • Sakit alias kram nan berjalan lama dan menjalar
  • Air ketuban pecah
  • Keputihan berlebihan dan tidak biasa
  • Tubuh menjadi lemas dan mau pingsan
  • Buang air besar terasa sakit dan berdarah
  • Nyeri saat buang air kecil
  • Bengkak di kaki, tangan, dan wajah
  • Demam alias menggigil
  • Urine berbau tidak sedap
  • Sakit kepala parah
  • Nyeri punggung bawah disertai perdarahan
  • Gangguan penglihatan

Cara mencegah kram perut bawah saat hamil

Kram perut bawah saat mengandung nan terjadi lantaran perubahan tubuh mungkin susah dicegah, Bunda. Tapi bukan berfaedah tidak bisa diminimalkan nyerinya alias dicegah agar tidak menjadi parah.

Berikut beberapa langkah mencegah kram perut bawah saat mengandung nan dapat Bunda coba lakukan di rumah:

  1. Konsumsi cukup cairan selama hamil.
  2. Berendam alias mandi air hangat.
  3. Melakukan rileksasi.
  4. Kompres hangat bagian sakit.
  5. Mengubah posisi, seperti duduk alias berbaring.
  6. Mengonsumsi makanan bergizi.

Demikian penyebab dan langkah mengatasi kram perut bawah selama hamil. Semoga info ini berfaedah ya, Bunda.

Bagi Bunda nan mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join organisasi HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(ank/ank)

Selengkapnya
Sumber HaiBunda
HaiBunda