Mengenal Hipoplasia Payudara Dan Tips Menyusui Yang Tepat

Sedang Trending 1 minggu yang lalu

Jakarta -

Meskipun cukup menjadi tantangan menyusui, kondisi hipoplasia tetek mungkin tak terlalu familiar bagi sebagian ibu menyusui. Yuk, kenali lebih lanjut hipoplasia tetek dan tips menyusui nan tepat, Bunda.

Dalam perihal menyusui, beragam tantangan di dalamnya memang tak pernah berakhir ya, Bunda. Selalu saja ada perihal baru nan menantang dan kerap membikin busui stres dan merasa frustrasi.

Seperti halnya kesulitan dalam menguasai pelekatan nan tepat, saluran tersumbat, hingga gangguan mastitis nan menyakitkan. Dan, salah satu kondisi nan kerap membikin menyusui menjadi susah ialah hipoplasia payudara.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Mengenal hipoplasia payudara

Hipoplasia tetek dikenal dengan kondisi tetek nan berbentuk tabung alias tetek dengan jaringan kelenjar nan tidak mencukupi. Biasanya, orang dengan hipoplasia tetek mempunyai kekurangan jaringan kelenjar di payudaranya. Padahal, jaringan kelenjar membantu memproduksi ASI, sehingga jika jaringan kelenjar kekurangna, produksi ASI bakal terpengaruh.

Orang dengan hipoplasia tetek dilahirkan dengan kondisi tersebut, dan mungkin Bunda tidak menyadarinya sampai Bunda melahirkan dan memasuki fase menyusui. 

Banyak mahir beranggapan bahwa kondisi hipoplasia tetek tidak selalu berfaedah mempunyai pasokan ASI rendah. Dengan support dan pengarahan nan tepat dari konselor laktasi, beberapa orang dengan kondisi ini dapat mencapai suplai ASI penuh alias nyaris penuh.

Namun, ada beberapa variabel nan dapat memengaruhi sejauh mana Bunda dapat alias tidak dapat memproduksi susu. Jumlah sebenarnya dari jaringan tetek nan berkembang itu penting. Misalnya, Bunda mungkin mempunyai jumlah jaringan kelenjar lebih sedikit namun cukup untuk membikin ASI.

Meskipun kurang umum, ada kemungkinan salah satu tetek mengalami hipoplasia dan tetek lainnya tidak. Ini berfaedah bahwa meskipun satu tetek mungkin tidak menghasilkan ASI sama sekali, tetek lainnya mungkin menghasilkan cukup ASI untuk memberi makan bayi secara memadai. Dalam perihal ini, Bunda dapat menyusui bayi dari satu sisi.

Ciri-ciri hipoplasia payudara

Beberapa tanda nan mungkin menunjukkan bahwa Bunda mungkin menderita hipoplasia tetek meliputi:

1. Areola nan tampak bengkak.
2. Payudara asimetris, dimana nan satu lebih besar dari nan lain.
3. Payudara sempit alias tetek dengan jarak nan lebar (jaraknya lebih dari 1,5 inci).
4. Payudara nan tidak berubah alias tumbuh selama kehamilan.
5. ASI nan tidak keluar sekitar tiga sampai lima hari setelah melahirkan.

Para mahir tidak percaya dengan apa nan menyebabkan hipoplasia payudara, namun ada beberapa kondisi mendasar dan aspek riwayat kesehatan seseorang nan dapat meningkatkan akibat terkena hipoplasia seperti dikutip dari laman Motherlove.

Orang dengan hipoplasia tetek mungkin mempunyai latar berikut ini ya, Bunda:

1. Memiliki gangguan endokrin.
2. Didiagnosis dengan sindrom ovarium polikistik (PCOS).
3. Tidak mempunyai perkembangan tetek nan normal pada masa remaja.
4. Tidak banyak perkembangan alias nyeri tetek selama kehamilan.
5. Hipoplasia tetek ada pada suatu spektrum. Banyak orang dengan hipoplasia tetek tidak mempunyai kadar hormon nan abnormal, dan banyak pula nan mengalami sejumlah perubahan tetek selama kehamilan.

Bisakah tetap menyusui jika mempunyai kondisi hipoplasia payudara?

Jika Bunda berambisi untuk menyusui dan mengetahui bahwa Bunda mempunyai tersebut, banyak orang dengan hipoplasia tetek dapat tetap menyusui dengan sukses. Jadi, Bunda tak perlu cemas berlebihan lantaran Si Kecil tetap dapat terpenuhi kebutuhan ASI mereka, seperti dikutip dari laman Whattoexpect.

Tips menyusui jika alami hipoplasia payudara

Jika Bunda mempunyai kondisi hipoplasia payudara, krusial untuk melakukan tips berikut guna meningkatkan produksi ASI Bunda:

1. Berkonsultasi dengan konselor laktasi

Konselor laktasi nan terlatih bakal membantu busui dengan kondisi hipoplasia tetek sehingga mereka dapat menetapkan tujuan menyusui dan memaksimalkan produksi ASI mereka.

2. Sering-seringlah menyusui dan memompa ASI

Seperti ibu-ibu lain nan mengalami kekurangan ASI lantaran sejumlah alasan, seringnya menyusui alias memompa ASI dianjurkan untuk membantu merangsang produksi ASI jika Bunda mempunyai hipoplasia payudara.

3. Cobalah posisi nan berbeda saat menyusui

 Merupakan buahpikiran bagus bagi semua ibu menyusui untuk bereksperimen dengan beragam posisi menyusui untuk memandang mana nan terbaik bagi mereka dan bayinya, dan perihal ini terutama bertindak jika Bunda mempunyai hipoplasia payudara.

4. Tetap terkoneksi dengan master anak

Dokter anak dapat memantau berat badan bayi Bunda secara teratur untuk memastikan dia mendapat cukup ASI, dan merekomendasikan suplementasi jika diperlukan.

5. Mendapatkan support tambahan dari busui lainnya

Menyusui sering kali menjadi tantangan meskipun Bunda tidak mempunyai kondisi nan memengaruhi suplai ASI. Jadi ada baiknya Bunda menghubungi busui lain nan mempunyai kondisi nan sama untuk mendapatkan support tambahan saat Bunda menjalani perjalanan menyusui bayi Bunda.

Semoga informasinya membantu ya, Bunda.

Bagi Bunda nan mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join organisasi HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(pri/pri)

Selengkapnya
Sumber HaiBunda
HaiBunda