Mengenal Operasi Steril Dan Pengaruhnya Pada Hubungan Suami Istri

Sedang Trending 2 minggu yang lalu

Jakarta -

Operasi steril dapat menjadi pilihan bagi para Bunda dan suami nan tak mau kembali menambah anak. Namun, jenis kontrasepsi nan satu ini berbeda dengan jenis KB lainnya seperti kondom, IUD, ataupun pil KB lho. 

Mungkin saat ini Bunda jadi semakin penasaran apa nan membedakan operasi steril dengan perangkat kontrasepsi lainnya. Oleh lantaran itu, yuk kenali lebih dalam tentang operasi steril, Bunda. 

Apa itu operasi steril? 

Melansir dari Healthline, pada dasarnya, operasi steril merupakan salah satu jenis kontrasepsi untuk mencegah terjadinya kehamilan nan dilakukan secara permanen. Prosedur nan satu ini bakal dilakukan dengan menutup alias menghalangi saluran tuba fallopi, Bunda. 

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Dengan tertutupnya tuba fallopi, sel telur bakal tercegah untuk mencapai ke rahim. Hal ini juga bakal membikin sperma terhalang untuk mencapai sel telur. Apabila sel telur tidak dibuahi, kehamilan tidak bakal terjadi. Maka dari itu, operasi steril ini memang dapat menjadi opsi nan sempurna bagi para Bunda nan sudah tak mau menambah anak lagi. 

Tidak hanya itu, operasi steril pada wanita ini juga mempunyai tingkat keberhasilan nan tinggi lho, Bunda. Keefektifan operasi steril pada wanita ini apalagi mencapai nomor 99 persen. Akan tetapi, operasi steril untuk wanita memang sedikit lebih rumit dan mahal dibandingkan dengan operasi steril bagi para Ayah. 

Manfaat dan tujuan indikasi operasi steril

Tentu, tujuan utama dilakukannya operasi steril ini adalah untuk mencegah terjadinya kehamilan. Akan tetapi, melakukan operasi steril ini juga mempunyai banyak faedah lho, Bunda. Karena hasilnya nan permanen dan efektif, Bunda dan suami tak perlu menggunakan perangkat kontrasepsi lainnya ketika melakukan hubungan di masa depan. 

Selain itu, operasi steril juga termasuk kondusif bagi nyaris semua wanita dan mempunyai tingkat kegagalan nan sangat rendah. Sehingga, biaya nan bakal Bunda keluarkan tidak bakal sia-sia. Tak hanya itu, pengaruh samping nan didapat dari operasi steril ini berbeda dengan metode kontrasepsi lainnya seperti implan, pil KB, ataupun IUD. 

Dengan melakukan prosedur steril, Bunda tak bakal mengalami perubahan hormon, siklus menstruasi, apalagi tidak memberi pengaruh pada gairah seksual. Bahkan, terdapat juga beberapa bukti bahwa steril ini bisa untuk sedikit mengurangi akibat wanita untuk terkena kanker ovarium. 

Tentu, menjalani sebuah operasi memerlukan persiapan nan matang. Lantas, apa saja ya nan perlu Bunda siapkan sebelum melakukan operasi steril? 

Hal nan perlu dilakukan sebelum operasi steril

Agar mental dan bentuk Bunda siap untuk melakukan operasi steril, perlu mempersiapkan beberapa perihal terlebih dulu sebelum dilakukannya prosedur tersebut. Hal ini juga berfaedah agar Bunda dapat percaya bahwa prosedur operasi steril ini merupakan opsi nan terbaik bagi Bunda. 

Mengutip dari VeryWell Health, berikut adalah beberapa perihal nan perlu Bunda lakukan sebelum melakukan operasi steril:

1. Konseling 

Supaya percaya dengan pilihan Bunda untuk menjalani prosedur steril, krusial untuk melakukan konseling terlebih dulu dengan master agar mengerti dengan betul gimana prosedur steril ini dilakukan dan apa faedah serta akibat nan bakal dirasakan setelah operasi. Selain itu, Bunda juga perlu mengetahui bahwa operasi steril ini berkarakter permanen sehingga tidak bisa dilepas jika berubah pikiran secara tiba-tiba. 

Bila Bunda tak merasa percaya dengan operasi steril, maka bisa saja master menyarankan untuk mencoba perangkat kontrasepsi jangka panjang lainnya namun tidak permanen, seperti intra uterine device (IUD). 

2. Mengetahui letak tindakan 

Apakah Bunda tahu? Ternyata operasi steril ini tidak hanya dapat dilakukan di rumah sakit, tetapi bisa juga dilaksanakan pada klinik bedah rawat jalan. Untuk operasi steril seperti tubektomi sendiri, biasanya dapat dilakukan di kedua tempat, Bunda. Namun, jika operasi steril nan Bunda jalani adalah laparoskopik dan tidak dilakukan langsung setelah melahirkan, maka operasi tetap bisa dilakukan di hari nan sama. 

3. Pakaian nan bakal digunakan 

Seperti operasi pada umumnya, Bunda bakal diminta untuk menggunakan busana rumah sakit ketika prosedur sedang berjalan. Namun, saat pergi ke rumah sakit, bakal lebih baik jika Bunda menggunakan busana nan nyaman dan praktis ketika kudu mengganti pakaian. Tak hanya itu, perlu Bunda ketahui bahwa penggunaan perhiasan selama prosedur tidak diperbolehkan. Oleh lantaran itu, tinggalkan perhiasan Bunda nan berbobot di rumah dulu ya.

4. Makanan dan minuman 

Sebelum menjalani operasi, biasanya Bunda bakal diberikan petunjuk untuk tidak makan dan minum terlebih dahulu. Pada umumnya, Bunda dapat mengonsumsi makanan dan minuman untuk terakhir kalinya setidaknya selama 8 jam sebelum operasi . 

5. Pengobatan 

Konsumsi obat-obatan ketika hendak menjalani operasi steril juga perlu diperhatikan lho, Bunda. Dokter pada umumnya bakal memberi tahu obat apa saja nan tidak boleh dikonsumsi menjelang dilaksanakannya prosedur steril. 

Terdapat juga beberapa obat dan suplemen tertentu nan memang dilarang untuk dikonsumsi sebelum operasi apapun, tak terkecuali operasi steril. Obat pengencer darah khususnya dilarang untuk dikonsumsi lantaran dapat menimbulkan masalah dengan pembekuan darah ketika operasi sedang berjalan. 

Oleh lantaran itu, pastikan Bunda sudah berbincang sebelumnya dengan master mengenai obat dan suplemen apa saja nan tengah Bunda konsumsi agar operasi steril dapat melangkah dengan lancar. 

At the hospital, the mid adult female doctor gives her young adult female patient the good news from her medical tests.Foto: Getty Images/SDI Productions

Hal nan perlu dilakukan setelah operasi steril

Setelah operasi steril sudah sukses dilakukan, terdapat juga beberapa perihal nan perlu dilakukan oleh Bunda. Mengutip dari NHS, berikut adalah hal-hal nan dapat Bunda lakukan setelah menjalani operasi steril: 

1. Istirahat

Sudah menjadi perihal nan wajar bagi orang nan baru saja menjalani operasi untuk beristirahat terlebih dahulu, begitu juga dengan Bunda nan baru menyelesaikan operasi steril. Selama satu minggu, bakal lebih baik jika Bunda tidak menjalani aktivitas seperti biasa dan banyak istirahat. 

2. Konsumsi obat pereda nyeri

Biasanya, umum bagi para Bunda untuk mengalami rasa tidak nyaman di area perut setelah menjalani operasi steril. Oleh lantaran itu, Bunda dapat mengonsumsi obat nan mengurangi rasa nyeri tersebut. Obat seperti ibuprofen alias parasetamol bisa Bunda konsumsi lantaran bisa untuk mengurangi rasa nyeri di perut. 

3. Kompres air hangat

Tak menutup kemungkinan, Bunda bakal merasa perut kembung setelah operasi steril. Oleh lantaran itu, melakukan kompres air hangat dapat menjadi solusinya, Bunda. Bila tidak mempunyai perangkat kompres, Bunda juga tetap bisa lho menggunakan botol nan diisi air hangat lampau ditutup dengan handuk. 

4. Hindari olahraga ekstrem

Setelah melakukan operasi steril, Bunda juga bakal disarankan untuk menghindari olahraga nan ekstrem selama beberapa hari. Tidak hanya olahraga, Bunda juga tidak boleh mengangkat beban alias peralatan nan berat dulu ya. 

5. Tidak melakukan hubungan intim 

Meski operasi steril bermaksud agar Bunda dan suami dapat berasosiasi tanpa kudu cemas bakal kehamilan, sebaiknya jangan dilakukan terlebih dulu selama 7 hari ya. Setelah setidaknya satu minggu berjalan, maka Bunda sudah diperbolehkan untuk melakukan hubungan. Mungkin, setiap orang mempunyai kasus nan berbeda-beda. Oleh lantaran itu, Bunda juga dapat memastikan dengan bertanya kepada master mengenai perihal ini ya. 

Prosedur operasi steril

Saat ini, mungkin Bunda jadi penasaran tentang gimana prosedur operasi steril ini berjalan. Pada dasarnya, operasi steril pada wanita ini dapat dilakukan dengan prosedur nan berbeda-beda, Bunda. Diantaranya: 

a. Tubektomi

Salah satu prosedur operasi steril nan biasa dijalani oleh para Bunda adalah tubektomi. Operasi steril tubektomi sendiri biasanya bakal mengharuskan Bunda untuk dibius terlebih dahulu.

Kemudian, master bakal membikin perut menjadi kembung dengan gas dan membikin sayatan mini untuk mengakses organ reproduksi Bunda menggunakan laparoskop. Lalu, master bakal menutup tuba falopi. Untuk menutupnya, terdapat beragam langkah nan dapat dilakukan oleh dokter, seperti memotong dan melipat tuba falopi, menghilangkan bagian dari tuba falopi, hingga menghalanginya dengan klip. 

b. Laparoskopi

Selain tubektomi, laparoskopi juga merupakan prosedur nan umum digunakan saat menjalani operasi steril. Seperti operasi pada umumnya, Bunda bakal diberikan bius terlebih dulu sebelum laparoskopi dilaksanakan.

Kemudian, master bakal memompa gas pada perut Bunda agar dapat memandang organ di dalam tubuh. Selanjutnya, master bakal membikin beberapa sayatan mini di perut bagian bawah dan menggunakan laparoskop, ialah sebuah perangkat beserta lensa dan lampu untuk mencari tuba falopi. Setelahnya, master bakal menggunakan panas, klip, alias cincin untuk menutup tuba falopi Bunda alias mengambil tuba falopi tersebut sepenuhnya.

Biasanya, laparoskopi ini bakal menyantap waktu sekitar 20 hingga 30 menit. Apabila prosedur sudah selesai dilakukan, maka Bunda dapat langsung pulang di hari nan sama.

c. Mini laparotomi 

Mini laparotomi juga dapat menjadi prosedur saat Bunda menjalani operasi steril. Pada umumnya, prosedur nan satu ini bakal dilakukan langsung saat Bunda baru saja melahirkan. Untuk memulai prosedurnya, Bunda bakal diberikan bius lokal lampau master bakal membikin sayatan mini di dekat area pusar. Melalui sayatan tersebut, master bakal mengangkat tuba fallopi lampau mengambil sebagian pendek dari tuba falopi dan menutup sisanya dengan klip. Terkadang, master juga bisa mengangkat seluruh tuba fallopi tersebut. Tak memerlukan waktu nan lama, Bunda dapat pulih dari prosedur ini dalam beberapa hari setelahnya. 

Tentu, bakal terdapat beragam pengaruh samping nan mungkin timbul setelah Bunda menjalani operasi steril. Kira-kira, apa saja ya? 

Efek samping operasi steril

Setelah melakukan operasi steril, wajar bagi Bunda untuk menerima pengaruh samping. Melansir dari Planned Parenthood, terdapat beberapa pengaruh samping nan umum dialami oleh para Bunda setelah melakukan prosedur nan satu ini. Hal ini meliputi:

  1. Rasa capek alias pusing setelah terbangun dari bius nan tak bekerja lagi.
  2. Timbul rasa mual.
  3. Nyeri ringan pada perut alias pada bagian kulit nan tertusuk jarum.
  4. Mengalami kram.
  5. Nyeri pada leher alias punggung.
  6. Keputihan alias pendarahan. 

Tak perlu cemas andaikan Bunda mengalami pengaruh samping seperti di atas. Sebab, pengaruh samping tersebut hanya berjalan sejenak dan berkarakter sementara. Namun demikian, terdapat juga beberapa indikasi nan menandakan bahwa Bunda bisa saja mengalami bahaya. Hal ini diantaranya: 

  1. Mengalami ruam, bengkak, ataupun kesulitan bernapas.
  2. Demam hingga mencapai 38 celcius alias lebih.
  3. Nyeri nan parah dan berkepanjangan pada perut meski sudah diberikan obat pereda nyeri.
  4. Muncul aroma nan tidak sedap dari memek alias keputihan nan tidak biasa.
  5. Merasa pusing alias apalagi pingsan.
  6. Mual alias muntah nan tidak berhenti.
  7. Terdapat nanah, kemerahan, pendarahan, alias bengkak di area kulit nan disayat oleh dokter. 

Bila Bunda mengalami pengaruh samping seperti ini, sebaiknya Bunda segera periksa ke master agar mendapatkan penanganan dengan sigap sebelum terlambat ya.

Asian new marriage couple sit on bed and look at each other with love. Attractive beautiful young man and woman in pajamas enjoy early morning activity in bedroom at home. Family relationship concept.Foto: iStockphoto/Kiwis

Pengaruh KB Steril pada hubungan suami istri

Operasi steril terutama tubektomi merupakan opsi nan banyak digunakan oleh para wanita di Amerika Serikat. Berdasarkan hasil penelitian, terdapat sebanyak 26 persen wanita dari usia 15 hingga 44 tahun menggunakan steril jenis tersebut. Untuk mengetahui lebih lanjut apakah KB steril mempengaruhi hubungan suami istri, diadakan penelitian menggunakan info dari U.S. Collaborative Review of Sterilization.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 80 persen wanita mengaku tidak ada perubahan dalam gairah untuk berasosiasi suami istri setelah menjalani operasi steril. Selain itu, terdapat juga sebanyak 18,3 persen wanita nan mengaku adanya peningkatan dalam gairah untuk berasosiasi suami istri dan hanya terdapat 1,7 persen wanita nan merasakan penurunan gairah seksual tersebut.

Dari hasil tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa kebanyakan wanita tidak mengalami perubahan gairah alias kepuasan dalam berasosiasi suami istri setelah melakukan operasi KB steril. Meskipun beberapa wanita melaporkan adanya perubahan, perubahan tersebut condong mengarah positif dibandingkan dengan perubahan negatif.

Bunda, itulah info mengenai serba-serbi dari operasi steril. Semoga info ini berfaedah ya. 

Bagi Bunda nan mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join organisasi HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(pri/pri)

Selengkapnya
Sumber HaiBunda
HaiBunda