3 Hal Yang Sering Salah Kaprah Soal Parenting Islami Menurut Ustazah

Sedang Trending 1 minggu yang lalu

Jakarta -

Parenting Islami merupakan salah satu style pengasuhan nan disesuaikan dengan aliran Islam dan Al-Qur'an. Meski begitu, rupanya ada beberapa perihal dalam parenting Islami nan sering salah kaprah.

Kewajiban setiap orang tua adalah mengasuh anak-anaknya dengan baik apalagi sejak mereka tetap dalam kandungan. Karena itu, ada baiknya untuk memilih style parenting nan tepat.

Jika dilihat di beragam media sosial, Bunda mungkin bisa menemukan banyak pola asuh alias style parenting nan tersebar dan diterapkan oleh banyak orang. Salah satu nan style parenting nan baik dan bisa ditiru adalah parenting Islami.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Meskipun style parenting Islami berpegang teguh pada Al-Qur'an, rupanya ada beberapa perihal nan sering disalahartikan.

Salah kaprah tentang parenting Islami

Belum lama ini, HaiBunda berkesempatan berbincang dengan Ustazah sekaligus psikolog, Ustazah Tika Faiza,M.Psi.,Psikolog. Ia turut menjelaskan tentang salah kapah parenting Islami di masyarakat. Berikut ini deretannya:

1. Orang tua merasa tenang saat anak salat dan mengaji

Salah satu perihal krusial dalam parenting Islami adalah mengajarkan anak untuk mendirikan salat lima waktu serta mengaji. Namun, kedua perihal ini saja tidak cukup.

Ustazah Faiza menyebut beberapa orang tua mungkin merasa tenang ketika anaknya salat dan mengaji. Padahal, anak bisa saja mengalami kerusakan jiwa.

"Di satu sisi itu tidak salah. Tapi di era ini, kerusakan jiwa anak itu kadang-kadang tidak terlihat lantaran dia enggak salat. Dia tetap salat, tapi jiwanya rusak secara masif. Tapi orang tua enggak bisa memandang itu lantaran tertipu oleh pandangan mata," ungkapnya.

Selain itu, dia juga mengungkapkan bahwa kerusakan jiwa anak ini umumnya mulai terlihat ketika mereka sudah memasuki masa remaja. Setelah diperhatikan, bisa jadi anak mempunyai pemikiran nan berbeda tentang agama.

"Biasanya bocornya itu setelah remaja. Baru ketahuan jika selama itu, anaknya itu punya penghayatan lain tentang apa itu agama, terhadap apa itu salat," tutur Ustazah Faiza.

"Bisa jadi dia (anak) merasa saya salat lantaran disuruh sama orang tua saya. Tapi saya punya jiwa nan bebas. Misalnya minum alkohol, pergaulan bebas, bagi saya itu enggak masalah, nan krusial saya salat, itu sudah bikin orang tua saya senang," sambungnya.

Klik baca laman berikutnya untuk memandang salah kaprah lainnya tentang parenting Islami ya, Bunda.

Bagi Bunda nan mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join organisasi HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

Selengkapnya
Sumber HaiBunda
HaiBunda