Bunda Sakit Demam Berdarah, Bolehkah Tetap Menyusui Bayi?

Sedang Trending 1 minggu yang lalu

Jakarta -

Wabah DBD nan sedang marak belakangan ini membikin ibu menyusui juga khawatir. Lantas, jika Bunda sakit demam berdarah, bolehkah tetap menyusui bayi ya, Bunda?

Demam berdarah merupakan penyakit menular akut nan disebabkan oleh virus dengue nan ditularkan melalui nyamuk. Walaupun penyakit ini menular melalui darah, namun ibu menyusui nan menderita demam berdarah juga sangat cemas jika terkena demam berdarah dan tetap menyusui bayinya.

Ibu menyusui sakit demam berdarah

Demam berdarah mempunyai keahlian untuk menyebar dengan kuat di masyarakat, apalagi menjadi epidemi. Vektor penyakit demam berdarah adalah nyamuk Aedes berwarna hitam dengan bintik-bintik putih berselang-seling pada badan dan kaki sehingga sering disebut pengusir hama. Mereka suka berkembang biak di tempat terpencil nan tidak diperhatikan orang.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Padahal, nyamuk itu sendiri, ketika lahir, mempunyai keahlian menyebabkan demam berdarah. Namun siklus penularan nan paling umum adalah gigitan nyamuk dan penghisapan darah nan terinfeksi virus dengue.

Virus tersebut kemudian tumbuh dan berkembang biak di dalam tubuh nyamuk selama kurang lebih seminggu dan kemudian menyebar ke kelenjar ludah. Saat ini, nyamuk mempunyai keahlian untuk terus menularkan virus ke dalam darah manusia dan menyebarkan penyakit demam berdarah ketika menggigit orang nan sehat.

Penularan demam berdarah

Mengenai proses penularan penyakit demam berdarah dengue di lingkungan, sebenarnya terdapat dua sistem nan perlu Bunda ketahui:

1. Nyamuk menularkan virus secara langsung melalui air liur alias gigitannya ke manusia. Nyamuk pembawa virus demam berdarah menularkan virus tersebut ke telurnya dan bertelur di air.

Telur-telur tersebut kemudian menetas menjadi kawanan, secara berjenjang berganti kulit menjadi nyamuk muda nan membawa virus demam berdarah 'bawaan'. Lalu generasi ini pergi menyebarkan penyakit di masyarakat. 

Secara teori, orang nan sehat bisa saja menerima darah pasien demam berdarah dan kemudian tertular penyakit tersebut. Namun kasus tersebut tidak pernah muncul dalam realita lantaran pasien demam berdarah nan kehilangan darah tidak dapat menerima transfusi darah.

Selain itu, obat-obatan belum pernah mencatat adanya akibat penularan demam berdarah antar manusia, melalui berbagi jarum suntik alias melalui kontak dengan darah nan terkontaminasi dengan luka terbuka seperti dikutip dari laman Vinmec.

2. Secara umum, demam berdarah tidak menular melalui tetesan pernapasan, sekret alias kontak biasa antara orang nan terinfeksi dan orang nan sehat, apalagi demam berdarah nan ditularkan secara seksual seperti langkah penularan HIV.

Oleh lantaran itu, pasien dapat percaya sepenuhnya bahwa membunuh jentik dan mencegah nyamuk menggigit adalah langkah paling sederhana dan efektif untuk mencegah demam berdarah.

Foto: Getty Images/iStockphoto/flubydust

Bunda sakit demam berdarah tetap boleh menyusui?

Siapa pun sebenarnya mempunyai akibat tertular demam berdarah, mulai dari bayi, anak-anak, hingga orang dewasa, termasuk ibu mengandung dan menyusui. Perempuan nan sedang menyusui juga cukup sensitif lantaran berasosiasi langsung dengan bayi sehingga seringkali mendapat perhatian khusus.

Oleh lantaran itu, banyak ibu-ibu nan sedang menyusui saat terkena demam berdarah, sangat cemas dan bertanya-tanya apakah sebaiknya tetap menyusui bayinya alias tidak.

Ada juga kepercayaan nan beredar di luar sana bahwa wanita penderita demam berdarah tidak boleh menyusui bayinya lantaran mereka dapat menularkan penyakit tersebut kepada bayinya melalui susu. 

Selain itu, beberapa penelitian nan tidak lazim menyatakan mendeteksi virus demam berdarah dalam ASI dan menunjukkan bahwa ini mungkin salah satu jalur penularan potensial.

Mengenai apakah ibu menyusui tetap bisa menyusui bayinya saat terkena demam berdarah, nan perlu dipahami adalah dia tidak bakal bisa menularkan penyakit tersebut kepada bayinya.

Penyebabnya lantaran virus demam berdarah hanya ada di darah, bukan di ASI, sehingga tidak bisa menular dari ibu ke bayi, jika demikian maka akibat penularan penyakit ke bayi sangat kecil. 

Dalam kaitannya dengan korelasi, dapat diperkirakan bahwa faedah kesehatan dari menyusui jauh lebih besar daripada akibat jangkitan demam berdarah.

Terlebih lagi, ASI, khususnya kolostrum, mengandung antibodi nan mempunyai keahlian melawan virus. Alhasil, bayi nan mendapat ASI bakal selalu mempunyai daya tahan tubuh nan kuat untuk menjaga kesehatannya.

Oleh lantaran itu, bagi ibu nan sedang menyusui saat menderita demam berdarah, walaupun bakal merasa capek dan badan pegal-pegal, sebaiknya tetap berupaya untuk memberikan ASI pada bayinya secara maksimal.

Melansir Baby Center, sebuah penelitian juga menemukan bahwa kolostrum dan ASI mengandung antibodi anti demam berdarah, menunjukkan bahwa menyusui dapat membantu melindungi bayi dari virus. Manfaat menyusui bagi kesehatan nyatanya jauh lebih besar dibandingkan tidak menyusuinya.

Meski tidak ada obat unik untuk mengobati kasus demam berdarah saat menyusui. Dokter hanya bakal menyarankan Bunda untuk istirahat, menjaga pasokan cairan guna mencegah dehidrasi dan parasetamol untuk mengatasi indikasi seperti nyeri dan demam. Parasetamol kondusif dikonsumsi selama menyusui lantaran hanya sejumlah mini nan masuk ke dalam ASI.

Namun, Bunda tidak disarankan mengonsumsi aspirin alias ibuprofen. Hal ini dapat menyebabkan masalah perdarahan pada penderita demam berdarah. Selain itu, master bakal memantau terus kondisi dan indikasi Bunda dengan cermat. Gejala ringan biasanya lenyap dengan sendirinya, namun penderita demam berdarah parah memerlukan perawatan darurat di rumah sakit.

Semoga informasinya membantu ya, Bunda.

Bagi Bunda nan mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join organisasi HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(pri/pri)

Selengkapnya
Sumber HaiBunda
HaiBunda