Aurelie Moeremans Alami Tanda Depresi Seperti Ini, Bagaimana Cara Mengatasinya?

Sedang Trending 1 minggu yang lalu

Bunda mungkin kerap mendengar gangguan kesehatan mental depresi. Depresi adalah salah satu masalah kesehatan mental yang banyak terjadi, dan seringkali tak disadari. Baru-baru ini, aktris elok Aurelie Moeremans mengungkapkan pengalamannya dalam menghadapi depresi.

Gangguan depresi melibatkan suasana hati nan tertekan alias kehilangan kesenangan alias minat dalam aktivitas untuk jangka waktu nan lama.

Depresi berbeda dengan mood swing. Depresi dapat mempengaruhi semua aspek kehidupan, termasuk hubungan dengan keluarga, kawan dan komunitas. 

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Banner 9 Kesalahan Orang Tua Didik Remaja

Tahukah Bunda bahwa depresi dapat terjadi pada siapa saja? Orang-orang nan pernah mengalami pelecehan seksual, kehilangan orang nan disayang, alias peristiwa-peristiwa nan membikin stres lainnya dapat memicu terjadinya depresi. 

Melansir dari laman resmi World Health Organization (WHO), sebanyak 3,8% populasi orang di bumi mengalami depresi. Di dalamnya terdapat 5% orang dewasa (4% pada laki-laki dan 6% pada wanita), dan 5,7% orang dewasa berumur lebih dari 60 tahun. Data terakhir menunjukkan sekitar 280 juta orang di bumi mengalami depresi. 

Depresi lebih umum terjadi pada wanita dibandingkan pria. Di seluruh dunia, lebih dari 10% wanita mengandung dan ibu nan baru melahirkan mengalami depresi.

Aurelie Moeremans ungkap depresi nan dialami

Melansir dari instagram pribadi Aurelie Moeremans @aurelie, dia membagikan perasaannya setelah didiagnosa depresi akut oleh psikolog. Aurelie mengaku bahwa dia merasa kehilangan antusiasme hidup.

“Beberapa tahun terakhir ini semangatku untuk nyaris segala perihal tuh lenyap aja. Aku tetap kerja terus kok, tetap lakuin rutinitas sehari-hari, tapi kok ya rasanya hampa,” tulis Aurelie.

Ia menambahkan bahwa dirinya tidak dapat menikmati pekerjaannya. Aurelie pun menolak beberapa tawaran project.

“Aku sampe gak enjoy shooting lagi, makanya memilih untuk berakhir sejak tahun lalu. Bahkan ya, saya sempet ditawarin main di 2 proyek bareng tokoh nan selama saya pengen banget satu project bareng, tapi saya tolak,” jelas Aurelie.

Aurelie Moeremans jalani ritual Melukat di Bali untuk kesehatan mentalnyaAurelie Moeremans jalani ritual Melukat di Bali untuk kesehatan mentalnya/ Foto: https://www.instagram.com/aurelie

Rasa demotivasinya nan semakin melonjak apalagi membikin Aurelie tak lagi dapat menikmati hal-hal nan dia sukai, seperti musik. Aurelie juga mencoba menyibukkan diri dengan menjadi sukarelawan, namun emosi sunyi dalam dirinya tak kunjung sirna.

Menanggapi gangguan kesehatan mentalnya, Aurelie mencoba banyak cara. Mulai dari mendekatkan diri pada Tuhan, journaling, membanjiri diri dengan positive affirmations, menonton podcast tentang self-love, hingga belajar meditasi dari YouTube.

Aurelie apalagi mengikuti program silent retreat di Bali. Ia menjalani treatment di mana dirinya tidak diperbolehkan berbicara, bermain ponsel, dan berinteraksi dengan orang lain selama 7 hari. Ia juga melakukan ritual melukat. Namun, semua perihal itu tidak dapat memperbaiki suasana hatinya. 

Akhirnya, Aurelie memutuskan untuk menemui psikolog dan mendapat diagnosa depresi akut dan kekhawatiran parah. Ia menjelaskan bahwa rasanya seperti selalu diikuti awan mendung. 

"Oh, ini toh nan namanya depresi. Rasanya kayak selalu diikuti awan mendung nan nggak pernah berakhir nguntit aku,” ungkap Aurelie.

Sang psikolog membantu Aurelie untuk menemukan sumber depresinya dan mencari solusi agar segera keluar dari belenggu depresi. Kini, Aurelie sudah merasa lebih baik.

Ia sudah dapat kembali menikmati hidup dan merasa hidupnya kembali berwarna. Aurelie berambisi dia dapat kembali pulih dan menghibur fans secepatnya.

Gejala Depresi

Berkaca dari kisah Aurelie Moeremans, Bunda dapat memperhatikan indikasi depresi nan mungkin terjadi. Melansir dari laman resmi WHO, seseorang nan mengalami depresi mempunyai suasana hati nan tertekan, dia kerap merasa sedih, mudah tersinggung, dan hampa.

Bunda mungkin merasa kehilangan kesenangan alias minat dalam beraktivitas apapun, perihal ini dapat menghalang keseharian.

Episode depresi berbeda dengan perubahan suasana hati biasa. Gangguan kesehatan mental ini berjalan sepanjang hari, setiap hari, setidaknya selama dua minggu. Depresi dapat menimbulkan kesulitan dalam segala aspek kehidupan, termasuk di masyarakat dan di rumah, pekerjaan dan sekolah.

Saat bagian depresi, juga terdapat kemungkinan munculnya indikasi lain, di antaranya: 

  • Konsentrasi nan buruk
  • Perasaan bersalah nan berlebihan alias nilai diri nan rendah
  • Keputusasaan tentang masa depan
  • Pikiran tentang kematian alias bunuh diri
  • Tidur terganggu
  • Perubahan nafsu makan alias berat badan
  • Merasa sangat capek alias rendah energi

Pengobatan depresi

Melansir dari laman resmi WHO, Bunda dapat mengobati depresi dengan menemui ahli, ialah psikolog dan psikiater, dan menjalani perawatan psikologis. Perawatan psikologis adalah pengobatan pertama untuk depresi. Bunda bakal diberikan obat nan dapat dikombinasikan dengan obat antidepresan, pada depresi sedang dan berat. Obat antidepresan tidak diperlukan untuk depresi ringan.

Perawatan psikologis dapat mengajarkan langkah berpikir, mengatasi permasalahan, alias berasosiasi dengan orang baru. Bunda juga bakal menjalani terapi bicara dengan para ahli dan terapis awam nan diawasi. Terapi bicara dapat dilakukan secara langsung alias online. 

Perawatan psikologis nan efektif untuk depresi meliputi:   

  • Aktivasi perilaku
  • Terapi perilaku kognitif
  • Psikoterapi antarpribadi
  • Terapi pemecahan masalah

Jika Bunda merasa mempunyai gangguan kekhawatiran alias gangguan kesehatan mental lainnya, jangan ragu untuk menemui psikolog dan psikiater ya, Bunda.

Bagi Bunda nan mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join organisasi HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(fia/fia)

Selengkapnya
Sumber HaiBunda
HaiBunda