9 Kalimat Yang Sering Diucapkan Orang Cerdas Saat Berargumen Menurut Psikolog

Sedang Trending 1 minggu yang lalu

Jakarta -

Tahukah Bunda? Menurut psikolog, ada beberapa kalimat nan menandakan bahwa seseorang termasuk pandai ketika berargumen.

Pertengkaran seringkali terasa seperti melangkah di atas tali. Ini adalah keseimbangan nan sangat rumit, dan satu kesalahan langkah bakal membikin Bunda jatuh ke dalam kehancuran.

Keseimbangan inilah nan membikin beberapa kalimat pandai berguna, memungkinkan Bunda mengarahkan percakapan sesuai dengan keinginan, tanpa terlihat terlalu garang alias meremehkan musuh bicara.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Banner Gejala Awal Autoimun

9 Kalimat nan sering diucapkan orang pandai saat berargumen

Menurut psikolog, kata-kata nan tepat dapat memberikan untung besar dalam argumen apa pun. Berikut beberapa di antaranya:

1. “Bantu saya memahami”

Melansir dari laman GLOBAL English Editing, pertengkaran dapat dengan sigap menjadi panas dan tidak produktif jika tidak hati-hati dalam menyampaikan kalimat. Salah satu langkah untuk menjaga obrolan tetap pada jalurnya adalah dengan mengusulkan pertanyaan, bukan membikin pernyataan.

Secara khusus, kalimat tersebut betul-betul merupakan pengubah permainan. Ini menunjukkan bahwa Bunda terbuka untuk mendengarkan perspektif pandang orang lain dan betul-betul berupaya memahami perspektif pandangnya.

Ungkapan sederhana ini dapat meredakan ketegangan dan mendorong percakapan nan lebih konstruktif. Hal ini mendorong musuh bicara untuk menjelaskan pemikiran mereka dengan lebih jelas, dan dengan melakukan perihal tersebut, mereka mungkin menemukan celah dalam argumennya sendiri.

Selain itu, menggunakan kalimat ini juga menunjukkan bahwa Bunda menghargai pendapat orang lain.

2. “Dari pengalaman saya”

Mengambil pelajaran dari pengalaman pribadi bisa menjadi perangkat nan efektif dalam berdebat. Ungkapan ini membantu menyampaikan argumen tanpa menentang perspektif pandangnya secara langsung.

Hal ini juga memberi kesempatan untuk berbagi pengalaman secara spesifik tentang perihal nan tengah diperbincangkan. Tujuannya bukan untuk meremehkan orang lain, namun untuk memperkenalkan perspektif pandang berbeda nan mungkin belum mereka pertimbangkan, ya, Bunda.

3. “Sudahkah Anda mempertimbangkan ini?”

Terkadang, nan diperlukan untuk mengubah argumen adalah dengan menyajikan perspektif pandang alias info baru nan mungkin tidak dipertimbangkan oleh musuh bicara.

Ungkapan tersebut adalah langkah terbaik untuk melakukan ini. Menanyakan pertimbangan adalah langkah terhormat untuk memperkenalkan info baru alias perspektif berbeda ke dalam percakapan tanpa terkesan konfrontatif.

Pendekatan ini bisa sangat efektif lantaran memperkenalkan kebenaran alias perspektif nan mendorong orang lain untuk berpikir lebih jauh dari posisinya saat ini, sehingga berpotensi memberikan Bunda keunggulan.

4. “Saya mengerti dari mana Anda berasal”

Mengakui perspektif pandang orang lain adalah perangkat psikologis nan efektif saat bertengkar. Ini menunjukkan bahwa Bunda tidak hanya konsentrasi pada perspektif pandang sendiri, namun juga meluangkan waktu untuk memahami perspektif pandang mereka.

Ungkapan ini secara lembut mengubah dinamika pembicaraan. Daripada berdebat satu sama lain, lebih baik bekerja sama untuk menemukan titik jumpa alias solusi.

5. “Mari kita temukan titik tengahnya”

Menemukan jalan tengah seringkali menjadi kunci untuk menyelesaikan perselisihan. Ungkapan tersebut menunjukkan bahwa Bunda terbuka untuk berdiskusi dan bersedia berupaya mencapai solusi nan menghormati kedua perspektif pandang.

Dengan menyarankan mencari solusi tengahnya, Bunda mengundang mereka untuk bekerja-sama dan bukan bersaing. Hal ini dapat melunakkan pendiriannya dan membikin mereka lebih mudah menerima argumen Bunda.

6. “Saya menghargai perspektif pandang kamu”

Ini adalah salah satu kalimat nan paling efektif dalam sebuah argumen. Kalimat tersebut lebih dari sekadar rangkaian kata, itu adalah pernyataan empati dan pengertian.

Dengan menyatakan bahwa Bunda menghargai perspektif pandang musuh bicara, Bunda mengakui emosi dan pemikirannya. Ini menunjukkan bahwa Bunda menghargai mereka sebagai pribadi, bukan hanya kemampuannya dalam menyampaikan pendapat.

Sikap nan menyentuh hati ini seringkali dapat meredakan ketegangan dan membuka pintu bagi komunikasi nan lebih efektif.

7. “Saya mungkin salah, tapi…”

Mengakui kemungkinan melakukan kesalahan bukan tanda kelemahan, namun ini menunjukkan keterbukaan dan kerendahan hati. Hal ini mengubah argumen menjadi obrolan dan membuatnya lebih menerima ide-idenya.

8. “Mari kita mundur selangkah”

Kalimat tersebut memungkinkan Bunda melakukan ini dengan langkah nan penuh hormat dan tidak konfrontatif.

“Mari kita mundur selangka”, dapat membantu meredakan perdebatan dan memberikan kesempatan kedua belah pihak untuk menenangkan diri, memfokuskan kembali, dan mendekati obrolan dengan perspektif nan lebih baik.

9. “Saya lebih menghargai hubungan kita daripada perselisihan ini”

Hal paling krusial untuk diingat ketika terjadi perselisihan adalah nilai hubungan nan ada di antara Bunda dan musuh bicara. Menggunakan kalimat tersebut dapat memperkuat aspek nan krusial ini.

Ungkapan itu mengalihkan konsentrasi dari memenangkan argumen menjadi menjaga hubungan Bunda. Ini menunjukkan bahwa Bunda bersedia mengesampingkan ego dan memprioritaskan hubungan.

Nah, itulah beberapa kalimat nan sering diucapkan oleh orang pandai saat berdasar menurut psikolog. Semoga bermanfaat, ya, Bunda.

Bagi Bunda nan mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join organisasi HaiBunda Squad. Daftar dan klik di SINI. Gratis!

(asa/som)

Selengkapnya
Sumber HaiBunda
HaiBunda