Mitos Atau Fakta: Potong Rambut Saat Hamil, Berbahayakah Bagi Janin?

Sedang Trending 1 minggu yang lalu

Selama kehamilan, Bunda sering kali diberikan beragam saran tentang apa nan boleh dan tidak boleh dilakukan. Salah satu perihal nan sering menjadi pembicaraan adalah apakah pangkas rambut saat mengandung bisa rawan bagi janin alias tidak.

Beberapa orang mungkin percaya bahwa pangkas rambut selama kehamilan dapat memengaruhi kesehatan janin, sementara nan lain menganggapnya sebagai mitos belaka. Para ibu mengandung pun sebagian besar menahan kemauan pangkas rambut untuk menjamin kesehatan janinnya hingga persalinan nanti.

Namun, gimana info lebih jelas dan lengkapnya mengenai ancaman dari pangkas rambut saat mengandung menurut para mahir medis dan agama? Yuk, simak tulisan satu ini, Bunda.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Bolehkah ibu mengandung pangkas rambut?

Melansir dari Parenting Firstcry, ada banyak sekali kepercayaan di beragam wilayah nan meyakini untuk menghindari memotong rambut selama kehamilan. Berbagai mitos beredar mengatakan janin bakal mengalami kejadian jelek setelahnya. 

Mitos ini berkembang kuat di sejumlah kebudayaan suku-suku di dunia. Sebab, rambut sendiri dipercaya sebagai perantara dalam menyalurkan daya untuk tetap hidup di dunia. Apabila rambut dipotong, maka Bunda sama saja memotong lama kehidupan.

Fakta seputar pangkas rambut saat hamil

Selama kehamilan, sebagian besar hormon dalam tubuh bakal mengalami kenaikan jumlah produksi. Dengan begitu, tubuh kudu menyesuaikan terhadap perubahan nan konstan itu. Akibatnya, kondisi rambut menjadi lebih kering dan rontok.

Nah, salah satu langkah untuk mengurangi kerontokan adalah dengan memotong rambut, Bunda. Upaya ini bakal membikin rambut kembali tertata rapi dan tumbuh lebih sehat.

Mengutip dari Mom Junction, memotong rambut saat mengandung justru bakal membikin rambut Bunda lebih sehat dengan kilauannya. Dengan begitu, memotong rambut saat hamil, faktanya sama sekali tidak bakal memberikan ancaman pada janin nan dikandung.

Dari penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada aspek internal nan menghubungkan rambut terhadap keselamatan janin. Oleh karena itu, ibu mengandung diperbolehkan untuk memotong rambutnya semasa kehamilan berlangsung.

Mitos seputar pangkas rambut saat hamil

Mitos-mitos mengenai ancaman pangkas rambut kepada janin nan dikandung merupakan kepercayaan nan sudah lama beredar di kalangan masyarakat. Tak jarang banyak dari kita mungkin memercayai narasi tersebut.

Menurut budaya Jawa, ada sebuah mitos nan melarang suami untuk memotong rambut istrinya nan tengah hamil. Larangan ini dikaitkan pada kondisi kesehatan janin nan dikandung.

Memotong rambut saat istri mengandung dipercayai dapat menyebabkan ketidaksempurnaan pada perkembangan organ pada janin, terutama pada kesehatan tulangnya.

Selain itu, ancaman pada janin nan tersirat dari mitos-mitos juga sudah lama muncul sejak era para leluhur. Simak penjelasan singkatnya berikut ini.

1. Hilangnya penglihatan pada anak

Mengutip dari Mom Junction, terdapat sebuah mitos terkenal di kalangan bumil nan mengatakan bahwa memotong rambut saat mengandung dapat berakibat rusaknya penglihatan pada bayi nan bakal lahir.

Nyatanya, saat bayi dilahirkan, mereka memerlukan waktu untuk mengembangkan kegunaan penglihatannya dalam menangkap visual nan sempurna.

Dengan begitu, pangkas rambut saat mengandung tidak mempunyai akibat sama sekali dengan kesehatan janin di dalam kandungan. Ucapan tersebut hanyalah mitos belaka nan tidak terbukti kebenarannya.

2. Penyebab bayi menjadi botak

Selain penglihatan, ada juga mitos nan dipercayai bahwa saat Bunda memotong rambut selama kehamilan bakal membikin bayi menjadi botak. Terdengar aneh, namun sebagian orang nan tumbuh dengan mitos ini, bakal memercayai dan mematuhi larangan ini.

Sebagaimana menurut NZ Health, pertumbuhan rambut bayi lebih sangat dipengaruhi dengan aspek genetika dan keturunan dari orang tuanya.

3. Mengundang sial

Satu lagi mitos nan kerap didengar oleh ibu mengandung jika memotong rambut di tengah kehamilan adalah mengundang sial. Mitos ini banyak dipercayai oleh banyak kebudayaan. 

Dalam mitos ini, para leluhur percaya bahwa memotong rambut dapat menyebabkan keguguran, komplikasi kehamilan, bayi lahir mati, hingga kesehatan nan terganggu pasca kelahiran. Cukup menakutkan untuk dilanggar, bukan, Bunda? Oleh karena itu banyak bumil nan tetap merasa takut untuk memotong rambutnya.

Dari ketiga mitos terkenal di atas, tak satupun dari ketiganya nan terbukti betul secara ilmiah. Artinya, Bunda boleh saja memotong rambut dengan kondusif selama kehamilan. 

Hormon kehamilan nan meningkat dan berubah-ubah terkadang membikin rambut ibu mengandung sigap kusam, tak berkilau, dan rontok, sehingga memotong rambut merupakan langkah untuk membikin Bunda tampil lebih baik.

Tips kondusif pangkas rambut saat hamil

Memotong rambut dapat memberikan kesan baru dan segar di masa kehamilan, tetapi perlu Bunda perhatikan beberapa tips ini untuk memastikan keamanan dari ibu mengandung dan bayi di kandungan:

1. Hindari memotong rambut di salon nan ramai

Hal pertama nan perlu diperhatikan saat memotong rambut dengan kondusif adalah dengan menghindari salon nan ramai. Bunda perlu selektif dalam memilih salon dan waktu kunjungannya. Selain akibat membikin bumil tidak nyaman dari ramainya orang, kepadatan visitor di salon juga bisa mengurangi kebersihan untuk Bunda.

2. Hindari penggunaan bahan kimia

Jika Bunda sedang mengandung dan berencana untuk memotong rambut, sebaiknya hindari penggunaan bahan kimia seperti pewarna rambut alias cairan lainnya. Walaupun cairan tersebut tidak secara langsung memengaruhi bayi dalam kandungan, kemungkinan paparan bahan kimia tersebut dapat menyebabkan reaksi alergi pada Bunda.

Paparan terhadap bahan kimia dalam semprotan alias pewarna rambut dapat memicu alergi, terutama bagi Bunda nan rentan terhadap paparan unsur kimia. Lebih baik bagi Bunda untuk memilih potongan rambut tanpa menggunakan bahan kimia apa pun.

Akan tetapi, American Pregnancy Association menyatakan bahwa penggunaan produk perawatan rambut seperti mewarnai, boleh saja dilakukan andaikan kehamilan Bunda sudah memasuki trimester kedua. Namun, pastikan untuk melakukannya dengan langkah-langkah nan sesuai dengan prosedur nan disarankan ya, Bunda.

3. Konsultasi dengan dokter

Merujuk pada A Date with Baby, andaikan seorang ibu mengandung menjalani sebuah perawatan medis alias kondisi kesehatan rambut nan serius, seperti kerontokan berat, sebaiknya konsultasikan dulu dengan master sebelum memutuskan memotong rambut. Hal ini berfaedah untuk menghindari kondisi rambut nan lebih jelek dari perawatan rambut nan dilakukan.

Perawatan rambut selama mengandung nan kondusif dilakukan

Perawatan rambut selama kehamilan merupakan langkah krusial untuk menjaga penampilan dan kesehatan rambut ibu hamil. Maka dari itu, krusial untuk memilih langkah perawatan rambut nan kondusif dan sesuai dengan kondisi kesehatan ibu dan bayi dalam kandungan.

Berikut adalah beberapa perihal nan perlu diperhatikan saat melakukan perawatan rambut nan kondusif dilakukan selama hamil:

1. Kenali jenis rambut dan kondisi kulit kepala

Sebelum memulai perawatan rambut, Bunda perlu mengenali jenis rambut serta kulit kepada nan dimiliki. Hal ini dilakukan untuk memilih produk-produk perawatan nan cocok dengan kebutuhan rambut.

2. Gunakan minyak untuk memijat rambut

Satu tindakan perawatan nan dianjurkan selama masa kehamilan adalah melakukan pijatan rambut menggunakan minyak. Lakukanlah pijatan ini dua hingga tiga kali dalam seminggu dengan lembut mengoleskan minyak hangat ke kulit kepala. Bunda dapat memilih minyak seperti minyak kelapa, minyak almond, alias minyak zaitun.

3. Pilih sampo dan kondisioner nan mengandung bahan aman

Untuk merawat rambut dengan kondusif dan hasil nan baik, pastikan kandungan sampo dan conditioner mengandung bahan aman. Hindari sampo nan mengandung keratin.

Dalam laman Web MD dijelaskan bahwa keratin mempunyai kandungan fomaldehyde, yang bisa meningkatkan akibat gangguan pada kesuburan alias keguguran. Hal ini pun didukung oleh Central for Disease Control and Prevention.

4. Hindari perawatan rambut dengan bahan kimia

Pada masa kehamilan, lebih disarankan untuk menghindari perawatan rambut nan mengandung bahan kimia, seperti penggunaan obat pelurus rambut alias pewarna. Zat kimia dan pigmen pewarna dapat diserap oleh kulit kepala dan berpotensi memengaruhi perkembangan janin dalam kandungan.

5. Jangan menyisir rambut nan tetap basah

Menurut VS Sassoon Australia, kondisi rambut basah adalah keadaan paling rentan di tiap helainya. Menyisir rambut di kala basah bakal membuatnya jaringan dalam rambut rusak menuju kerontokan dan patah-patah.

6. Jangan ikat rambut begitu kencang

Mengikat rambut begitu kencang bakal merusak rambut Bunda. Helai-helai rambut bakal mulai terasa kering dan kusam hingga rontok andaikan bumil terlalu sering mengikatnya.

Biaskanlah untuk mengikat rambut dengan rendah agar kesehatan rambut tidak mengalami kerusakan.

7. Konsumsi makanan penuh nutrisi

Apapun nan kita konsumsi mempunyai akibat pada tubuh. Maka dari itu, untuk mendapatkan rambut nan sehat, makanlah makanan nan penuh nutrisi untuk menyehatkan rambut dari dalam.

Makanan nan tinggi kandungan vitamin D dan E, bakal mengurangi jumlah kerontokan dan memberikan kekuatan pada rambut Bunda. Mulailah untuk rutin menyantap menu seperti ikan-ikanan, kacang-kacangan, sayuran hijau, serta buah seperti alpukat.

8. Hindari stres berlebihan

Rasa stres nan Bunda alami merupakan aspek besar penyebab kerontokan rambut, terlebih selama kehamilan dan setelah melahirkan. Stres juga menyebabkan sel darah putih mengganggu pertumbuhan folikel rambut. Oleh karena itu, untuk mencapai hasil perawatan rambut nan diinginkan, maka kurangi rasa stres dengan melakukan aktivitas nan menyegarkan pikiran.

Kehamilan penuh bakal larangan nan perlu diperhatikan. Bukan perkara pangkas rambut, namun ada perihal lain nan perlu diwaspadai di kala ibu mengandung mengandung. 

Berbagai larangan ini dihindari berasas rekomendasi kepercayaan dan kesehatan psikologis. Simak selengkapnya di bawah ini, Bunda.

Sebenarnya, menurut kepercayaan Islam sendiri, tak ada larangan nan spesifik ditujukan pada ibu hamil. Hanya saja poin-poin di bawah ini adalah perihal nan setidaknya perlu dihindari untuk kebaikan diri dan karena Allah tak menyukainya.

1. Berpuasa

Selama hamil, asupan nutrisi diperlukan lebih dari sebelumnya untuk mendukung perkembangan janin. Apabila berpuasa menyebabkan kekhawatiran Bunda tidak mendapat asupan nan semestinya dan membahayakan kesehatan diri dan janin, Islam memberikan keringanan ibu mengandung boleh tak berpuasa asal nantinya bakal ada tukar ibadah.

2. Mengonsumsi makanan haram

Memakan makanan nan mengandung bahan haram adalah corak larangan Islam kepada umatnya. Apa nan kita konsumsi bakal menjadi berkah terhadap kesehatan dan pertumbuhan janin. Apabila kepercayaan tidak menganjurkan, maka sebagai umat nan taat, Bunda perlu mengikuti larangan tersebut.

3. Bergunjing

Ibu mengandung diberikan larangan untuk menahan diri dari sikap menggunjing. Menurut aliran Islam, sikap mencela dan menghina seseorang bakal memberikan akibat alias karma nan bakal datang pada anak nan bakal lahir.

4. Membuka aurat di hadapan nan bukan mahram

Selama kehamilan, tentu tubuh bakal terasa susah untuk bergerak dengan bebas. Akibatnya, busana nan digunakan oleh bumil pun condong pada rasa nyaman. 

Tapi perlu diingat untuk tetap menutup aurat sebagaimana ini adalah larangan nan diterima Bunda selama mengandung.

Berikut adalah larangan untuk ibu mengandung menurut kesehatan dan dari sisi psikologis, Bunda.

1. Merokok

Untuk para suami nan merupakan perokok aktif, baiknya hindari aktivitas ini di sekitar Bunda nan mengandung. Pantangan dalam menghirup udara nan sudah terkontaminasi asap rokok ini dilakukan untuk keselamatan janin dan ibu hamil.

Melansir dari March of Dimes, asap rokok nan dihirup ibu mengandung dapat menyebabkan bayi lahir dengan berat badan rendah alias abnormal lahir.

2. Sering mengeluh

Kala menghadapi rasa stres ataupun emosi jengkel, mengeluh adalah satu langkah untuk mengekspresikan perasaan dan melepaskan beban pikiran. Namun, sebaiknya ibu hamil jangan terlalu sering mengeluh untuk menjaga sikap optimis ya. Sering mengeluh justru hanya bakal menyebarkan aura dan pengaruh negatif di sekeliling apalagi pada janin nan dikandung. 

4. Konsumsi makan sigap saji

Pantangan untuk membatasi hingga berakhir konsumsi makan sigap saji nan penuh lemak dan gula, adalah langkah preventif untuk menjauhi akibat terganggunya perkembangan janin dalam perut. 

5. Paparan unsur kimia

Tak hanya istri, suami juga perlu menerapkan larangan ini untuk keselamatan istri dan anaknya. Suami sebaiknya menunda kegiatan mengecat rumah andaikan Bunda sedang mengandung.

Kandungan unsur kimia pada cat rumah alias produk pembersih, serta pestisida mempunyai bahan kimia nan keras dan cemas bakal mengganggu kesehatan bumil dan janin.

6. Berhubungan badan

Di tengah hadirnya janin dalam rahim, larangan dalam melakukan hubungan badan kerap disuarakan untuk menjamin keselamatan dan keamanan bayi. Walaupun sebenarnya boleh saja melakukan hubungan intim, Bunda dan pasangan perlu tahu lebih lanjut mengenai perihal ini dengan menanyakan pada master kandungan.

Itulah info kebenaran dan mitos seputar memotong rambut di saat hamil. Harapnya, tulisan ini bisa menjawab pertanyaan seputar perawatan rambut di tengah kondisi ibu nan sedang hamil. Semoga bermanfaat, ya.

Bagi Bunda nan mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join organisasi HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(rap/rap)

Selengkapnya
Sumber HaiBunda
HaiBunda