10 Ciri-ciri Bayi Terkena Pneumonia Yang Sering Disangka Flu Dan Cara Mengatasinya

Sedang Trending 1 minggu yang lalu

Pneumonia merupakan salah satu penyakit nan paling sering terjadi pada bayi dan anak-anak di seluruh dunia. Meski sering dianggap sebagai penyakit nan ringan, pneumonia pada bayi dapat menyebabkan komplikasi serius dan apalagi menjadi penyebab utama kematian pada anak-anak di bawah usia lima tahun.

Pneumonia terjadi ketika paru-paru terinfeksi karena disebabkan beragam macam mikroorganisme, termasuk bakteri, virus, dan jamur. Infeksi ini menyebabkan peradangan pada jaringan paru-paru nan dapat mengakibatkan indikasi seperti demam, batuk, sesak napas, nyeri dada, dan rasa tidak nyaman secara umum.

Pneumonia bisa terjadi pada siapa pun, tetapi sering kali mempengaruhi anak-anak mini alias orang dewasa dengan sistem kekebalan tubuh nan lemah. Penanganan pneumonia tergantung pada penyebabnya dan bisa melibatkan penggunaan antibiotik untuk pneumonia bakteri. Didukung dengan perawatan suportif lainnya seperti rehat nan cukup, konsumsi cairan nan cukup, dan obat pereda gejala.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Faktor akibat untuk pneumonia bisa menyebabkan kondisi medis kronis lainnya seperti penyakit paru obstruktif kronis (PPOK) diabetes, dan penyakit jantung. Diagnosa pneumonia biasanya melibatkan pemeriksaan fisik, seperti mendengarkan bunyi pernapasan dengan stetoskop, serta tes darah, dan tes pencitraan seperti sinar-X dada.

Tingkat keparahan pneumonia mulai dari kasus ringan hingga nan menakut-nakuti jiwa. Namun pneumonia umumnya paling serius pada golongan rentan, termasuk bayi dan anak kecil, orang nan berumur di atas 65 tahun, serta orang dengan kondisi kesehatan nan mempunyai penyakit bawaan alias sistem kekebalan tubuh nan lemah.

Pada bayi dan anak kecil, pneumonia bisa menjadi sangat rawan lantaran sistem kekebalan tubuh mereka tetap sedang berkembang, sehingga mereka lebih rentan terhadap jangkitan paru-paru nan serius.

Ciri-ciri bayi terkena pneumonia

Jika bayi mengalami pneumonia ditandai dengan gejala-gejala nan dikutip dari Cleveland Clinic. Simak selengkapnya, Bunda untuk perawatan Si Kecil.

  1. Demam tinggi sampai 40,5 derajat Celcius.
  2. Suara mendengus saat bernapas sehingga membikin Si Kecil susah bernapas.
  3. Batuk nan dapat menghasilkan dahak (lendir).
  4. Sakit kepala.
  5. Lemas dan kelelahan pada bayi.
  6. Lebih sering menangis dari biasanya.
  7. Kehilangan nafsu makan dan kesulitan makan.
  8. Mual dan muntah.
  9. Nyeri dada dan nyeri perut, terutama saat batuk dan bernapas dalam.
  10. Berkeringat alias kedinginan.

Penyebab pneumonia

Infeksi pneumonia menyebabkan peradangan dan pembengkakan pada paru-paru serta produksi cairan di dalamnya. Pada bayi, paru-paru nan terkena pneumonia bisa membengkak dan mengeluarkan cairan, menyebabkan indikasi seperti demam, batuk, dan kesulitan bernapas.

Banyak jenis mikroorganisme nan dapat menyebabkan pneumonia, termasuk bakteri, virus, dan jamur. Bakteri umumnya menjadi penyebab pneumonia pada orang dewasa, sedangkan virus lebih sering mengenai dengan pneumonia pada anak usia sekolah.

Bakteri nan sering menjadi penyebab pneumonia pada orang dewasa adalah streptococcus pneumoniae, sedangkan virus seperti virus influenza alias virus respiratori sincisial (RSV) sering kali menjadi penyebab pneumonia pada anak-anak. Mengutip Healthline berikut ini merupakan penyebab dari pneumonia. 

1. Pneumonia bakteri

Pneumonia kuman sering disebabkan oleh beragam jenis bakteri, dengan Streptococcus pneumoniae menjadi penyebab paling umum. Namun, kuman lain seperti Mycoplasma pneumoniae, Haemophilus influenzae, dan Legionella pneumophila juga dapat menyebabkan jangkitan paru-paru.

2. Pneumonia virus

Pneumonia virus dapat disebabkan oleh beragam macam virus pernapasan, termasuk influenza (flu), virus respiratori sincisial (RSV), dan virus parainfluenza manusia (HPIV). Gejalanya mungkin mirip dengan pneumonia bakteri, tetapi biasanya lebih ringan dan bisa sembuh tanpa pengobatan unik dalam waktu 1-3 minggu.

3. Penumonia jamur

Meski lebih jarang pada pneumonia jamur, tetapi menjadi masalah serius terutama bagi perseorangan dengan sistem kekebalan tubuh nan lemah. Misalnya jamur nan dapat menyebabkan pneumonia termasuk pneumocystis jirovecii, cryptococcus spp., dan histoplasma spp.

Penting untuk diingat bahwa aspek akibat lain, seperti keadaan kesehatan nan sudah ada sebelumnya, usia dan kekebalan tubuh. Hal ini dapat mempengaruhi jenis mikroorganisme nan menyebabkan pneumonia. Oleh karena itu, pengobatan pneumonia kudu disesuaikan dengan penyebabnya, Bunda. 

Perawatan pneumonia pada bayi

Mengutip Healthline terdapat 4 metode untuk merawat bayi nan mengalami pneumonia. Simak selengkapnya, Bunda untuk mengobati Si Kecil.

1. Obat-obatan nan diresepkan

Pengobatan nan melalui resep master disesuaikan dengan penyebab dari indikasi tersebut. Pneumonia kuman sering diobati dengan antibiotik oral, nan dapat membantu memerangi jangkitan dan mengurangi gejala.

Sangat krusial untuk minum seluruh antibiotik nan diresepkan oleh dokter, apalagi jika gejalanya mulai mereda. Hal ini dilakukan untuk menghentikan pengobatan terlalu awal nan menyebabkan jangkitan kembali muncul.

Pada pneumonia virus, antibiotik tidak efektif lantaran virus bukanlah targetnya. Namun, dalam beberapa kasus, master mungkin meresepkan antivirus tertentu, terutama jika ada akibat komplikasi alias jika pasien termasuk dalam golongan akibat tertentu.

Sebagian besar pneumonia virus sembuh dengan sendirinya dengan perawatan di rumah nan mencakup rehat nan cukup, hidrasi, dan perawatan suportif lainnya. Sedangkan pengobatan untuk pneumonia jamur dengan pengobatan antijamur bakal diresepkan oleh dokter. Obat ini kudu diminum sesuai petunjuk master dan mungkin memerlukan waktu beberapa minggu untuk menghilangkan jangkitan sepenuhnya.

2. Obat-obatan nan dijual bebas

Obat-obatan seperti aspirin, ibuprofen (Advil, Motrin) alias asetaminofen (Tylenol) dapat digunakan untuk meredakan nyeri dan demam nan sering terjadi pada pneumonia. Penting untuk mengikuti dosis nan dianjurkan dan petunjuk penggunaan nan tertera pada kemasan, serta memperhatikan kemungkinan hubungan dengan obat lain nan dikonsumsi.

Dokter juga mungkin meresepkan obat batuk untuk membantu menenangkan batuk sagar Si Kecil bisa beristirahat. Penggunaan obat batuk kudu sesuai dengan petunjuk master dan tidak boleh digunakan secara berlebihan.

3. Pengobatan rumah

Pengobatan rumahan nan dapat membantu meringankan indikasi pneumonia, meski tidak sepenuhnya mengobatinya. Berkumur dengan air garam alias minum teh peppermint dapat membantu meredakan batuk nan merupakan salah satu indikasi pneumonia. Kompres dingin juga dapat membantu meredakan demam, sedangkan minum air hangat alias menikmati semangkuk sup hangat dapat membantu mengatasi rasa kedinginan.

Selain itu, rehat nan cukup dan konsumsi cairan nan memadai juga sangat krusial untuk membantu pemulihan dari pneumonia. Istirahat nan cukup membantu tubuh memfokuskan daya untuk melawan infeksi, sementara minum banyak cairan membantu menjaga tubuh tetap terhidrasi dan memperlancar proses penyembuhan.

Walaupun pengobatan rumahan dapat memberikan support dalam meringankan gejala, sangat krusial untuk tetap mengikuti rencana pengobatan nan telah diresepkan oleh dokter. Minumlah obat nan diresepkan sesuai petunjuk dokter, apalagi jika indikasi Si Kecil mulai mereda.

Hal ini perlu diperhatikan untuk memastikan bahwa jangkitan betul-betul diatasi dan mencegah kemungkinan kekambuhan pneumonia di masa depan.

4. Rawat inap

Perawatan di rumah sakit biasanya disesuaikan dengan kebutuhan perseorangan dan tingkat keparahan pneumonia. Penting untuk mempercayai tim medis dan mengikuti petunjuk mereka dengan jeli untuk memastikan pemulihan nan optimal.

Di rumah sakit, tim medis dapat memberikan perawatan nan intensif dan memantau kondisi Si Kecil dengan cermat. Hal ini termasuk memantau debar jantung, suhu tubuh, dan pernapasan secara teratur. Jika diperlukan, master mungkin bakal meresepkan antibiotik nan disuntikkan langsung ke pembuluh darah untuk membantu memerangi jangkitan dengan lebih sigap dan efektif.

Selain itu, terapi pernapasan juga dapat diberikan, melibatkan pemberian obat-obatan tertentu secara langsung ke paru-paru melalui nebulizer alias metode lainnya. Dokter juga mungkin bakal memberi Si Kecil latihan pernapasan untuk membantu memaksimalkan oksigenasi tubuh.

Jika kadar oksigen dalam darah anak rendah, terapi oksigen mungkin diperlukan. Ini dapat diberikan melalui selang hidung, masker wajah, alias ventilator, tergantung pada tingkat keparahan kondisi. 

Demikian ulasan tentang ciri-ciri bayi nan terkena pneumonia dan langkah mengatasinya. Semoga berfaedah untuk antisipasi kesehatan Si Kecil, Bunda.

Bagi Bunda nan mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join organisasi HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
 

(rap/rap)

Selengkapnya
Sumber HaiBunda
HaiBunda