7 Kesalahan Dalam Mendidik Anak Yang Bisa Sebabkan Trauma

Sedang Trending 1 bulan yang lalu

Orang tua adalah bumi pertama nan dilihat oleh seorang anak, sehingga mempunyai pengaruh terbesar dalam kehidupan mereka. Tapi tanpa disadari, orang tua kerap membikin kesalahan dalam mendidik anak nan bisa menyebabkan trauma nan terbawa sampai dewasa. 

Sudah umum jika orang tua dianggap pasti lebih tahu apa nan terbaik untuk anak. Meskipun perihal ini memberi rasa percaya diri untuk melakukan apa nan dianggap benar, nyatanya tidak selalu demikian.

Ada beberapa kesalahan nan sangat mungkin dilakukan oleh orang tua, apalagi berisiko membikin anak merasa trauma.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Dikutip dari Raising Children 101, agar seorang anak dapat tumbuh dengan sehat dan bahagia, diperlukan lingkungan nan baik dan mendukungnya. Nah, tugas orang tua adalah menyediakan lingkungan tersebut, termasuk dengan mengenali dan memperbaiki kesalahan nan pernah dilakukan.

Penting juga untuk dipahami bahwa trauma masa kanak-kanak tidak selalu berhujung di masa kanak-kanak, apalagi dapat berakibat serius pada pola perilaku mereka saat dewasa.

Kesalahan dalam mendidik anak nan bisa menyebabkan trauma

Lalu apa saja kesalahan dalam mendidik anak nan diam-diam juga bisa menyebabkan trauma? Berikut perihal nan perlu diwaspadai:

1. Memberi balasan fisik

Saat anak tidak mau mendengarkan apa nan disampaikan, emosi kadang membikin balasan bentuk seakan perlu dilakukan. Banyak nan tetap percaya bahwa balasan bentuk adalah langkah efektif untuk mendisiplinkan anak-anak, namun penelitian menunjukkan sebaliknya.

Banyak penelitian membuktikan bahwa anak-anak nan kerap mengalami balasan bentuk rentan tumbuh menjadi orang dewasa nan kesulitan mengatur emosinya. Mereka juga lebih mungkin mengalami gangguan seperti kekhawatiran dan depresi, serta kesulitan berinteraksi dengan bumi luar secara positif.

2. Berteriak dan mempermalukan di tempat umum

Ketika orang tua meneriaki anak alias mempermalukan mereka di depan umum, banyak akibat negatif nan terjadi pada diri mereka. Pertama, perihal ini bakal membikin mereka takut pada orang tua, sehingga ke depannya bakal lebih senang menyembunyikan sesuatu.

Kedua, tindakan ini bakal membikin anak merasa tidak berbobot dan malu. Berikutnya, balasan seperti ini juga dapat menurunkan nilai diri mereka. Kesalahan pengasuhan ini dapat berakibat jelek jangka panjang pada anak dan menimbulkan trauma masa kecil.

Tak salah jika orang tua berambisi anak bisa mengikuti pelajaran dengan baik di sekolah. Namun perihal ini bisa menjadi kesalahan dalam mendidik anak jika kondisinya sampai seperti berikut:

  • Orang tua mempunyai ekspektasi dan angan terlalu tinggi
  • Mengabaikan minat anak
  • Berbicara pada anak seolah-olah mereka berutang budi kepada orang tua
  • Membandingkannya dengan anak lain

Ketika orang tua melakukan hal-hal seperti ini, anak bakal merasa bahwa value mereka selalu berangkaian dengan prestasi akademiknya. Jadi, anak condong menganggap diri mereka tolol jika tidak bisa mendapat nilai bagus dan perihal ini memengaruhi nilai dirinya.

4. Bertengkar di depan mereka

Ketika anak memandang orang tua terus-menerus bentrok dan tidak menyelesaikan masalah dengan damai, mereka belajar bahwa begitulah bumi bekerja. 

Seiring bertambahnya usia, anak mungkin bakal kesulitan membentuk hubungan nan sehat dan bermakna.

Oleh lantaran itu, orang tua perlu memberikan contoh nan baik kepada anak dalam menyelesaikan konflik. Tunjukkan kepada mereka bahwa perbedaan pendapat bisa saja terjadi tanpa perlu menyakiti satu sama lain.

5. Mengabaikan kebutuhan emosionalnya

Ketika orang tua mengabaikan kebutuhan emosional anak, perihal itu berakibat negatif terhadap kesehatan mentalnya. Mereka mungkin mulai merasa tidak dicintai, tidak berharga, dan tidak penting. 

Selain itu, anak mungkin juga mulai merasa bahwa mereka tidak cukup baik. Anak-anak nan terabaikan condong bakal mencari perhatian dengan melakukan perilaku negatif. 

Sebisa mungkin, upayakan untuk memenuhi kebutuhan emosional anak. Misalnya dengan menghabiskan waktu bersama, mendengarkan mereka, dan menunjukkan kepada mereka bahwa kita sebagai orang tua peduli dan menyayanginya.

6. Mencoba mengendalikan segalanya

Kesalahan dalam mendidik anak berikutnya, ialah saat orang tua mencoba mengendalikan segala sesuatu dalam kehidupan anak, harapannya adalah lantaran ada rasa peduli. Namun hasilnya mungkin lebih jelek dari nan Bunda pikirkan.

Banyak orang tua nan kesulitan membiarkan anak mengalami kegagalan, sehingga bakal melakukan apa pun agar mereka tidak pernah merasa sedih alias merasa gagal. 

Tapi alih-alih membikin mereka senang dan percaya diri, perihal ini justru membikin mereka berjuntai pada orang tua dan tidak kuat secara mental. 

7. Selalu membandingkan dan memberi kritik

Dikutip dari Her Zindagi, kebiasaan memberi kritik dan membandingkan dapat membikin anak terus-menerus mempertanyakan dirinya sendiri, sehingga dapat menghancurkan nilai dirinya.

Kesimpulannya, orang tua tetap perlu untuk selalu introspeksi diri dan belajar dari kesalahan pengasuhan sebelumnya. Cobalah untuk lebih sadar dalam berperilaku dan bertindak, sehingga menghindari terbentuknya trauma pada anak. 

Jika Bunda menyadari ada satu (atau lebih) kesalahan dalam mendidik anak nan dilakukan, segera ambil tindakan. Atasi masalahnya secara langsung dan coba perbaiki dengan anak. Semoga ulasan ini berfaedah ya, Bunda.

Bagi Bunda nan mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join organisasi HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(rap/rap)

Selengkapnya
Sumber HaiBunda
HaiBunda