7 Ciri-ciri Kulit Alergi Deterjen Dan Cara Mengatasinya, Perhatikan Ini

Sedang Trending 1 minggu yang lalu

Tahukah Bunda bahwa deterjen dapat menyebabkan alergi pada kulit? Beberapa Bunda mungkin mengalami muncul ruam merah alias rasa gatal setelah mencuci. Yuk, Bunda, ketahui ciri-ciri kulit alergi deterjen dan langkah mengatasinya berikut ini.

Deterjen cuci dapat menyebabkan kulit gatal. Hal ini biasa terjadi lantaran Bunda alergi terhadap deterjen nan Bunda gunakan. Reaksi alergi terhadap bahan-bahan dalam deterjen cucian dapat terjadi secara tiba-tiba, meskipun merek tersebut telah Bunda gunakan selama bertahun-tahun. 

Gejala dari alergi deterjen tak hanya muncul pada tangan. Pada beberapa kasus, alergi deterjen dapat memengaruhi bagian tubuh tertentu, seperti ketiak, alias menyebar ke seluruh area nan bergesekan dengan pakaian.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Banner Tanda ASI BerkualitasBanner Tanda ASI Berkualitas/ Foto: HaiBunda/Dwi Rachmi

Apa itu alergi deterjen?

Melansir dari Very Well Health, alergi deterjen adalah munculnya rasa gatal dan ruam merah pada beberapa bagian tubuh akibat kontak langsung dengan deterjen alias busana nan telah dicuci. Alergi deterjen terjadi pada beberapa Bunda nan mencuci baju alias mengenakan baju nan baru saja dicuci.

Memiliki alergi deterjen bukan berfaedah Bunda alergi terhadap merek deterjen tertentu. Deterjen cucian dapat menyebabkan reaksi alergi jika mengandung satu alias lebih bahan nan membikin Bunda alergi. Saat Bunda memakai busana nan sudah dicuci, tubuh Bunda mengalami reaksi negatif nan disebut dermatitis kontak sehingga muncul indikasi alergi.

Selain masalah kulit, penelitian menunjukkan bahwa deterjen juga dapat mengiritasi sel-sel di paru-paru, nan kemungkinan menyebabkan asma alias jenis reaksi alergi lainnya.

Apa penyebab alergi deterjen?

Bunda dapat mengalami reaksi alergi terhadap deterjen nan mengandung bahan tertentu. Melansir dari Very Well Health, penyebab terbesar dari alergi deterjen adalah wewangian, bahan pengawet, dan surfaktan. 

1. Wewangian

Bahan kimia pewangi ditambahkan ke deterjen untuk membuatnya harum. Namun bahan kimia tersebut dapat menimbulkan reaksi alergi. Dua bahan nan sering ditambahkan untuk membikin deterjen lebih wangi adalah limonene, nan berbahan dasar jeruk, dan linalool, nan menghasilkan beragam aroma bunga. Zat-zat ini mengeluarkan aroma ketika bercampur dengan oksigen di udara.

2. Pengawet

Pengawet ditambahkan ke deterjen untuk membantu melindungi dari kontaminasi unsur lainnya. Pengawet digunakan untuk memperpanjang umur simpan deterjen dan membunuh kuman alias jamur nan dapat menyebabkan deterjen terurai dan kurang efektif untuk membersihkan. Salah satu golongan bahan pengawet, nan disebut paraben, mendapat banyak perhatian negatif lantaran dapat menimbulkan reaksi alergi. Bahan kimia ini dianggap sebagai pengganggu endokrin, nan mengganggu hormon dalam tubuh. 

3. Surfaktan

Surfaktan adalah bahan lain dalam deterjen nan dapat menyebabkan reaksi alergi. Zat ini membantu menghilangkan noda dan menjaga kotoran nan terlepas dari cucian ke dalam air agar tidak menempel kembali pada pakaian. Beberapa jenis surfaktan sangat membantu menghilangkan noda berbahan dasar minyak, sementara jenis lainnya berfaedah sebagai pelembut kain. Surfaktan meningkatkan efektivitas deterjen cucian, namun jika bergesekan dengan kulit, unsur ini dapat menyebabkan iritasi.

Ciri-ciri kulit alergi deterjen

Reaksi alergi terhadap deterjen sangat mirip dengan reaksi alergi terhadap unsur lain, seperti poison ivy alias poison oak, nan menyebabkan dermatitis kontak. Melansir dari Very Well Health, ciri-ciri kulit alergi deterjen, di antaranya:

1. Kulit merah

Kulit kemerahan merupakan karakter paling dasar jika Bunda alergi terhadap deterjen. Ciri ini biasanya muncul setelah Bunda kontak langsung dengan deterjen alias mencuci busana menggunakan tangan.

Pada beberapa kulit nan sensitif, menggunakan baju nan baru saja dicuci juga dapat menyebabkan ruam merah pada kulit. Jika Bunda mengalami karakter ini, cermati produk deterjen nan digunakan, dan hindari penggunaan produk nan serupa.

2. Iritasi kulit

Setelah mendapat reaksi alergi berupa kulit kemerahan, reaksi selanjutnya nan muncul umumnya adalah iritasi kulit. Bunda bakal merasa bahwa kulit nan terpapar deterjen terasa perih dan gatal. Hal ini dapat menyakitkan dan mungkin saja menganggu aktivitas.

3. Pembengkakan di wilayah nan terkena

Reaksi alergi berikutnya adalah pembengkakan. Tubuh umumnya merespon alergi sebagai ancaman nan mengaktifkan keimunan untuk melawan infeksi. Hal ini menimbulkan pembengkakan pada area kulit nan terkontaminasi deterjen.

4. Kulit panas

Reaksi alergi selanjutnya adalah kulit terasa panas alias adanya sensasi terbakar. Kulit nan alergi pada deterjen bakal terasa panas dan menyakitkan. Jika Bunda mengalami sensasi panas setelah mencuci alias mengenakan pakaian, periksa kembali deterjen nan digunakan dan hindari kontaminasinya ya, Bunda.

5. Kulit nan menyakitkan saat disentuh

Jika Bunda merasa kulit sakit saat bersentuhan, perihal ini dapat menjadi karakter Bunda alergi terhadap deterjen. Kontak kulit dengan beberapa bahan dalam deterjen dapat mengiritasi sehingga menimbulkan rasa sakit.

6. Benjolan

Pada kasus nan ekstrem, tak hanya bengkak, kulit nan alergi terhadap deterjen bakal muncul benjolan. Biasanya benjolan muncul pada beberapa bagian tangan dan terasa nyeri. Jika Bunda mendapat benjolan setelah mencuci, perihal ini dapat mengindikasikan bahwa Bunda alergi terhadap salah satu kandungan deterjen nan Bunda gunakan.

7. Lepuh

Ciri-ciri alergi deterjen nan terakhir adalah melepuh. Jika rasa panas hanya membikin Bunda merasakan sensasi terbakar, karakter satu ini betul-betul membakar kulit. Bunda bakal mendapati beberapa bagian kulit melepuh akibat reaksi alergi deterjen.

Ciri-ciri alergi deterjen dapat berjalan terus-menerus jika Bunda tetap terpapar alergen dan dapat berjalan selama berminggu-minggu setelah paparan tersebut berhenti.

Mengobati reaksi alergi akibat deterjen

Ada beberapa langkah nan dapat membantu mengurangi reaksi alergi akibat deterjen nan Bunda alami. Melansir dari Very Well Health, langkah untuk mengobati reaksi alergi deterjen antara lain:

  1. Mandi oatmeal
  2. Mencuci area nan terkena dengan air dingin, menggunakan sabun bebas pewangi
  3. Bilas kulit secara menyeluruh
  4. Menepuk kulit hingga kering
  5. Mengoleskan krim alias salep pereda nyeri
  6. Mengenakan busana nan longgar

Pencegahan alergi deterjen

Meskipun Bunda tidak dapat mengontrol reaksi sistem kekebalan tubuh terhadap suatu zat, Bunda dapat mengurangi akibat reaksi alergi. Melansir dari Healthline, beberapa langkah untuk mencegah alergi deterjen di antaranya: 

1. Gunakan produk nan bebas dari jenis alergen nan paling umum

Carilah produk nan bercap "hipoalergenik" alias jenis nan dibuat unik untuk kulit sensitif. Gunakan produk ini untuk mencuci busana dan seprai ya, Bun.

2. Kurangi penumpukan deterjen di pakaian 

Pilih deterjen cair dibandingkan deterjen bubuk. Deterjen cair condong meninggalkan lebih sedikit residu setelah dicuci.

3. Jangan menggunakan deterjen terlalu banyak

Gunakan deterjen hanya sejumlah nan disarankan dan bilas hingga bersih. Terutama jika Bunda mencuci busana menggunakan tangan. Pertimbangkan untuk menggunakan opsi bilas pada mesin agar mengurangi paparan deterjen lebih lanjut.

4. Perhatikan produk nan digunakan

Setelah Bunda mendapat pemeriksaan alergi deterjen, bagian terpenting dalam menangani kondisi Bunda adalah menghindari apa pun nan mengandung alergen. Hal ini mungkin mengharuskan Bunda mengganti deterjen cucian dan/atau produk pembersih lainnya. Bunda juga kudu memperhatika produk deterjen nan digunakan saat mencuci busana di laundry alias meminta orang lain untuk mencucinya.

Bunda, itulah ciri-ciri kulit alergi deterjen dan langkah mengatasinya. Perhatikan produk deterjen nan Bunda gunakan ya. Semoga bermanfaat, Bunda.

Bagi Bunda nan mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join organisasi HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(fia/fia)

Selengkapnya
Sumber HaiBunda
HaiBunda