Ciri-ciri Weight Faltering, Kondisi Saat Bayi Gagal Bertumbuh

Sedang Trending 2 minggu yang lalu

Berat badan bayi susah naik perlu diwaspadai lantaran bisa menjadi tanda terjadinya weight faltering alias kondisi kandas tumbuh. Pertumbuhan bayi tentu diharapkan melangkah normal dan sehat. Tetapi, terdapat beberapa masalah kesehatan pada pertumbuhan bayi nan sering ditemukan ialah weight faltering.

Lalu, apakah itu weight faltering dan apa penyebab serta ciri-cirinya? Berikut info mengenai weight faltering nan wajib Bunda dan Ayah pahami.

Apa itu weight faltering?

Pertumbuhan pada anak merupakan salah satu aspek terpenting nan kudu diperhatikan oleh Bunda dan Ayah. Secara umum, terdapat banyak jenis gangguan pertumbuhan nan ditemukan pada bayi, salah satunya adalah weight faltering.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Weight faltering adalah kondisi saat berat badan bayi tidak bertambah dengan cukup, alias saat berat badan bayi berada di bawah rata-rata standar usianya. Pada umumnya, weight faltering juga dapat diartikan sebagai kegagalan untuk bertumbuh di mana balita tidak mempunyai berat dan tinggi badan nan normal sesuai usianya.

Mengutip dari laman Ikatan Dokter Anak Indonesia alias IDAI, Survei Kesehatan Nasional 2008 menunjukkan 37 persen prevalensi perawakan pendek terjadi pada balita. Hal ini akibat kurangnya pasokan gizi saat pertumbuhan dan berat badan saat lahir ialah di bawah standar 2,5 kilogram.

Oleh lantaran itu, krusial bagi Ayah dan Bunda untuk memahami lebih lanjut mengenai gangguan pertumbuhan anak, ialah kandas tumbuh alias weight faltering nan masuk dalam kondisi malnutrisi.

Apakah kandas tumbuh alias weight faltering sama dengan stunting?

Stunting adalah kondisi di mana ketika ukuran bentuk anak tidak normal sesuai usianya, dengan kata lain dia mempunyai tinggi alias panjang tubuh nan kurang. Anak-anak nan mengalami stunting berisiko lebih tinggi terkena penyakit menular, gangguan perkembangan kognitif dan fisik, dan bisa menyebabkan kematian.

Melansir dari Kementerian Kesehatan RI, terdapat empat masalah gizi pada anak nan dapat menyebabkan stunting ialah weight faltering, underweight, gizi kurang, dan gizi buruk. Untuk mencegah stunting, keempat masalah gizi tersebut kudu dihindari terlebih dahulu, nan dimulai sejak masa kehamilan sampai anak berumur 2 tahun alias 1000 hari pertama kehidupan.  

Standar porsi makanan ibu mengandung dan balita agar terhindar dari weight faltering

Untuk menghindari weight faltering, Bunda kudu memerhatikan kandungan gizi nan baik agar memenuhi standar makanan kaya unsur gizi. Dilansir dari Pedoman Pendidikan Gizi dalam Pemberian Makanan Tambahan Lokal bagi Ibu Hamil dan Balita oleh Kementerian Kesehatan RI, makanan kaya unsur gizi berasal dari karbohidrat (nasi, jagung, sagu, kentang, singkong, dll), protein hewani (telur, ikan, ayam, daging, dll), protein nabati (tahu, tempe, kacang-kacangan, alias hasil olahan lainnya), serta vitamin dan mineral nan terkandung pada sayuran dan buah-buahan.

Berikut ini referensi standar porsi makanan untuk ibu mengandung dan balita untuk satu kali:

Makanan ibu hamil

Porsi sekali makan ibu mengandung dapat terpenuhi dari:

  • Nasi/pengganti: 1 piring (200 gram)
  • Lauk hewani: 2 pangkas sedang (100 gram)
  • Lauk nabati: 1 pangkas sedang (50 gram)
  • Sayuran: 1/2 mangkuk (150 gram)
  • Buah: 2 pangkas sedang (100 gram)

Makanan balita

Porsi sekali makan untuk balita usia 12-59 bulan terpenuhi dari:

  • Nasi/pengganti: ½ piring (100 gram)
  • Lauk hewani: 1 pangkas sedang (40 gram)
  • Lauk nabati: 1 pangkas sedang (50 gram)
  • Sayuran: ½ mangkuk (50 gram)
  • Buah: 1 pangkas sedang (50 gram)

Sedangkan untuk bayi berumur 6-11 bulan, makanan dapat disesuaikan dengan usia, frekuensi, jumlah, dan tekstur (lumat/lembek).

Penyebab weight faltering

Weight faltering disebabkan oleh beberapa aspek nan ditemukan pada konsumsi unsur gizi, apalagi keadaan psikis nan dialami ibu melahirkan.

  • Bayi lahir prematur
  • Kekurangan gizi ialah kurangnya asupan gizi dan nutrisi pada ibu mengandung dan bayi
  • Depresi alias kekhawatiran ibu pasca melahirkan
  • Proses menyusui bayi nan tidak efektif
  • Menolak alias susah makan
  • Malabsorpsi ialah gangguan proses penyerapan nutrisi makanan
  • Faktor stabilitas rumah tangga seperti kesulitan ekonomi, sering berpindah, dan tinggal berkerumun

Ciri-ciri weight faltering pada bayi

Weight faltering nan terjadi pada bayi dapat terlihat dari beberapa kondisi nan muncul pada pertumbuhan fisiknya sebagai berikut.

  • Berat badan tidak bertambah sesuai standar usia bayi setiap bulannya
  • Penurunan berat badan nan signifikan
  • Kekurangan gizi nan parah
  • Bayi mempunyai ukuran bentuk nan lebih pendek dan kecil

Cara mengatasi weight faltering

Bayi nan mengalami weight faltering alias kandas tumbuh perlu segera diberikan penanganan nan tepat. Secara garis besar, pemberian makanan dengan asupan gizi dan nutrisi nan cukup menjadi kunci utama untuk mengembalikan berat badan bayi ke nomor nan sesuai standar.

Untuk memantau pertumbuhan pertumbuhan bayi, Bunda dan Ayah dapat memanfaatkan Kartu Menuju Sehat (KMS) dan Buku Kesehatan Ibu dan Anak alias Buku KIA. Selain itu, ada beberapa langkah untuk mengatasi kondisi kandas tumbuh nan terjadi pada bayi seperti berikut ini.

  • Melakukan konsultasi dengan master anak maupun mahir gizi
  • Memberikan ASI secara teratur, disarankan untuk memeras ASI untuk meningkatkan suplai ASI
  • Pemberian suplemen makanan dengan pedoman mahir gizi
  • Hindari memberi makan berlebihan pada bayi nan kekurangan gizi lantaran bakal menyebabkan malabsorpsi dan diare
  • Dukungan pengobatan psikologis bagi ibu nan mengalami depresi

Cara mencegah weight faltering

Bunda kudu sedini mungkin menghindari kemungkinan terjadinya weight faltering pada bayi nan dapat dimulai saat masa kehamilan. Selama mengandung, ibu mengandung perlu memerhatikan porsi makanan dengan kandungan gizi nan sesuai standar seperti nan telah dijelaskan sebelumnya.

Bila ibu mengandung mengalami gangguan pada kondisi psikis seperti kekhawatiran maupun depresi, konsultasi dengan psikiatri perlu dilakukan untuk mendapatkan pengobatan. Setelah bayi lahir, sangat baik jika Bunda dan Ayah segera mendaftar KMS dan Buku KIA untuk memantau pertumbuhan bayi.

Pemberian ASI nan optimal juga dapat membantu memberikan nutrisi bayi untuk pertumbuhan berat badan. Sama seperti sebelumnya, porsi makanan untuk bayi juga perlu diperhatikan agar mengandung sumber-sumber unsur gizi dan nutrisi menurut standar nan berlaku.

Itulah info seputar weight faltering alias kandas tumbuh pada bayi nan sudah Bubun rangkum. Dengan demikian, Bunda dan Ayah dapat segera memantau kondisi pertumbuhan si mini agar terhindar dari kekurangan gizi. Semoga sehat selalu.

Bagi Bunda nan mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join organisasi HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(rap/rap)

Selengkapnya
Sumber HaiBunda
HaiBunda