7 Penyebab Bayi Baru Mulai Mpasi Tidak Mau Makan, Si Kecil Mengalaminya?

Sedang Trending 1 minggu yang lalu

Jakarta -

Memperkenalkan bayi pada makanan pendamping ASI (MPASI) menjadi momen nan ditunggu-tunggu bagi Bunda dan Ayah. Dokter umumnya merekomendasikan pemberian makanan padat ketika bayi sudah siap secara perkembangan, biasanya antara empat dan enam bulan.

Meski menyenangkan, memberikan juga dapat disertai dengan beberapa tantangan. Normal bagi bayi untuk menolak saat pertama kali (atau berkali-kali) mereka mencoba makanan padat baru.

Hal tersebut biasanya lantaran mereka hanya pernah mendapat ASI alias susu formula. Bunda tidak perlu berkecil hati jika bayi menolak makanan pada awalnya, terkadang diperlukan 10 kali percobaan alias lebih agar bayi mau makan makanan baru.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Menurut Daniel Flanders, seorang master anak Toronto nan berspesialisasi dalam pemberian makan bayi dan anak dari Kindercare Pediatrics, sangat umum bagi bayi untuk menolak makanan ketika makanan padat diperkenalkan.

“Dan krusial untuk menghormati keputusan mereka untuk menolaknya. Jangan pernah memaksa anak Anda untuk makan. Pemaksaan bakal menimbulkan perebutan kekuasaan dalam perihal makan dan dapat merusak kesehatan hubungan makan,” kata Flanders dikutip dari Today's Parents.

Entah anak menolak makanan alias hanya tampak tidak tertarik, Flanders merekomendasikan untuk memberi anak rehat sekitar seminggu sebelum mencoba lagi. Flanders menambahkan, makan, mengunyah, dan menelan bukanlah sesuatu nan langsung bisa dilakukan oleh bayi, hal-hal tersebut merupakan keahlian nan dipelajari.

Penyebab bayi baru mulai MPASI tidak mau makan

Selagi menunggu dan tidak memaksakannya, coba ketahui penyebab mereka tidak mau makan, Bunda. Berikut beragam penyebabnya, seperti dikutip dari Baby Care Advice:

1. Minum terlalu banyak susu

Alasan paling umum kenapa anak nan tumbuh sehat menolak makanan padat adalah lantaran dia sudah kenyang dengan ASI, susu formula alias lainnya. Hal tersebut membikin Si Kecil tidak lapar bakal makanan lain alias lantaran dia lebih suka minum susu daripada makan makanan padat.

Seorang anak hanya memerlukan sejumlah kalori dalam seharinya untuk memenuhi kebutuhan pertumbuhan dan energinya. Jika kalori tersebut disediakan oleh susu, maka nafsu makannya bakal sedikit tersisa untuk makanan padat.

2. Ngemil di waktu nan salah

Jika anak ngemil makanan mini sesaat sebelum makan, perihal ini dapat memengaruhi nafsu makannya dan dia mungkin tidak bakal makan dengan baik saat makanan ditawarkan. Tawarkan camilan bergizi mini di tengah-tengah waktu makan utama.

Cegah Si Kecil untuk mengemil sepanjang hari. Hindari menawarkan makanan ringan dan minuman (selain air putih) kurang dari 2 jam sebelum makan utama.

3. Preferensi makanan

Bahkan sejak usia sangat muda, anak-anak mempelajari apa nan mereka sukai dan apa nan tidak. Jika diberi pilihan, mereka bakal menyantap makanan nan mereka sukai, biasanya nan manis-manis.

Namun, anak-anak belum mengetahui apa nan baik bagi dirinya dan belum mengetahui pola makan bergizi seimbang. Ada kemungkinan untuk memberikan terlalu banyak suatu makanan, meskipun makanan tersebut bergizi.

Variasi makanan bergizi memberikan pola makan nan lebih seimbang. Lalu, jangan berambisi saat pertama kali suatu makanan ditawarkan, makanan itu bakal langsung disukai. Diperlukan waktu 8-10 kali sebelum makanan baru diterima.

4. Terlalu capek untuk makan

Anak makan agar sigap gemukIlustrasi anak makan/Foto: Getty Images/M-image

Ada kalanya anak terlalu capek untuk makan. Anak mini perlu makan lebih awal dibandingkan orang dewasa. Hal nan kudu dilakukan adalah menawarkan makanan dan camilan pada waktu nan teratur sepanjang hari.

Tawarkan makanan sebelum Si Kecil menjadi terlalu lelah. Tawarkan makan malam setidaknya 2 jam sebelum waktu tidurnya. Jika dia terlalu capek untuk makan di malam hari, tawarkan makanan utamanya pada waktu makan siang.

5. Terlalu bersemangat/teralihkan perhatiannya untuk makan

Jika terlalu banyak gangguan, anak mungkin tidak tertarik untuk makan. Hal nan perlu dilakukan adalah memberikan waktu 'bersantai' sebelum makan dengan bermain tenang.

Hindari gadget pada waktu makan, sorong anak untuk duduk di meja untuk makan. Makan berbareng anak jadikan makan sebagai pengalaman sosial nan menyenangkan.

6. Sakit

Perubahan nafsu makan nan tiba-tiba adalah tanda umum anak menderita penyakit. Hal nan kudu dilakukan adalah menemui master jika anak mengalami indikasi nan tidak biasa alias jika dia menolak minum. Tawarkan banyak minuman dan makanan, tetapi tidak perlu berkecil hati jika anak menolaknya.

7. Tumbuh gigi

Seorang anak bisa kehilangan nafsu makan lantaran ketidaknyamanan saat tumbuh gigi. Biasanya ini hanya bakal berjalan beberapa hari. Untuk mengatasi perihal ini, tawarkan makanan dan camilan secara teratur, tetapi terimalah penolakannya, tawarkan makanan lunak pada waktu-waktu tersebut, dan berikan banyak minum.

Pada akhirnya, selama berat badan bayi bertambah dan master anak senang dengan pertumbuhannya, ada kemungkinan dia mendapatkan semua nutrisi nan dibutuhkannya. Perlu diingat juga bahwa setelah usia 1 tahun, pertumbuhan Si Kecil bakal sedikit melambat, terutama dibandingkan dengan kemajuan pesat nan dia peroleh dalam beberapa bulan pertama kehidupannya.

Namun, jika Bunda mencurigai pola makan anak kurang, jangan ragu untuk menghubungi master anak nan dapat membantu memastikan bahwa dia mendapatkan nutrisi nan dibutuhkannya.

Bagi Bunda nan mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join organisasi HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(fir/fir)

Selengkapnya
Sumber HaiBunda
HaiBunda