Studi Ungkap Bunda Paling Sering Ambil Cuti Untuk Rawat Anak Sakit

Sedang Trending 1 minggu yang lalu

Jakarta -

Kehidupan kerja orang tua terkena akibat nan signifikan ketika anak sakit. Menurut sebuah studi, seorang ibu dua kali lebih mungkin mengambil libur tidak dibayar untuk rawat anak sakit dibandingkan sang ayah.

Bagi Bunda bekerja, merawat anak-anak nan sedang sakit di rumah bukan perihal nan mudah. Sering kali konsentrasi mereka terpecah antara mengasuh anak dengan menyelesaikan tanggung jawabnya dalam pekerjaan.

Merawat anak nan sakit juga memengaruhi kesehatan mental orang tua. Hal tersebut diungkap langsung oleh studi dari Nanit Lab. Mereka mengungkap bahwa orang tua nan mempunyai bayi sakit dalam sebulan, 60 persen lebih mungkin melaporkan indikasi depresi klinis dibandingkan orang tua dengan anak nan tidak sakit.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Banner 7 Kesalahan Orang Tua

Dampak anak sakit terhadap pekerjaan orang tua

Melansir dari laman verywell family, nyaris seluruh orang tua dapat mengidentifikasi stres nan disebabkan oleh anak nan sakit. Sebagai orang tua, tidak hanya peduli terhadap anak-anak, namun sering kali mereka juga perlu mencari keseimbangan antara merawat dan pekerjaan.

Menurut penelitian baru dari Nanit Lab, pekerjaan orang tua terpengaruh rata-rata selama empat hari ketika anak mereka sakit.

Hampir 52 persen orang tua mengambil kombinasi libur berbayar, libur orang tua, alias hari libur. Sekitar 13 persen mengambil libur tidak dibayar, 24 persen bekerja jarak jauh, dan 11,5 persen menggunakan kombinasi beragam jenis libur ketika anaknya sakit.

“Banyak family terkena akibat meningkatkan penyebaran virus di kalangan anak-anak. Dalam sampe kami nan terdiri dari sekitar 900 orang tua, 17 persen melaporkan bahwa anak mereka menderita Covid, flu, alias RSV,” ujar Dr. Natalie Barnett, Wakil Presiden Penelitian Klinis di Nanit.

Studi tersebut juga menunjukkan bahwa para Bunda merasakan akibat nan lebih besar dan dua kali kemungkinan untuk mengambil libur nan tidak dibayar dibandingkan ayah. Mereka juga 23 persen lebih mungkin memilih bekerja jarak jauh atau work from home (WFH) untuk merawat anak nan sakit.

Di sisi lain, ayah lebih condong mengambil libur berbayar dibandingkan Bunda. Pembagian kerja apalagi menjadi lebih parah lagi dengan tidak berfungsinya pengasuhan anak. Sebanyak 23 persen anak diasuh oleh ibunya, 76 persen oleh ibu dan ayah, namun tidak ada nan diasuh hanya oleh ayahnya.

Pola asuh ayah sebagian besar tidak terpengaruh oleh perubahan situasi kerja mereka mengenai dengan masa pandemi.

Pengaruh merawat anak nan sakit terhadap kesehatan mental Bunda bekerja

Ketika anak sakit, orang tua mengambil peran tambahan, seperti merawat sepanjang waktu. Hal ini termasuk memeriksa suhu tubuh, memantau pernapasan, dan pengamatan lebih dekat terhadap perilaku anak untuk memastikan makan dan tidur dengan normal.

Tugas-tugas nan penuh kekhawatiran dalam mengelola emosi dan perilaku anak di rumah dapat meningkatkan stres orang tua.

Tingkat stres dan beban pengasuhan berada di titik tertinggi ketika mencoba menyeimbangkan pekerjaan dengan kehidupan di rumah, di mana batas pekerjaan dan kehidupan pribadi menjadi kabur, sekaligus mengoordinasikan perawatan untuk penyakit siklus di rumah.

Studi Nanit menunjukkan bahwa 63 persen orang tua melaporkan bahwa ketika anak mereka sakit sangat menegangkan. Sekitar 13 persen orang tua mempunyai anak sakit melaporkan tingkat indikasi depresi klinis. Jumlah ini 60 persen lebih tinggi dibandingkan jumlah orang tua dengan anak sehat.

Sebanyak 40 persen orang tua mengatakan anak mereka nan sakit mengalami kesulitan tidur, nan mungkin mempersingkat waktu bagi orang tua untuk memulihkan tenaga setelah hari nan melelahkan.

Kualitas tidur tidak membaik setelah anak mereka membaik, sebanyak 45 persen orang tua mengatakan perlu waktu satu minggu alias lebih agar tidur anak mereka kembali normal setelah sembuh.

Tips menyeimbangkan pekerjaan dengan merawat anak sakit

Menyelesaikan pekerjaan ketika anak sakit mungkin bukan perihal nan mudah. Untuk itu, Bunda disarankan untuk berbincang kepada manager. Ini mencakup soal tanggung jawab, hasil kerja, dan ketepatan waktu nan jelas.

Menempatkan struktur pada tempatnya bakal membantu mengatasi kekhawatiran dan mendorong penyelesaian tugas nan lebih fokus.

Tidak masalah jika mau meminta bantuan. Kemudian, pahami gimana pemimpin Bunda dapat mendukung dengan akomodasi ketika anak sedang sakit.

Nah, itulah beberapa perihal nan bisa Bunda ketahui mengenai studi seorang Bunda lebih banyak mengambil libur untuk merawat anak sakit. Semoga bermanfaat, ya, Bunda.

Bagi Bunda nan mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join organisasi HaiBunda Squad. Daftar dan klik di SINI. Gratis!

(asa/fia)

Selengkapnya
Sumber HaiBunda
HaiBunda