Cara Agar Bayi Tidak Gumoh Setelah Minum Asi, Bunda Menyusui Perlu Tahu

Sedang Trending 4 minggu yang lalu

Jakarta -

Bayi gumoh memang normal terjadi ya, Bunda. Tetapi, perihal ini tetap saja membikin panik ibu menyusui. Yuk, cari tahu gimana langkah agar bayi tidak gumoh setelah minum ASI agar Bunda tak lagi panik.

Bagi Bunda baru, mendapati bayinya gumoh tentu membikin kekhawatiran tersendiri. Apalagi, ASI nan baru saja masuk keluar begitu saja sehingga banyak nan cemas apakah mereka mendapatkan cukup nutrisi alias tidak setelah gumoh.

Ya, gumoh memang biasa terjadi pada bayi kok, Bunda. Sehingga, Bunda tidak perlu stres berlebihan saat bayi Bunda juga mengalaminya. Dikatakan William Byrne, M.D, Kepala Gastroenterologi Anak di Doernbecher Children's Hospital di Portland, Oregon, bahwa 70 persen bayi di bawah usia 3 bulan bakal gumoh tiga kali sehari, dan apalagi normal jika mereka gumoh sebanyak 10 alias 12 kali, seperti dikutip dari laman Parents.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Bayi gumoh setelah minum ASI

Bayi memang bisa terus mengalami gumoh setiap kali usai menyusu. nan perlu Bunda perhatikan adalah jika bayi terus gumoh dalam waktu dua jam setelah menyusu namun mereka tetap tampak ceria, kemungkinan besar mereka mengalami gastroesophageal reflux (GER). 

Pada usia 2 bulan, sebanyak 70 persen hingga 85 persen bayi mengalami regurgitasi setiap hari, menurut The National Institutes of Health. Kondisi ini mencapai puncaknya pada usia 4 bulan, ketika dua pertiga bayi mengalami gejala. Cincin otot nan memisahkan bagian bawah kerongkongan bayi dari lambung tetap berkembang, sehingga memungkinkan isi lambung kembali naik.

Dengan begitu, bayi perlu  mengonsumsi banyak kalori untuk mendukung pertumbuhannya nan sigap sebanyak tiga hingga empat kali lebih banyak dibandingkan orang dewasa per pon berat badannya. Ditambah lagi, mereka condong menelan udara sembari menghisap.

Akibatnya, perut mereka menjadi sangat penuh, dan otot sfingter mereka nan belum matang, nan memisahkan lambung dari kerongkongan, membikin mereka rentan untuk memuntahkan kembali sebagian susu tersebut (mereka juga dapat gumoh setelah menangis alias batuk dengan kuat).

Meskipun mengalami gumoh setelah selesai menyusu, bayi nyatanya tetap tercukupi kebutuhan minumnya ya, Bunda. Biasanya, master anak bakal mengevaluasi pertambahan berat badan bayi pada pemeriksaan kesehatan bayinya. Jika semuanya melangkah sesuai rencana, mereka mendapatkan kalori nan mereka perluan meski sempat gumoh.

Tampaknya seluruh makanan mereka bakal habis, tetapi kemungkinan besar kurang dari satu sendok makan, kata Dr. Byrne. Jadi jangan "memberi" bayi lebih banyak ASI jika dia gumoh setelah makan. Faktanya, memberi makan berlebihan dapat menyebabkan refluks lebih parah.

Kapan bayi berakhir gumoh?

Kasus gumoh pada bayi memang tak perlu dikhawatirkan berlebihan ya, Bunda. Akan tiba saatnya bayi bakal terbebas dari gumoh dan Bunda tidak perlu mencuci busana setiap selesai menyusui. Biasanya, indikasi tersebut bakal berkurang sekitar usia 6 bulan, setelah sistem pencernaan bayi matang dan mereka mulai duduk tegak dan makan makanan padat.

Masalahnya biasanya lenyap sepenuhnya pada ulang tahun pertama bayi Bunda, ketika otot-otot di bagian bawah kerongkongan menjadi lebih kuat. Namun, ada beberapa bayi nan terus gumoh hingga sekitar ulang tahunnya nan kedua. 

Jadi, jangan kaget jika GER bertambah jelek sebelum membaik. Bahkan, beberapa indikasi pada anak muncul kembali ketika mereka belajar merangkak dan isi perutnya bergeser sehingga menyebabkan mereka gumoh lebih dari biasanya.

Cara agar bayi tidak gumoh setelah minum ASI

Ada banyak langkah mengatasi gumoh pada bayi dan membuatnya perlahan tidak mengalaminya setelah menyusu. Berikut ini beberapa langkah agar bayi tidak gumoh setelah minum ASI nan bisa Bunda praktikkan:

1. Hindari memberi makan berlebihan

Ibarat tangki bensin, isi perut bayi nan terlalu penuh (atau terlalu cepat), maka dia berpotensi keluar kembali. Untuk membantu mengurangi makan berlebihan, berikan bayi makanan dalam porsi mini dan lebih sering seperti dikutip dari laman Healthychildren.

2. Sendawakan bayi lebih sering

Gas berlebih di perut bayi bisa menimbulkan masalah. Saat gelembung gas keluar, mereka mempunyai kecenderungan menjengkelkan untuk membawa sisa isi perut bersamanya. Untuk meminimalkan kemungkinan terjadinya perihal ini, sendawakan bayi tidak hanya setelah menyusui, tetapi juga saat makan.

3. Batasi permainan aktif setelah makan dan gendong bayi dalam posisi tegak

Menekan perut bayi segera setelah makan dapat meningkatkan kemungkinan barang apa pun nan ada di perutnya bakal dipaksa bekerja. Meskipun waktu tengkurap krusial bagi bayi, menundanya beberapa saat setelah makan dapat menjadi teknik penghindaran nan mudah dan efektif.

4. Pertimbangkan pola makan busui

Susu sapi dan kedelai dalam makanan harian busui dapat memperburuk gumoh pada bayi dengan Intoleransi/Alergi Protein Susu Sapi. Menghapus protein ini dapat membantu meminimalisasi akibat gumoh pada bayi.

Semoga informasinya membantu ya, Bunda.

Bagi Bunda nan mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join organisasi HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(pri/pri)

Selengkapnya
Sumber HaiBunda
HaiBunda