Kurban Kambing Vs Sapi, Mana Yang Lebih Utama?

Sedang Trending 1 minggu yang lalu

Jakarta -

Menjelang Hari Raya Idul Adha, sebagian umat Muslim menunaikan ibadah berkurban. Hewan kurban nan paling sering disumbangkan di Indonesia adalah kambing dan sapi. Akan tetapi, mana nan lebih afdal untuk dikurbankan?

Mengutip dari Buku Saku Fiqih Qurban karya M. Nurrosyid Huda Setiawan, berkurban berfaedah melakukan upaya untuk dekat kepada Allah SWT, artinya orang berkurban mesti diniatkan untuk taqarrub kepada Allah SWT.

Ibadah berkurban juga tercantum dalam sebuah sabda nan diriwayatkan oleh Anas bin Malik sebagai berikut ini:

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


“Rasulullah SAW berkurban dua ekor domba berwarna putih bersih dan bertanduk bagus. Aku memandang Rasulullah SAW meletakkan kakinya ke atas sisi tanduk (kanan) hewan kurban itu sembari menyebut nama Allah dan bertakbir. Rasulullah SAW menyembelih kedua hewan kurban itu dengan tangannya sendiri.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

Banner Bayi Terlambat Duduk

Hadis tersebut menunjukkan bahwa berkurban adalah ibadah nan sangat dicintai Allah SWT pada hari Nahar. Allah SWT menerima pahala kurban sebelum darah hewan kurban nan disembelih itu menetes ke tanah, menunjukkan sungguh cepatnya keridaan Allah SWT diberikan kepada orang-orang nan melaksanakan ibadah kurban.

Kurban nan paling diutamakan

Pada era Rasulullah SAW, hewan nan dijadikan untuk kurban adalah unta. Saat melaksanakan ibadah Haji Wada di Mina, Rasulullah SAW menyembelih 100 ekor unta. Dari jumlah tersebut, 70 ekor di antaranya dia sembelih sendiri dan sisanya disembelih oleh Ali bin Abu Thalib.

Selain unta, hewan ternak nan dapat dijadikan untuk kurban adalah sapi dan kambing, Bunda. Para fuqaha berbeda pendapat mengenai hewan mana nan paling afdal untuk dijadikan hewan kurban.

Melansir dari laman detikcom, Ustaz Yusuf Mansur mengatakan hewan nan paling afdal untuk dikurbankan adalah unta, kemudian sapi, lampau kambing. Ini merupakan pendapat menurut madzhab Syafi’i, Hanbali, Dzohiri, dan sebagian Maliki.

Sebagaimana Imam Syafi’i berkata, “Unta lebih saya sukai untuk dikurbankan daripada sapi, dan sapi lebih saya sukai untuk dikurbankan dibanding kambing, dan semakin mahal nilai kambingnya lebih saya sukai dibandingkan nan murah, dan hewan nan baik dagingnya lebih saya sukai dibandingkan nan kualitasnya rendah. Dan domba lebih saya sukai dibandingkan kambing.”

Para ustadz ajaran Maliki beranggapan bahwa hewan kurban nan paling afdal adalah domba, kemudian sapi, lampau unta. Sedangkan ustadz ajaran Hanafi beranggapan bahwa hewan paling afdal adalah nan paling banyak dagingnya dan paling berbobot kualitas dagingnya.

Lebih baik kurban satu kambing alias sapi patungan?

Para ustadz menegaskan urutan keistimewaan hewan nan dikurbankan adalah unta, sapi, kambing domba, kambing kacang, kurban unta kolektif, kemudian nan terakhir kurban sapi kolektif.

Tolok ukur urutan afdhaliyyah ini pertama dititikberatkan kepada sisi jumlah daging. Sehingga unta lebih utama dari sapi, sapi lebih utama dari domba, karena lebih banyak daging nan dikurbankan.

Pertimbangan nan juga tidak kalah krusial adalah kurban nan dilakukan secara pribadi lebih baik daripada secara kolektif, apalagi aspek ini nan paling dititikberatkan dari dua aspek di atas ialah mengenai jumlah dan kualitas.

Oleh lantaran itu, berkurban dengan satu ekor kambing secara pribadi lebih baik daripada kurban unta alias sapi secara kolektif, meski secara jumlah dagingnya tetap di bawah unta dan sapi. Syekh Ibnu Hajar al-Haitami menegaskan:

وأفضلها بدنة ثم بقرة ثم ضائنة ثم عنز ثم شرك من بدنة ثم من بقرة لأن كلا مما ذكر أطيب مما بعده أي من شأنه ذلك.

Artinya:

“Kurban nan paling utama adalah unta, sapi, domba, kambing kacang, unta kolektif kemudian sapi kolektif, karena masing-masing dari apa nan telah disebutkan lebih baik dari urutan setelahnya, maksudnya karakternya memang demikian.” (Syekh Ibnu Hajar al-Haitami, al-Minhaj al-Qawim Hamisy Hasyiyah al-Turmusi, juz 6, perihal 615, Dar al-Minhaj)

Kemudian, Syekh Mahfuzh al-Tarmasi memberikan tanggapan mengenai ucapan di atas. Sebagai berikut:

قوله (أطيب مما بعده أي من شأنه ذلك) أي ولانفراده بإراقة الدم فيما قبل الشرك وبه يعلم اتجاه ما اقتضاه المتن كغيره أن الشاة الواحدة أفضل من الشرك وإن أكثر البعير، وقد صرح بنحو ذلك صاحب الوافي تفقها، قال في التحفة وهو ظاهر

Artinya:

"Ucapan Syekh Ibnu Hajar; lebih baik dari setelahnya; maksudnya dan lantaran menyendirinya mudlahhi (orang nan mengeluarkan kurban) dengan mengalirkan darah kurban dalam kasus sebelum kurban kolektif. Atas dasar pertimbangan ini diketahui pendapat nan ditunjukan kitab matan sebagaimana lainnya bahwa satu ekor kambing lebih utama dari pada kurban kolektif, meski memperbanyak jumlah unta. Pengarang kitab al-Wafi menegaskan perihal nan serupa atas dasar analisa fikihnya. Syekh Ibnu Hajar berbicara dalam kitab al-Tuhfah; ini pendapat nan jelas." (Syekh Mahfuzh al-Tarmasi, Hasyiyah al-Turmusi, juz 6, hal. 615, Dar al-Minhaj)

Lalu, Syekh Khatib al-Syarbini berkata:

وأفضل أنواع التضحية بالنظر لإقامة شعارها بدنة ثم بقرة لأن لحم البدنة أكثر ثم ضأن ثم معز لطيب الضأن على المعز ثم المشاركة في بدنة أو بقرة أما بالنظر للحم فلحم الضأن خيرها وسبع شياه أفضل من بدنة أو بقرة وشاة أفضل من مشاركة في بدنة أو بقرة للانفراد بإراقة الدم

Artinya:

"Lebih utamanya macam-macam kurban dengan memandang pertimbangan syiar adalah unta kemudian sapi, lantaran daging unta lebih banyak. Kemudian domba, kemudian kambing kacang, karena lezatnya daging domba melampaui kambing kacang, kemudian berkurban kolektif dalam unta alias sapi. Adapun memandang daging, maka daging domba adalah nan terbaik. Tujuh ekor kambing lebih utama dari satu ekor unta alias sapi. Satu ekor kambing lebih utama dari kurban unta alias sapi secara kolektif, karena menyendiri dalam mengalirkan darah." (Syekh Khathib al-Syarbini, al-Iqna' Hamisy Hasyiyah al-Bujairimi, juz 4, hal. 334)

Dari beberapa pendapat di atas, dipahami bahwa berkurban kambing secara pribadi lebih utama daripada berkurban sapi secara kolektif. Hal ini lantaran pahala dan keberkahan tetesan darah hewan kurban didapatkan secara pribadi, tidak dibagi dengan mudlahhi, (orang nan menunaikan kurban).

Nah, itulah penjelasan komplit tentang kurban sapi dan kambing. Semoga bermanfaat, ya, Bunda.

Bagi Bunda nan mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join organisasi HaiBunda Squad. Daftar dan klik di SINI. Gratis!

(asa/fia)

Selengkapnya
Sumber HaiBunda
HaiBunda