Ketahui Frekuensi Bab Bayi Baru Lahir Agar Kesehatannya Terpantau

Sedang Trending 1 minggu yang lalu

Jakarta -

Berapa kali ya normalnya bayi Buang Air Besar (BAB)? Pertanyaan tentang gelombang BAB Si Kecil saat baru lahir menjadi perihal nan mungkin sering ada dalam pikiran Bunda nan baru mempunyai si Kecil.

Memantau gelombang BAB bayi baru lahir memang penting, salah satu alasannya untuk memastikan bayi mendapat cukup makanan. Sebuah studi tahun 2006 terhadap bayi nan diberi ASI menemukan bahwa jumlah buang air besar dalam lima hari pertama kehidupannya dapat menjadi parameter awal keberhasilan menyusui. 

Alasan lain perlu memantau BAB bayi ialah memeriksa kesehatannya secara keseluruhan. Kotoran dengan warna alias konsistensi nan tidak biasa, dapat mengindikasikan adanya masalah kesehatan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Frekuensi buang air besar pada setiap bayi sangat bervariasi. Biasanya banyak nan buang air besar segera setelah makan. Hal ini disebabkan oleh refleks gastrokolik nan menyebabkan sistem pencernaan menjadi aktif setiap kali perut terisi makanan.

Mengutip dari Medical News Today, hingga usia sekitar 6 minggu, sebagian besar bayi baru lahir bakal buang air besar kira-kira 2 hingga 5 kali sehari, biasanya setelah setiap makan. Setelah 6 minggu, gelombang buang air besar biasanya menurun.

Kotoran bayi (feses) mempunyai warna dan konsistensi nan bervariasi selama beberapa hari saat Si Kecil baru lahir. Hal ini lantaran sistem pencernaannya nan belum matang. Dilansir dari Healthychildren, beberapa hari pertama setelah Si Kecil lahir, BAB bayi bakal berupa mekonium.

Mekonium merupakan unsur kental berwarna hitam alias hijau tua alias gelap ini memenuhi usus mereka sebelum lahir dan setelah dikeluarkan, kotoran (feses) berubah menjadi kuning kehijauan.

Mengutip dari laman Kemkes.go.id, umumnya bayi bakal mengeluarkan mekonium dalam 24 hingga 48 jam pertama setelah dilahirkan. Namun, pada beberapa kasus, bayi dapat mengeluarkan mekonium saat tetap di dalam rahim.

Jika Si Kecil diberikan Air Susu Ibu (ASI), feses bakal segera berupa cairan kuning bercampur beberapa partikel. Sebelum bayi mulai mengonsumsi makanan padat, konsistensi feses dapat berkisar dari sangat lunak hingga encer.

Apabila diberi susu formula, maka feses bayi biasanya berwarna cokelat alias kuning. Kotoran berwarna hijau juga bukan perihal nan perlu Bunda khawatirkan. Namun, jika feses nan keras alias sangat kering mungkin tanda bahwa Si Kecil tidak mendapat cukup cairan alias kehilangan terlalu banyak cairan lantaran sakit, demam, alias panas.

Baca selanjutnya di laman berikutnya ya, Bunda.

Bagi Bunda nan mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join organisasi HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

Selengkapnya
Sumber HaiBunda
HaiBunda