Anak Sering Buang Air Kecil Tapi Tidak Merasakan Sakit, Perlukah Khawatir?

Sedang Trending 1 minggu yang lalu

Frekuensi buang air mini anak nan terlalu sering, tentu menimbulkan pertanyaan tersendiri untuk orang tua. Apakah perihal tersebut mengindikasikan penyakit tertentu?

Dalam kehidupan sehari-hari, tiap manusia tentunya bakal melakukan proses pembuangan urine. Proses ini melibatkan beragam organ dalam tubuh, seperti ginjal, kandung dan saluran kemih. Hal ini bermaksud untuk membuang sisa-sisa metabolisme di dalam tubuh.

Oleh lantaran itu, gelombang buang air mini perlu diperhatikan untuk membantu mengetahui apakah tubuh menerima asupan cairan dengan baik, dan organ-orang tersebut bekerja dengan baik. Frekuensi buang air mini umumnya sangat bervariasi pada tiap orangnya, termasuk pada anak-anak. 

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Nah, anak-anak seringkali mengalami kondisi buang air mini nan tidak teratur, Bunda. Dalam kondisi tersebut, terkadang tidak ada rasa sakit nan mereka rasakan. Tentunya, perihal ini bisa menjadi perihal nan perlu perhatian lebih. 

Untuk mengetahui lebih lanjut dan jelas, Bunda dapat membaca tulisan satu ini untuk membantu pemahaman mengenai kondisi anak-anak nan sering buang air kecil. Yuk, simak selengkapnya di sini.

Frekuensi anak buang air mini nan normal sesuai usianya

Melansir dari laman K+31, beberapa ikatan master anak di beragam negara telah menetapkan jumlah gelombang buang air mini nan normal pada anak-anak. Hal ini berjuntai pada usia dan perkembangan bentuk nan sudah dilewati. 

Apabila bentuk Si Kecil sudah terbentuk sempurna, jarang jatuh sakit, serta rutin mengonsumsi cairan harian sesuai dengan aturan, maka tak ada nan perlu dikhawatirkan dari sistem urine.

Nah, untuk mengetahui lebih lengkap, berikut adalah perincian gelombang buang air mini nan normal dari bayi hingga anak-anak:

  • Dari lahir hingga usia 6 bulan, normalnya bayi bakal buang air mini setidaknya 15–25 kali dalam sehari. Lalu jumlah urine nan dihasilkan berkisar dari 20–40 ml setiap kali buang air kecil.
  • Usia 6–12 bulan, bayi bakal buang air mini sebanyak 14–16 kali sehari dengan kisaran urine sebanyak 30–45 ml dalam tiap kali buang air.
  • Saat Si Kecil berumur 1–3 tahun, gelombang ini bakal berkurang menjadi 10–12 kali sehari dengan jumlah urine sebanyak 50–80 ml. 
  • Memasuki umur 3–5 tahun, periode buang air mini ini normalnya sebanyak pada 6–8 kali dalam satu hari. Dan volume urine berkisar pad 60–90 ml tiap kali buang air kecil.
  • Di usia 5–7 tahun, gelombang normal bagi anak seusia ini adalah 5–8 kali dalam sehari dengan jumlah urine sebanyak 100–150 ml.
  • Frekuensi normal buang air mini pada anak-anak berumur 7 sampai 9 tahun ialah sebanyak 7–8 kali sehari, sebanyak 140–180 ml.
  • Lalu saat mereka berumur 9 hingga 11 tahun, gelombang membuang urine ini bakal mengalami pengurangan jumlah menjadi 6–7 dalam sehari, dengan volume urine berkisar di 230–250 ml.
  • Dan di usia 11–13 tahun, anak-anak bakal buang air mini sebanyak 6–7 kali sehari dengan jumlah cairan urine nan meningkat, ialah 250–270 ml.

Penyebab anak sering buang air kecil

Jumlah normal dari gelombang buang air mini pada anak-anak tergantung pada asupan cairan harian nan mereka konsumsi dan tingkat aktivitasnya dalam sehari. Oleh karena itu, periode membuang urine bakal mengalami pengurangan seiring anak-anak tumbuh dan bertambah usia.

Contohnya adalah anak berumur 5 tahun ke atas bakal buang air sebanyak 5–8 kali sehari, dengan volume urine 100–150 ml per tiap buang air.

Anak-anak nan buang air melampaui pemisah normal apalagi hanya pada siang hari, maka dapat dikatakan mengalami kondisi buang air nan terlalu sering. Hal ini mempunyai beberapa penyebab nan menjadikannya berada di kondisi tersebut.

Melansir dari laman Web MD, di bawah ini ada beberapa perihal nan mengakibatkan anak-anak sering buang air kecil, yakni:

1. Konsumsi makanan dan minuman mengandung kafein

Penyebab utama anak menjadi sering buang air mini salah satunya dikarenakan konsumsi makanan dan minuman kafein. Kandungan kafein mempunyai pengaruh samping untuk orang nan mengonsumsinya. 

Sebuah ulasan di Healthline mengatakan bahwa peningkatan konsumsi kafein bakal memberikan pengaruh stimulasi pada kandungan kemih. Hal ini dikarenakan makanan dan minuman, seperti cokelat, teh, dan kopi, dapat meningkatkan volume darah nan mengalir ke ginjal.

Alhasil, ginjal menyaring darah nan lebih banyak, sehingga cairan urine pun bertambah. Dengan begitu, anak bisa terus buang air kecil.

2. Konsumsi makanan pemicu alergi

Apabila anak-anak, baik sengaja maupun tak sengaja mengonsumsi makanan nan memicu alerginya, bakal memicu produksi air seni nan meningkat. Ini merupakan reaksi alergi tersebut bakal berakibat pada kantung kemih nan teriritasi. 

Sebagaimana respon iritasi nan diterima oleh kantung kemih, maka dia bakal bekerja lebih aktif dan bakal ada pengaruh kemauan buang air mini nan sering dan tiba-tiba, dilansir dari laman Cleveland Clinic.

3. Rasa resah dan takut nan berlebihan

Penyebab anak sering buang air mini adalah rasa resah alias takut berlebihan. Ketika seorang anak menghadapi kondisi alias situasi nan menyebabkan merasa gelisah, cemas, hingga takut nan berlebihan, maka bakal memicu kantung kemih memproduksi air seni lebih banyak. Dengan begitu, anak bakal lebih sering buang air kecil.

4. Membuang air mini tidak dengan tuntas

Saat enak-enak bermain dengan teman-temannya, anak-anak kerap kali terburu-buru ke toilet dan menyebabkan tidak tuntasnya aktivitas buang air mini nan dia lakukan. Kondisi ini mengarahkan pada kandung kemih nan tak kosong sepenuhnya, sehingga anak-anak menjadi lebih sering merasa mau buang air mini secara terus menerus. 

5. Menahan buang air mini di waktu nan lama

Selain tak tuntas dalam membuang air seni, menahan kemauan buang air mini dalam jangka waktu lama juga bisa menyebabkan gelombang menjadi lebih sering. Mengutip dari laman Ridgecrest Regional, ketika seseorang menahan air seninya dalam waktu berjam-jam, maka otot dari kantung kemih bakal menegang dan berujung pada sulitnya untuk mengosongkan kantung kemih sepenuhnya. Alhasil, dia bakal sering bolak-balik toilet untuk membuang air kecil.

6. Pollakiuria

Pollakiuria adalah sebuah kondisi di mana anak-anak menjadi lebih sering buang air mini di tiap selang waktu 5–10 menit. Alhasil anak tersebut bakal buang air 3–4 kali dalam satu jam, hingga 40 kali dalam satu harinya. 

Meskipun menjadi frekuensinya menjadi sering, anak-anak penderita Pollakiuria tidak merasa sakit ketika membuang air kecil. Selain itu, volume urine pun mengalami penurunan nan sangat signifikan dari jumlah normalnya.

7. Adanya gangguan pada saluran urineasi

Umumnya, gangguan urineasi terbagi menjadi dua jenis, ialah neurogenik dan non-neurogenik.

Gangguan urineasi neurogenik terjadi lantaran adanya malfungsi pada sistem saraf nan mengontrol keahlian kantung kemih. Sedangkan gangguan urineasi non-neurogenik adalah kondisi nan disebabkan oleh melemahnya otot di sekitar kantung kemih, aliran urine nan tersumbat, dan kebiasaan buang air nan tidak tuntas.

Efek dari gangguan satu ini bermacam-macam, mulai dari peningkatan gelombang buang air kecil, tak tuntasnya pembuangan urine, hingga aliran air seni nan melambat.

Cara Mengatasi Anak Sering Buang Air Kecil

Dalam mengatasi kondisi seringnya buang air mini pada anak-anak, diperlukan penanganan sesuai dengan penyebab kondisi tersebut terjadi. Oleh karena itu, diperlukan pemeriksaan master untuk memberikan kepastian dalam pemeriksaan penyebab anak sering buang air kecil. Meskipun begitu, ada beberapa cara  nan bisa mengatasi kondisi satu jika berasosiasi dengan penyebab selain kesehatan:

  1. Jauhkanlah anak dari situasi nan membuatnya merasa tertekan dan gelisah. Hal ini bisa dilakukan dengan berkomunikasi dengan efektif dan penuh rasa perhatian pada anak.
  2. Hindari konsumsi beragam jenis cairan lebih dari dua gelas sebelum anak-anak pergi tidur. Hal ini bisa mengatasi anak dari sering pipis di malam hari.
  3. Aturlah agenda anak selama dia pergi ke toilet, setidaknya 2 jam sekali. Hal ini dapat membantu anak mengenali sinyal tubuhnya kala mau buang air kecil.
  4. Ajarkan anak untuk membuang air mini secara tuntas sehingga kandung kemih betul-betul sudah kosong.

Kapan perlu ke master jika anak sering Buang Air Kecil meski tidak merasakan sakit?

Pada sebagian kasus, kondisi anak sering buang air mini ini bakal berakhir seiring dia bertambah usia. Namun, mengutip dari Medical News Today, andaikan anak-anak tetap menunjukkan tanda-tanda dari seringnya buang air seni hingga dia berumur tujuh tahun, maka krusial untuk Bunda segera membawa Si Kecil pada dokter.

Pemeriksaan nan dilakukan master dapat berupa serangkaian tes untuk memeriksa penyebab nan mendasari gejala-gejala tersebut. Tes ini mungkin termasuk pada pemeriksaan sampel urine untuk mengetahui adanya jangkitan dan USG untuk mencari kelainan pada keahlian kandung kemih alias sistem urinearia.

Bunda, demikian info seputar kondisi anak-anak nan seringkali membuang air kecil. Kondisi satu ini mempunyai penyebab nan beragam, sehingga perlu langkah mengatasi nan beragam juga. Semoga info ini berfaedah dan membantu, ya.

Bagi Bunda nan mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join organisasi HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(rap/rap)

Selengkapnya
Sumber HaiBunda
HaiBunda