Fenomena Art Tak Mau Kembali Bekerja Usai Mudik Lebaran, Ini Kata Pakar Sosial

Sedang Trending 1 minggu yang lalu

Jakarta -

Kehadiran Asisten Rumah Tangga (ART) menjadi aspek krusial dalam berjalannya urusan domestik. Namun setelah libur Lebaran, tak sedikit nan mogok bekerja dan menolak kembali usai mudik ke kampung halaman.

Fenomena ini kerap terjadi pada momen liburan hari besar seperti Idul Fitri hingga Hari Natal dan Taun Baru. Menjelang libur panjang, ART biasanya bakal meminta izin ke majikan untuk mudik.

Ketika ART semestinya kembali bekerja, beberapa dari mereka mengusulkan resign secara mendadak dengan beragam alasan. Tak sedikit pula nan lenyap tanpa berita dan tidak kembali ke rumah majikan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Pengalaman Bunda ditinggal mudik ART dan tak kembali usai Lebaran

Fenomena tersebut banyak terjadi di sekitar kita. Seorang Bunda berjulukan Ratih dibuat pusing usai sang ART tidak mau kembali bekerja usai mudik Lebaran.

Ratih bercerita, ART nan sempat bekerja dengannya itu tiba-tiba mau berakhir bekerja lantaran diajak menikah oleh laki-laki di kampung halamannya.

"Kalau saya bukan enggak kembali setelah mudik Lebaran, tapi ART enggak mau kerja lagi pas abis Lebaran gara-gara kena rayu rayu pacarnya mau diajak nikah," ucap Ratih kepada HaiBunda baru-baru ini.

Ratih menyayangkan, sang ART nan semestinya tidak mengusulkan resign mendadak agar dia bisa mencari penggantinya dengan terburu-buru.

"Sempat jengkel kenapa enggak ngomong dari bulan puasa, jadi saya bisa nyiapin pengganti. Setelah terima THR langsung izin sakit dan enggak kembali kerja lagi. Bertepatan sama agenda masuk kerja lagi pas selesai libur Lebaran. Kalang kabut cari daycare dan calon Mbak baru, sampai saya izin WFH dari instansi berhari-hari," sambungnya.

Putri, seorang wanita asal Jakarta nan baru menjadi Bunda mengalami perihal serupa. Sebelum Lebaran, dia mempunyai seorang ART nan terbiasa membantunya mengasuh anak.

Putri bercerita, sang ART mengaku sedang sakit sehingga suaminya menyuruhnya untuk tidak kembali bekerja di kota.

"Padahal selama liburan, mbak nanyain dedek mulu dan sering video call. Sampai pas dia mau pulang ke kampung, dia nangis katanya enggak tega ninggalin dedek. Bahkan jika dia lagi beresin kamar, kadang baju-baju nan sudah tidak muat saya berikan ke dia dan anaknya," ujar Putri.

"Aku sudah cocok dari dia bisa bantu masak MPASI, ngerti perangkat elektronik bayi, bisa ajak main, mandi, dan belajar anakku sampai belajar zikir gitu," paparnya.

Sang ART meminta Putri untuk mencari orang baru sebagai penggantinya. Namun setelah Putri mendapatkan orang baru, ART tersebut malah mengusulkan resign setelah bekerja selama empat hari.

"Tepat di hari ini dia bilang enggak betah. Memang, dia sayang banget ke saya dan anakku, tapi mungkin lantaran saya tetap tinggal sama orang tua, kadang mamaku itu cerewet. Ada aja gitu alasannya," kata Putri.

Penyebab ART tak mau kembali usai mudik Lebaran

Banyak argumen nan diungkapkan oleh ART ketika mereka mengusulkan resign. Penyebab ART tak mau kembali usai mudik Lebaran, tak bisa ditarik dengan konklusi singkat. Pasalnya, ada benang merah nan saling terhubung dalam kejadian ini.

Sosiolog Universitas Nasional (Unas) Nia Elvina mengatakan, akar masalahnya berasal dari perekonomian masyarakat menengah ke bawah nan kurang kuat. Oleh lantaran itu, banyak ibu rumah tangga di desa terpaksa kudu mencari nafkah tambahan di kota sebagai ART.

"Di pedesaan lapangan pekerjaan kurang tersedia, sehingga kesempatan menjadi ART, menurut masyarakat kelas bawah ini menjadi satu-satunya pilihan mereka. Nah momen Lebaran, menjadi momen para istri alias ibu-ibu ini tadi untuk kembali berupaya memberikan kasih sayang dan mendidik putra-putri mereka," kata Nia saat dihubungi HaiBunda belum lama ini.

Ketika pada akhirnya mereka menemukan lapangan pekerjaan di kampung halaman, mereka pun lebih memilih bekerja di sana agar lebih dekat dengan keluarga, daripada kudu merantau ke kota.

"Masyarakat perdesaan ini (ART), mempunyai pandangan bahwa jika misalnya tersedia lapangan pekerjaan di perdesaan mereka lebih mengutamakan untuk bekerja di desa," ucap Nia.

Pengamat Sosial Universitas Indonesia (UI) Devie Rahmawati mengatakan, pekerjaan ART bukanlah perihal nan mudah. Selain kudu berpisah dari keluarga, tak sedikit ART nan mendapatkan jam kerja sangat panjang, apalagi hingga seharian.

"Layanan nan diberikan oleh ART ini ada nan 24 jam sehari lantaran mereka menerima panggilan tanpa pemisah waktu dan ruang lingkup pekerjaan. Padahal pekerja idealnya kerja 5-6 hari dengan waktu 8 jam per hari. Tapi apa nan kita lakukan kepada ART?" ujarnya.

"Apakah setiap rumah sudah memerhatikan kesejahteraan, keamanan, kenyamanan, dan kesehatan dari ART? Apakah ada agunan istirahat?" imbuh Devie.

Lantas, gimana langkah menghadapi ART nan mendadak resign pasca mudik Lebaran? Baca di laman selanjutnya.

Bagi Bunda nan mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join organisasi HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

Selengkapnya
Sumber HaiBunda
HaiBunda