Ciri-ciri Ayah Yang Mengalami Azoospermia, Penyebab Kemandulan Pada Pria

Sedang Trending 1 minggu yang lalu

Jakarta -

Infertilitas laki-laki paling sering disebabkan lantaran masalah sperma, termasuk rendahnya jumlah sperma, masalah pada morfologi, alias pergerakan nan tidak normal. Salah satu masalah sperma nan dapat menurunkan kesempatan mengandung adalah azoospermia.

Azoospermia adalah istilah medis nan digunakan ketika tidak ada sperma saat ejakulasi. Sekitar lebih 10 persen laki-laki tidak subur mengalami azoospermia.

"Azoospermia terjadi pada sekitar 1 persen laki-laki dan 15 persen laki-laki infertil (tidak subur). Gejalanya mungkin tidak disadari, namun jika sudah berupaya untuk mendapatkan anak tidak berhasil, kondisi ini bisa menjadi penyebabnya," kata master ahli obstetri dan ginekologi, Traci C. Johnson, MD, dilansir Web MD.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Azoospermia adalah corak infertilitas laki-laki nan jarang terjadi, namun parah. Perawatan terbaik bakal tergantung pada penyebab spesifik, serta potensi kesuburan dari pasangan.

Penyebab dan jenis azoospermia

Azoospermia bisa berkarakter obstruktif, ialah adanya penyumbatan nan mencegah sperma memasuki ejakulasi, dan non-obstruktif jika disebabkan oleh penurunan produksi sperma oleh testis. Berikut penyelasan komplit tentang penyebabnya:

Azoospermia obstruktif

Dilansir Very Well Family, azoospermia obstruktif terjadi ketika sperma tidak dapat masuk ke dalam air mani alias ejakulasi lantaran adanya penyumbatan alias masalah ejakulasi. Kondisi ini bisa disebabkan lantaran beberapa hal, seperti:

1. Kelainan bawaaan

Beberapa laki-laki dilahirkan dengan penyumbatan di di epididimis alias saluran ejakulasi, sementara nan lain mungkin kehilangan vas deferens di salah satu alias kedua sisi saluran reproduksi. Vas deferens perupakan saluran nan digunakan untuk membawa sperma dari epididimis menuju uretra sebagai tempat keluarnya sperma.

2. Infeksi alias peradangan pada saluran reproduksi pria

Kondisi ini kemungkinan disebabkan lantaran jangkitan menular seksual nan tidak diobati. Infeksi menular non-seksual juga dapat menyebabkan peradangan, seperti penyakit gondongan pada masa kanak-kanak nan menyebabkan orkitis virus, ialah peradangan pada salah satu alias kedua buah zakar.

3. Trauma

Trauma nan terjadi sebelumnya pada saluran reproduksi laki-laki juga dapat menyebabkan kerusakan, jaringan parut, dan penyumbatan pada vas deferens, epididimis, alias saluran ejakulasi.

4. Ejakulasi retrograde

Ejakulasi retrograde adalah kondisi ketika air mani (dan sperma) bergerak mundur ke dalam kandung kemih saat ejakulasi, bukannya bergerak maju keluar uretra. Hal tersebut dapat menyebabkan rendahnya volume air mani (jumlah ejakulasi) dan rendahnya jumlah sperma, tergantung pada tingkat keparahannya.

Azoospermia non-obstruktif

Azoospermia non-obstruktif terjadi ketika penyebab utamanya adalah masalah hormonal alias sperma. Ada beberapa penyebab azoospermia non-obstruktif, yakni:

1. Kelainan genetik dan kromosom

Tiga masalah genetik alias kromosom nan diketahui menyebabkan azoospermia noniobstruktif adalah mikrodelesi kromosom Y, sindrom Klinefelter, dan sindrom Kallmann. Mikrodelesi kromosom Y dapat menyebabkan rendahnya jumlah sperma. Sedangkan sindrom Klinefelter membikin seorang laki-laki tidak menalami pubertas normal, dan sindrom Kallmann menjadi penyebab hipogonadisme hipogonadotropik.

2. Radiasi, kemoterapi, dan paparan senyawa beracun

Paparan senyawa berbisa dapat menyebabkan azoospermia sementara alias apalagi permanen. Sedangkan jika terapi radiasi digunakan langsung pada organ reproduksi laki-laki selama pengobatan kanker, dapat terjadi azoospermia. Kemoterapi juga sering kali menyebabkan azoospermia selama pengobatan, namun apakah ini bakal bersambung setelah pengobatan tidak dapat diprediksi.

3. Ketidakseimbangan hormon

Kelainan produksi, kadar, alias hubungan hormon dapat menyebabkan masalah kesuburan, termasuk azoospermia non-obstruktif. Ada beberapa kemungkinan penyebabnya, ialah genetik, masalah hormonal nan didapat, hingga style hidup.

4. Efek samping pengobatan

Penyebab paling umum dari azoospermia akibat pengaruh samping pengobatan adalah dari suplementasi testosteron, Bunda. Penggunaan steroid anabolik dan obat kemoterapi juga bisa menyebabkan kondisi ini. Beberapa obat penyebab azoospermia anya bakal memberikan akibat sementara, sedangkan pada kasus lainnya bisa berakibat jangka panjang.

5. Varikokel

Varikokel adalah pembesaran pembuluh darah di skrotum alias testis. Vena nan membesar ini menyebabkan darah menggenang di area tersebut, nan dapat meningkatkan panas pada testis dan juga menyebabkan pembengkakan, penyusutan testis, dan rasa tidak nyaman. Varikokel adalah penyebab umum infertilitas pria. Antara 4 dan 13 persen laki-laki dengan varikokel bakal mempunyai jumlah sperma nan sangat rendah alias apalagi azoospermia.

Ilustrasi SpermaIlustrasi Sperma/ Foto: Getty Images/iStockphoto/ClaudioVentrella

Tipe azoospermia

Azoospermia dibagi menjadi tiga tipe, yakni:

1. Azoospermia pra-testis

Pada azoospermia pra-testis, testis normal, namun tubuh tidak dapat memproduksi sperma. Kondisi ini dapat terjadi lantaran kadar hormon nan rendah alias setelah menjalani kemoterapi.

"Kondisi ini terkadang disebut juga kagagalan testis sekunder. Kelenjar endokrin otak tidak memproduksi bahan kimia nan tepat untuk memicu perkembangan sperma sehat," ujar penulis kitab The Doula Advant, Rachel Gurevich, RN.

2. Azoospermia testis

Masalah utama pada azoospermia testis adalah testis itu sendiri. Dalam kasus ini, testis mungkin tidak memproduksi testoteron alias testis mungkin tidak merespons hormon nan dilepaskan oleh kelenjae endokrin lainnya. Kemungkinan lain juga bisa lantaran ada nan salah dengan perkembangan sel sperma.

Beberapa kondisi nan dapat menyebabkan azoospermia testis adalah jangkitan saluran reproduksi, seperti epididimitis dan uretritis, orchitis virus, cedera pangkal paha, kanker alias pengobatannya, kondisi genetik seperti sindrom Klinefelter.

3. Azoospermia pasca-testis

Pada kondisi ini, testis menghasilkan sperma normal, tetapi ada sesuatu nan menghalanginya untuk keluar. Ada beberapa penyebabnya, seperti penyumbatan pada saluran nan membawa sperma dari testis ke penis, vasektomi, dan ejakulasi retrograde.

Azoospermia pasca-testis terjadi ketika ada penyumbatan alias disfungsi ejakulasi, misalnya ejakulasi retrograde, penyumbatan vas deferens alias epididimis.

"Sekitar 40 persen laki-laki dengan azoospermia mempunyai jenis post-testis," ujar Johnson.

Ciri-ciri laki-laki dengan azoospermia

Pria dengan azoospermia sebenarnya tidak mempunyai indikasi khusus, Bunda. Kondisi ini umumnya baru diketahui saat pemeriksaan medis setelah suami istri tak kunjung diberikan kehamilan setelah satu tahun berasosiasi intim tanpa pengaman.

Meski begitu, beberapa penyebab azoospermia dapat menyebabkan indikasi nan khas, seperti:

  • Volume ejakulasi rendah alias orgasme 'kering' (tidak ada alias sedikit air mani nan keluar)
  • Urin keruh setelah berasosiasi seks
  • Buang air mini nan menyakitkan
  • Nyeri panggul
  • Testis bengkak
  • Testis mini alias tidak turun
  • Ukuran penis mini alias tidak seperti normalnya
  • Pubertas nan tertunda alias tidak normal
  • Kesulitan ereksi alias ejakulasi
  • Gairah seks rendah
  • Payudara membesar
  • Kehilangan masa otot

Ciri di atas tidak lantas dialami semua laki-laki dengan azoospermia. Banyak laki-laki mengalami kondisi ini tanpa menunjukkan karakter alias gejala.

Penanganan azoospermia

Analisis air mani adalah satu-satunya langkah untuk mengetahui jumlah sperma pria. Jika kajian air mani pertama tidak menghasilkan sperma, maka master bakal meminta laki-laki mengulangi tes beberapa bulan kemudian.

Setelah azoospermia didiagnosis, langkah selanjutnya adalah mencoba mengidentifikasi penyebab masalahnya. Rencana perawatan bakal didasarkan pada dugaan penyebab azoospermia, Bunda.

Ada beberapa jenis pengobatan nan bisa membantu laki-laki dengan azoospermia mempunyai anak. Jika dia mempunyai jenis obstruktif, maka pembedahan dapat menghilangkan penyumbatan.

Sedangkan pada kondisi non-obstruktif dapat dilakukan pengambilan sperma, terutama jika mengalami penyumbatan tetapi tidak mau dioperasi. Dokter bakal menggunakan jarum mini untuk mengambil sperma dari testis. Lalu, sperma bakal digunakan untuk program bayi tabung alias dibekukan untuk digunakan di kemudian hari.

Pemberian obat-obatan hormonal tertentu juga dapat dilakukan pada kasus tertentu. Perawatan hormon ini dapat merangsang perkembangan sperma pada beberapa laki-laki dengan azoospermia.

Demikian serba-serbi azoospermia pada laki-laki nan dapat mengganggu kesuburan. Semoga info ini berfaedah ya, Bunda.

Bagi Bunda nan mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join organisasi HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(ank/ank)

Selengkapnya
Sumber HaiBunda
HaiBunda