Bolehkah Asi Perah Yang Sudah Diminum Dihangatkan Lagi? Ketahui Batasannya

Sedang Trending 1 minggu yang lalu

Jakarta -

Menjadi orang tua baru merupakan perjalanan bagus nan penuh tantangan dan pengalaman termasuk dalam perihal menyusui. Banyak perihal baru nan kerap membingungkan seperti apakah boleh ASI perah nan sudah diminum dihangatkan lagi ya, Bunda? Daripada bingung, simak lebih lanjut informasinya yuk, Bunda.

Kebutuhan bayi minum ASI memang kerap berubah-ubah. Sering kali, ASI nan sudah dihangatkan dan diminum tetap tersisa. Sebagai ibu nan penuh perjuangan dalam memerah ASI, tentu saja pemandangan itu membikin busui tak rela untuk membuangnya begitu saja.

Tak jarang, banyak juga ibu menyusui nan kemudian menghangatkan kembali ASI nan sudah diminum bayi dan tetap tersisa ataupun menyimpannya kembali di lemari es untuk hari esok. Hmm, sebenarnya perihal ini dibolehkan alias tidak ya, Bunda?

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Menghangatkan ASI perah

Untuk memahami argumen di kembali pedoman penyimpanan ASI, pertama-tama Bunda perlu memahami bahan apa nan terbuat dari ASI. Ini bukan hanya makanan untuk bayi tetapi ASI merupakan unsur hidup nan mengandung antibodi, sel hidup, enzim, dan nutrisi penting.

Komponen-komponen ini menjadikan ASI sebagai bagian tak terpisahkan dari kesehatan, perkembangan, dan kesejahteraan Si Kecil. Di sisi lain, sayangnya bahan-bahan tersebut juga membikin ASI lebih rentan terhadap pertumbuhan kuman jika tidak ditangani alias disimpan dengan benar.

Untuk itu, mengikuti pedoman penyimpanan ASI dengan betul dapat membikin kualitas ASI nan diberikan kepada bayi tetap terjaga. CDC merekomendasikan langkah menyimpan ASI dengan betul dengan ketentuan berikut ya, Bunda:

1. ASI nan baru dipompa alias diperah dapat memperkuat pada suhu ruangan (dengan suhu sampai 25°C) hingga 4 jam.
2. Pendinginan ( 4°C alias lebih dingin) dapat memperpanjang lama penyimpanan kondusif hingga 4 hari.
3. Penyimpanan di dalam freezer (suhu 18°C alias lebih dingin), dapat disimpan dengan kondusif selama 6-12 bulan.
4. Setelah dicairkan, susu nan sebelumnya dibekukan dapat disimpan dengan kondusif di suhu ruangan selama 1-2 jam (atau 1 hari di lemari es)
Namun, patokan ini mulai berubah setelah ASI dihangatkan untuk disusui.

Para ahli kesehatan, termasuk konsultan laktasi dan master anak, umumnya menyarankan agar ASI tidak didinginkan lagi setelah dihangatkan. 
Hal ini lantaran setelah ASI dihangatkan hingga mencapai suhu menyusui normal, pertumbuhan kuman bakal meningkat seperti dikutip dari laman Milkify.

Katakanlah Bunda menyiapkan botol dan menghangatkan susu. Bakteri apa pun dalam susu bakal mulai berkembang biak lebih sigap dibandingkan jika susu berada pada suhu bilik alias di lemari es.

Permasalahannya, meskipun memasukkan botol ke dalam lemari es bakal memperlambat pertumbuhan bakteri, perihal ini tidak bakal membalikkan pertumbuhan kuman apa pun nan terjadi saat susu tetap hangat.

Mengekspos bayi pada tingkat kuman nan berpotensi rawan dapat menyebabkan penyakit bawaan makanan. Dan lantaran ASI adalah makanan hidup nan penuh dengan mikroba (dan juga gula nan disukai mikroba tersebut), sebaiknya berhati-hatilah dan jangan pernah mendinginkan ASI nan sudah dihangatkan.

Penting sekali untuk mengikuti pedoman keamanan ASI lantaran kuman dapat tumbuh di dalamnya jika Bunda membiarkannya terlalu lama. Bayi juga lebih rentan terhadap kuman dan mungkin tidak bisa melawan penyakit alias jangkitan lantaran sistem kekebalan tubuh mereka belum mempunyai kesempatan untuk membangun antibodi nan mencegah mereka sakit, seperti dikutip dari laman WebMd.

Untuk memastikan ASI tetap kondusif setelah dicairkan, pastikan mengeceknya dengan pedoman berikut:

1. Cium dan cicipi setiap beberapa jam setelah dimasukkan ke dalam lemari es.
2. Cairkan satu batch setiap minggu untuk diuji. Beberapa orang mendapati ASI mereka terasa alias berbau sabun, logam, alias amis. Itu tidak selalu berfaedah ASI Bunda masam alias busuk, tetapi Bunda kudu berkonsultasi dengan master alias ahli laktasi tentang apa nan kudu dilakukan jika ASI Bunda terasa alias berbau tidak lezat alias bayi Bunda tidak menyukainya. Bunda mungkin perlu menghindari makanan tertentu, mengubah langkah Bunda memompa alias menyimpan ASI, alias melakukan perubahan style hidup lainnya. 

Ada baiknya, cicipi terlebih dulu sebelum memberikannya kepada bayi. Mungkin tidak masalah jika baunya tetap oke dan rasanya sedikit manis. Namun, sebaiknya segera membuangnya jika ada aroma alias rasa masam pada ASI tersebut ya, Bunda.

Semoga informasinya membantu, Bunda.

Bagi Bunda nan mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join organisasi HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(pri/pri)

Selengkapnya
Sumber HaiBunda
HaiBunda