Penyebab Plasenta Di Bawah Pada Usia Kehamilan 7 Bulan Dan Cara Mengembalikan Ke Atas

Sedang Trending 1 minggu yang lalu

Jakarta -

Plasenta adalah organ nan membantu bayi tumbuh dan berkembang. Plasenta melekat pada lapisan rahim dan terhubung ke bayi melalui tali pusar. Plasenta menyalurkan oksigen, nutrisi, dan antibodi (protein nan diproduksi oleh sistem kekebalan untuk melindungi tubuh  dari barang asing, seperti virus) dari suplai darah ke bayi.

Pada beberapa perempuan, plasenta menempel terlalu rendah (bagian bawah) di dalam rahim dan menutupi sebagian alias seluruh pintu masuk rahim (leher rahim).

Hal ini dapat terlihat pada pemindaian ultrasonografi awal, nan kadang-kadang disebut plasenta letak rendah (low lying placenta). Dalam kebanyakan kasus, plasenta dapat terangkat ke atas secara alami, seiring dengan peregangan rahim di sekitar bayi nan sedang tumbuh, sehingga tidak menimbulkan masalah.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Plasenta pada usia kehamilan 7 bulan

Posisi plasenta di bawah biasanya dapat terlihat pada USG rutin 20 minggu. Saat rahim tumbuh ke atas, kemungkinan besar plasenta bakal menjauh dari leher rahim.

Dokter bakal memeriksanya selama pemindaian tambahan pada minggu ke-32. Jika pemindaian tersebut menemukan bahwa plasenta tetap terletak di bawah, bakal menjalani pemindaian lagi pada minggu ke-36.

Memiliki letak plasenta di bawah tidak menimbulkan rasa sakit pada kehamilan. Plasenta nan letaknya rendah bisa berada di posterior, artinya plasenta menghadap ke belakang dan rendah. Bisa juga anterior, artinya ke arah depan dan rendah.

Mengutip laman resmi National Childbirth Trust Inggris, pada pemeriksaan tersebut, jika plasenta sudah beranjak 2 cm alias lebih dari bagian dalam leher rahim, maka ibu mengandung tersebut dapat melahirkan normal.

Jika tidak, kondisi itu disebut plasenta previa. Hanya satu dari 10 wanita nan mempunyai letak plasenta rendah bakal mengalami plasenta previa.

Plasenta previa adalah suatu kondisi ketika plasenta menyumbat seluruh alias sebagian leher rahim  pada bulan-bulan terakhir kehamilan.

Apa saja jenis plasenta previa?

Berdasarkan letaknya, plasenta previa dibagi menjadi beberapa jenis. Dilansir Cleveland Clinic, ada beberapa jenis plasenta previa:

  • Plasenta previa marginal: Plasenta terletak di tepi leher rahim. Plasenta menyentuh leher rahim, tetapi tidak menutupinya. Plasenta previa jenis ini kemungkinan besar bakal lenyap dengan sendirinya sebelum tanggal kelahiran bayi .
  • Plasenta previa parsial: Plasenta menutupi sebagian leher rahim .
  • Plasenta previa komplit alias total: Plasenta menutupi seluruh leher rahim , menghalangi vagina. Jenis plasenta previa ini mini kemungkinannya untuk pulih dengan sendirinya.

Setiap jenis plasenta previa dapat menyebabkan pendarahan memek selama kehamilan dan persalinan. Karena tingginya akibat pendarahan, kebanyakan ibu mengandung nan mengalami kondisi ini memerlukan operasi caesar, Bunda.

Penyebab plasenta terletak di bawah

Tidak ada penyebab pasti dari plasenta letaknya berada di bawah. Ada beberapa aspek nan dapat meningkatkan akibat terjadinya plasenta previa, termasuk riwayat kesehatan dan kebiasaan style hidup tertentu.

Faktor akibat plasenta di bawah

Dikutip dari What to Expect, aspek akibat plasenta previa antara lain:

  • Usia. Plasenta previa lebih mungkin terjadi pada wanita berumur di atas 30 tahun dibandingkan pada wanita di bawah usia 20 tahun.
  • Kehamilan kedua alias selanjutnya. Kondisi ini lebih sering terjadi pada wanita nan pernah mengalami setidaknya satu kali kehamilan lagi.
  • Hamil kembar. Hamil dengan dua bayi alias lebih meningkatkan kemungkinan Anda terkena plasenta previa.
  • Operasi caesar alias operasi rahim sebelumnya. Jaringan parut pada rahim akibat operasi sebelumnya, termasuk operasi caesar, pengangkatan fibroid rahim, dan prosedur D dan C, meningkatkan akibat plasenta previa.
  • Merokok alias penggunaan narkoba. Penggunaan rokok alias kokain selama kehamilan meningkatkan kesempatan Anda terkena sejumlah komplikasi, termasuk plasenta previa.
  • Ras. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa wanita Asia dan kulit hitam mempunyai akibat lebih besar terkena plasenta previa dibandingkan golongan ras lainnya.
  • Fertilisasi in vitro (IVF). Teknologi reproduksi berbantuan termasuk IVF telah dikaitkan dengan peningkatan akibat masalah plasenta, termasuk plasenta previa.

Ada kah langkah untuk mengembalikan ke atas?

Dilaporkan Tommys, plasenta sendiri tidak bergerak setelah tertanam di awal kehamilan. Biasanya letaknya semakin ke atas seiring dengan membesarnya rahim, namun dia tidak bergerak sendiri dan tidak ada nan dapat dilakukan untuk membuatnya bergerak. Berbeda dengan janin ya, Bunda.

Ibu mengandung nan mengalaminya mungkin memerlukan USG lebih intens, jadi mereka perlu menghadiri semua janji antenatal dan mengikuti saran tim jasa kesehatannya. 

Dampak letak plasenta di bawah

Ada beberapa akibat nan perlu diwaspadai jika plasenta terletak di bawah:

  • Pendarahan vagina. Jika ibu mengandung tetap mengalami plasenta letak rendah alias plasenta previa setelah 32 minggu, ada akibat mengalami pendarahan vagina. Pendarahan dari plasenta previa biasanya terjadi setelah berasosiasi seks alias menjelang akhir kehamilan dan mungkin sangat berat.
  • Kelahiran prematur. Ada juga kemungkinan bayi lahir prematur (sebelum 37 minggu) jika ibu mengandung menderita plasenta praevia alias plasenta letak rendah.
  • Operasi caesar. Jika tepi plasenta sangat dekat (kurang dari 2cm) dengan leher rahim (pintu masuk rahim), langkah melahirkan nan paling kondusif adalah dengan operasi caesar.

Bagi Bunda nan mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join organisasi HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(pri/pri)

Selengkapnya
Sumber HaiBunda
HaiBunda