5 Gaya Hidup Ibu Hamil Untuk Mencegah Bayi Down Syndrome

Sedang Trending 1 minggu yang lalu

Jakarta -

Down syndrome merupakan kelainan genetik nan bisa terjadi pada siap pun. Ibu mengandung dapat melakukan beberapa style hidup untuk mencegah down syndrome.

Down syndrome ini sering kali tidak diturunkan melainkan berkembang ketika terjadi kesalahan alias kelainan pada pembelahan sel selama perkembangan awal janin nan menyebabkan kelainan salinan kromosom 21

Dilansir Lybrate, kondisi ini dapat memengaruhi pertumbuhan bentuk dan keahlian kognitif seseorang, sehingga menyebabkan masalah perkembangan sedang hingga ringan. 

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Bayi down syndrome

Satu dari setiap 700 kehamilan menghasilkan kelahiran anak dengan Sindrom Down. Anak nan lahir dengan kondisi ini mempunyai karakter unik – kepala kecil, leher pendek, wajah rata, lidah menjulur, dan kelopak mata miring ke atas.

Beth Oller, MD, FAAFP, seorang dokter, mengatakan down syndrome menyebabkan masalah bentuk dan abnormal intelektual. Dan setiap orang nan terlahir dengan sindrom ini mempunyai masalah nan berbeda-beda.

"Beberapa mempunyai masalah kesehatan. Ini bisa termasuk penyakit jantung, masalah pendengaran, gangguan tiroid, obesitas, alias masalah dengan usus. Banyak nan memulai pengobatan untuk masalah medis sejak awal dan menjalani kehidupan nan utuh, sehat, dan produktif," kata Oller dilansir Family Doctor.

Faktor akibat dan tes down syndrome saat hamil

Ada beberapa aspek nan meningkatkan akibat ibu mengandung mempunyai anak dengan Sindrom Down:

1. Usia ibu lanjut

Semakin tua usia perempuan, semakin tua pula sel telurnya. Sel telur nan lebih tua itu lebih condong membelah tidak normal.

Pada usia 35 tahun, akibat Bunda mempunyai bayi dengan Sindrom Down sekitar 1 berbanding 350. Pada usia 40 tahun, risikonya adalah 1 berbanding 100. Pada usia 45 tahun, akibat 1 berbanding 30.

2. Sudah mempunyai anak dengan down syndrome

Apabila Bunda mempunyai bayi down syndrome, berkesempatan 1 dari 100 untuk mempunyai bayi dengan kondisi itu lagi.

3. Menjadi pembawa kelainan kromosom

Pria maupun wanita dapat membawa kelainan translokasi. Jika Bunda seorang pekerjaan maka berisiko menurunkan ke anak.

Untuk itu ibu mengandung perlu skrining down syndrome. Ini bagian normal dari perawatan prenatal dan telah berkembang seiring berjalannya waktu. 

Tes prenatal noninvasif (NIPT) adalah tes darah nan digunakan dalam skrining prenatal. Hal ini dapat menentukan akibat janin terlahir dengan kelainan genetik tertentu. 

Menurut National Institutes of Health, tes ini paling sering digunakan untuk mencari kelainan kromosom, seperti kelainan nan menyebabkan down syndrome. NIPT dianggap non-invasif lantaran hanya memerlukan pengambilan darah dari ibu mengandung dan tidak menimbulkan akibat apa pun pada janin.

Ibu mengandung juga dapat mendiagnosis kondisi ini sebelum lahir melalui tes diagnostik. Ini melibatkan pemeriksaan jaringan dan cairan di dalam rahim untuk mencari kromosom ekstra. Hal ini dapat dilakukan melalui:

  • Pengambilan Chorionic villus sampling (CVS). Ini mengambil sampel plasenta selama minggu ke 10 hingga 14 kehamilan.
  • Mengambil sampel cairan ketuban selama minggu ke 14 hingga 18 kehamilan.
  • Pengambilan sampel darah pusar perkutan (PUBS). Ini mengambil sampel darah janin di tali pusat selama minggu ke 18 hingga 22 kehamilan. Ini adalah tes nan paling akurat.

Namun, tes ini mempunyai akibat dapat menyebabkan keguguran. Jadi, tes ini hanya digunakan jika ada kemungkinan lebih tinggi terjadinya masalah genetik pada bayi. 

"Ini dapat terjadi jika ibu berumur 35 tahun ke atas alias jika ibu menerima hasil pemeriksaan nan tidak normal. Setelah lahir, master Anda dapat menguji darah bayi untuk mencari kromosom tambahan. Hal ini dilakukan jika bayi mempunyai salah satu fisiknya semua tanda alias abnormal lahir dari down syndrome," ujar Oller.

Keputusan untuk melakukan tes terserah Bunda. Beberapa ibu mengandung merasa lebih baik mengetahui risikonya. Sehingga bisa mempersiapkan diri menghadapi kemungkinan mempunyai bayi nan menderita kondisi ini. 

Sindrom ini tidak dapat dicegah, lantaran down syndrome merupakan kelainan nan disebabkan oleh kelainan jumlah kromosom.

"Tidak ada nan dapat dilakukan untuk mencegah alias menghindari anak Anda menderita sindrom ini. Namun, risikonya lebih rendah jika hamil di usia nan lebih muda," katanya.

Meski tak dapat mencegah, tak ada salahnya Bunda menerapkan pola hidup sehat. Down syndrome dapat terjadi pada siapa pun, namun kebiasaan bergaya hidup sehat kemungkinan dapat membantu mencegah terjadinya kondisi ini pada janin.

Berikut lima style hidup nan dapat ibu mengandung jalani dilansir dari laman Kemenkes.

  1. Konsumsi makanan bergizi.
  2. Mengonsumsi sayuran dan buah-buahan segar.
  3. Olahraga teratur.
  4. Hindari kebiasaan minum-minum beralkohol.
  5. Hindari merokok.

Bagi Bunda nan mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join organisasi HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(pri/pri)

Selengkapnya
Sumber HaiBunda
HaiBunda