Eks Karyawan Perusahaan Korea Banting Stir, Ikuti Panggilan Hati Jadi Petani Melon Di Blora

Sedang Trending 1 minggu yang lalu

Jakarta -

Inspirasi dan semangat bisa datang dari mana saja. Salah satunya, mungkin dari pengalaman menarik laki-laki asal Blora, Adi Latif Mashudi.

Adi menimba pengetahuan manajemen di Universitas Terbuka nan bekerja sama dengan Yeungnam University. Ia pun pernah bekerja di salah satu pabrik material kreator suku cadang perangkat elektronik terkenal di Korea dan mendapat penghasilan Rp30 juta.

Pekerjaan dengan penghasilan nan cukup itu lantas ditinggalkan lantaran Adi memilih pulang ke kampung halaman. Di kampungnya, dia malah meniti pekerjaan baru dengan jalur nan jauh berbeda dari studinya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Di Blora, Adi menjadi petani melon, Bunda. "Saya jadi petani per bulan Oktober 2023," akunya, dikutip dari kanal YouTube insertlive.

Di lahan berukuran kurang lebih 700 m persegi, Adi membangun green house dan menanam ribuan bibit melon hidroponik dengan tiga varietas unggulan. Buah nan dia tunjukkan juga tumbuh subur, Bunda.

Keseriusannya menjadi petani tentu berdasarkan latar belakang. Menurutnya, wilayah nan ditempati tersebut mempunyai potensi nan bagus, sehingga pilihannya membangun agrowisata pun menjadi perihal nan tepat dan menguntungkan.

"Sebenarnya ini berangkat dari panggilan hati, lantaran di letak ini banyak potensi pertanian nan sebenarnya bisa digali terutama untuk pasar agrowisata.

"Hanya saja sejauh ini kan tidak ada nan memanfaatkan itu. Ini sebenarnya dalam rangka sebagai pemantik, sebagai langkah awal untuk menjadikan area lingkungan sini sebagai lokasi wisata buah di Kabupaten Blora," sambungnya.

Jadi bahan omongan tetangga

Kerja di luar negeri dengan penghasilan puluhan juta membikin banyak orang nan salut pada Adi, Bunda. Namun ketika Adi memilih untuk kembali ke kampung laman dan mengembangkan potensi nan ada di sana, dia justru mendapat banyak cibiran dari tetangga.

"Saya sebagai operator produksi waktu itu. Sub perusahaan dari LG, supply spare part mesin cuci," katanya.

Karena kita ada di Indonesia apalagi di desa, banyak sekali nan kemudian sampai di telinga saya sendiri kalimatnya kurang enak. Seperti, 'Itu lho anak kerja jauh-jauh di Korea, kemudian kuliah lulusan luar negeri, pulang-pulang kok jadi petani."

Omongan tak menyenangkan ini sudah banyak dia dengar. Akan tetapi, ucapan-ucapan itu justru dia jadikan semangat untuk membuktikan bahwa petani dengan latar belakarng lulusan luar negeri juga menjadi perihal keren nan patut dibanggakan.

"Ya itu kan keren. Ada petani lulusan luar negeri," ujarnya dengan bangga.

Teruskan membaca di laman berikut ya, Bunda.

Bagi Bunda nan mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join organisasi HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis! 

Selengkapnya
Sumber HaiBunda
HaiBunda